Pelayan itu menunduk dalam - dalam. "Siap, Yang Mulia."Tania berbalik dan berjalan pergi, langkahnya kali ini lebih ringan dan penuh percaya diri. Dia tahu bahwa Rairu mempercayainya, dan itu adalah modal yang sangat berharga. Sekarang, dia hanya perlu membuktikan bahwa kecurigaannya terhadap Mia benar.Keesokan harinya, Mia terbangun dengan perasaan tidak nyaman. Ia merasa seperti ada mata yang terus mengawasinya. Ia mencoba mengabaikannya dan bersiap - siap untuk hari itu.Setelah berpakaian, Mia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ruang makan. Di sana, ia melihat Rairu sudah menunggunya."Selamat pagi, Putri," sapa Rairu dengan seringai kecilnya."Selamat pagi, Yang Mulia," jawab Mia, sedikit gugup. Jujur Mia sedikit takut dengan Rairu, karena setaunya, reputasi Rairu sangat buruk. Dia kasar dan berdarah dingin. Mereka berdua duduk dan mulai makan. Suasana terasa canggung dan tegang. Mia merasa Rairu terus memperhatikannya, seolah - olah ia sedang mencari sesuatu."Apakah a
Last Updated : 2025-10-08 Read more