“Kar … kamu ….” Dimas memijit pelipisnya yang berdenyut. Bukannya dia tidak mau menerima Karina, hanya saja … Dimas memindai penampilan Karina. Jakunnya refleks naik turun menyambut aliran darahnya yang mendadak berdesir cepat.Satu hal yang pasti: penampilan Karina terlalu ‘mengundang’.Apa mungkin Karina memintanya melanjutkan kegiatan panas mereka tadi yang sempat terjeda? Memikirkan kemungkinan itu, wajah Dimas mendadak seperti terbakar. Jantungnya kini heboh menggedor dada. Dia sampai perlu berdehem demi menenangkan diri.Dimas yakin, tetangga-tetangganya belum lama masuk ke dalam kamar. Kemungkinan besar mereka belum tidur. Kalau ketahuan?“Nggak boleh?” Karina bergumam dengan bahu merosot lesu.“Kar, gini ….” Dimas menarik napas panjang, matanya dipejamkan sejenak.“Bukannya kamu sendiri yang melarang bawa masuk perempuan?” Dimas memiringkan kepala, tak habis pikir.“Barusan …” Karina menggigit bibir, tampak menahan senyum. “Aku cabut peraturannya.” kali ini dia menjawab lebi
Last Updated : 2025-09-20 Read more