Tatapan Maura tak pernah sedikitpun berpindah dari wajah Dimas, seakan ia menelanjangi setiap pikiran yang ada di benak suaminya. Dengan tatapan tajam itu, ia hanya ingin tahu alasan apa lagi yang akan Dimas berikan. Sebenarnya, ia ingin mengakhiri semua ini secepatnya, karena ia juga tak ingin hidup dalam rumah tangga yang sudah retak, hancur, dan berantakan. "Apa yang kamu sembunyikan dariku, Dimas?" tanya Maura dengan suara lemah tapi penuh tekanan. Setiap kata keluar dari mulutnya dengan berat. Dimas menggeleng tergesa-gesa. "Sayang, aku tidak. Aku tidak sembunyikan apa-apa darimu." Tapi tatapan Maura tidak berubah. Dia tahu Dimas sedang bohong, seperti sebelumnya. "Lalu, bekas bibir siapa yang ada di kemejamu?" "Sayang, itu ... itu pasti salah orang," ujar Dimas dengan suara gemetar. "Semalam aku hanya bekerja, ada banyak klien yang datang. Mungkin ketabrak orang saat pulang, atau —" "Atau apa?" tanya Maura dengan dingin, tatapan matanya tetap menatap Dimas. "Sayang, janga
Last Updated : 2025-12-06 Read more