Keesokan paginya, Velove terbangun lebih dahulu. Tapi dia merasa jika perutnya terasa berat. Saat dia membuka mata, dia melihat wajah Altares yang masih menutup matanya. Velove melihat wajah Altares, dari alis, hidung, rahang, dan terakhir pada bibir Altares. Velove meneguk ludahnya, biasanya setiap pagi Altares akan menciumnya. Tapi sudah tiga hari ini mereka perang dingin. Tanpa sadar, tangan Velove mengusap rahang Altares pelan. Velove memukul kepalanya pelan karena malah berpikir yang aneh aneh. "Aku lemah banget kalau udah nglihatin ini." gumam Velove pelan. Velove ingin menyingkirkan tangan Altares dari atas perutnya. "Kalau kamu mau cium duluan juga boleh kok." Mata Velove membola saat mendengar suara serak Altares. Altares membuka matanya perlahan, lalu melihat wajah Velove yang sejak dua hari lalu tak dilihatnya secara dekat. Velove gelagapan karena Altares menatapnya intens. Wajah Velove sudah memerah karena mata Altares seperti menelanjanginya. "
Last Updated : 2025-11-24 Read more