Jantung Cahya sontak berdebar lebih cepat. Namun, ia berusaha tenang.“Mungkin mau tumbuh gigi, Mbok.” Ibu muda itu menjawab lembut.“Takut aku. Tadi sebelum tidur tidak apa-apa. Bangun tidur badannya panas.” “Anak kecil biasa gini. Semoga tidak ada apa-apa,” ucap Cahya yang sebenarnya dia berbicara dengan dirinya sendiri. Mencoba membuat hatinya tenang meskipun kekhawatiran pun mencuat kuat.Anak berumur satu tahun itu membuka matanya, kemudian tersenyum seakan senang merasakan dalam gendongan ibunya.“Sakti, ini ibu, Nak. Ini ibu belikan bubur dan jeli kesukaan Sakti. Bangun dulu, ya.”Tubuh kecil itu menggeliat. “Cakti mo bobok.”Cahya tersenyum dan mengangguk. “Ya udah kalau begitu. Bobok ya, Sayang.”“Badannya panas,” gumam Cahya sambil meletakkan punggung tangan di dahi anaknya.Buru-buru dia mengambil sapu tangan berbahan handuk yang sebelumnya direndam air hangat. Katanya, ini akan memicu keringat sehingga menurunkan suhu tubuh. Namun, untuk sekian lama panas tidak berkurang
Last Updated : 2025-09-23 Read more