Pagi itu, napas Amel terasa semakin pendek ketika ia melangkah mendekati meja makan. Suara detak jam di dinding terdengar lebih keras dari biasanya. Alex duduk dengan tenang, tetapi ketenangan di wajah lelaki itu, justru membuat udara terasa semakin tegang. Ia tidak mengatakan apa-apa lagi, hanya mengamati, seolah Amel adalah sesuatu yang… baru saja ia temukan kembali. Amel duduk perlahan di kursi sebelahnya. Tangannya berusaha diam di pangkuan, tapi ia tahu jarinya masih saling menggenggam terlalu erat. Pelayan masuk, meletakkan hidangan di meja, sup hangat, roti panggang, buah yang dipotong rapi. Namun tak ada dari itu yang mampu mengalihkan fokus Amel dari tatapan Alex. Baru setelah pintu meja makan tertutup kembali, Alex bersuara. “Bagus.” Suara itu rendah, tenang, tetapi membuat Amel merinding halus. “Dressnya pas, kan?” Amel mengangguk cepat. “I–Iya, pas kok, Bos.” Alex mengangkat alis sedikit, seperti tidak senang dengan panggilan itu. “Alex,” katanya pelan, taj
Last Updated : 2025-12-09 Read more