Apa kamu masih perawan?" Suara itu berat, menusuk indra pendengaran Nana yang tengah terbuai dalam ciuman. Nana mendecih, senyum sinis terukir di bibirnya. "Kau yang belum mengenal sentuhan wanita, kurasa," desisnya, matanya menantang pria asing di hadapannya. Pria itu menyipitkan mata, jemarinya yang kasar mengusap lembut lekuk wajah Nana. "Meragukan kemampuanku, Nona?" bisiknya, nada suaranya rendah dan mengancam. "Ciumanmu saja kaku, tak membangkitkan bara asmara," ejek Nana, menusuk tepat di egonya. "Kau yakin berani berkata demikian?" tantang pria itu, matanya berkilat penuh nafsu. "Terlalu banyak bicara!" balas Nana, hatinya berdebar menantang bahaya. Pria itu menyeringai, seringai predator yang siap menerkam mangsanya. "Kau akan memohon ampun, Nona. Ingatlah itu," ancamnya, suaranya berbisik di telinga Nana. "Cih... buktikan saja!" Nana menarik leher pria itu, bibirnya menyambar bibir sang pria dalam ciuman yang membara. Ciuman yang awalnya lembut, kini berubah me
Last Updated : 2025-10-09 Read more