Suasana kamar terasa pengap.Entah sudah kali keberapa pipiku terasa panas pagi ini.Aku mengalihkan pandangan.Kalimatnya tentang “pernah menciumku” masih menggantung di udara, mengusik setiap gerak-gerik yang kulakukan.“Berhenti membahas itu,” potongku cepat sambil berjalan menuju lemari besar di sudut ruangan.“Kau seharusnya memikirkan pertemuan nanti, bukan malah sibuk menggodaku.”“Aku tidak menggodamu, Anya. Sudah kukatakan, ini hanya latihan,” jawabnya tenang.Suara gesekan kain terdengar—ia baru saja turun dari ranjang. Langkah kakinya masih sedikit kaku, namun tetap tegas saat mendekat.“Atau…” lanjutnya pelan, “…kau merasa tergoda?”“Diam, Tama. Berhenti main-main.” Jantungku berdetak tak karuan.Aku berbalik menuju lemari, mengambil terusan hitam yang sudah kusiapkan semalam, lalu berjalan cepat dan menutup pintu kamar mandi.Setelah selesai, aku menatap diriku di cermin.Napasku masih cepat, pipiku masih terasa panas.Tama mengetuk pintu. “Anya, bantu aku,” katanya pe
Last Updated : 2025-12-13 Read more