“Sekali lagi, maaf, Mbak... saya nggak sengaja.”Suara itu makin membuat Gandes gemetar. Lelaki di depannya menunduk, wajahnya separuh tertutup helm.Gandes menarik napas, menahan amarah dan takut bersamaan. “Nggak apa-apa,” katanya datar. Ia hendak pergi, tapi suara lelaki itu membuat tubuhnya menegang.“Gandes?”Pelan, tapi jelas.Gandes berpaling.Lelaki itu menatapnya, ragu. “Eh... Maaf, aku kira kamu siapa tadi. Mungkin karena aku saking marahnya, hingga kamu pun aku pikir dia. ” Ia tertawa kecil, seolah berusaha menutupi kegugupannya. “Sori, ya,....”Gandes cepat-cepat menunduk, menarik ujung kerudungnya lebih rapat. “Salah orang,” ujarnya cepat, lalu melangkah pergi. Tapi dalam hati, jantungnya berdegup kencang. Ia tahu itu Jati. Suara itu... cara dia memanggil, semuanya tak mungkin salah.Di belakangnya, Jati masih mematung, menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh. Ada sesuatu yang aneh di dadanya. Tatapan mata tadi seperti ia kenal. Tapi ia menggeleng pelan, menepis r
Last Updated : 2025-11-10 Read more