Dengan tangan gemetar, ia menekan nama Wulan.Kali ini tersambung."Assalamualaikum..." suara Wulan terdengar cepat. "Ndes? Kamu di mana? Kamu nggak apa-apa?""Ngak apa-apa, Lan." Suara Gandes serak. "Ryan nggak angkat. Dia putuskan telepon. Apa kamu tahu dia di mana? Kenapa dia nggak jawab?"Hening beberapa detik.Wulan terdengar menarik napas panjang, seperti ragu untuk bicara."Ndes..." suara Wulan melemah. "Ryan... dia,, aman di rumah sakit."Gandes membeku."Rumah sakit mana?""Dia... dia di Medical Center. Tapi dia sudah baikan, Ndes, kamu jangan khawatir. ""Kenapa dia... kenapa dia bisa di rumah sakit elit itu, Wulan? Bagaimana dengan biayanya?""Tenang, ada yang biayai," lanjut Wulan cepat, namun tak enak hati jika menyebut Mica. "Sandi yang bilang. Katanya Ryan nggak apa-apa. Kamu tenang dulu, ya?""Tenang?" suara Gandes hampir tidak terdengar. "Lan... aku harus ke sana. Aku harus lihat dia. Sekarang.""Jangan sekarang! Kamu nanti ketahuan Jati, Ndes. Nanti Jati bikin Ryan m
Last Updated : 2025-11-19 Read more