Tok, tok, tok.Setiap ketukan itu membuat jantung Claire berpacu dua kali lebih cepat.“Apa yang harus kita lakukan?” Bisik Claire lagi.Sementara, satpam itu menyipitkan matanya dari luar jendela. Lehernya menjulur, mendekatkan ujung hidungnya ke permukaan kaca mobil yang gelap. Kepalanya bergerak-gerak curiga.“Tenang, kaca mobil ini gelap. Mustahil dia bisa lihat ke dalam,” suara Devon nyaris tak terdengar. “Sekarang, bersembunyilah di jok belakang.”Claire bergerak pelan ke jok belakang. Lantas, Devon membenarkan pakaiannya. Setelah mengembuskan napas panjang, dia tersenyum sambil menurunkan jendela mobil.“Ada apa, Pak?”“Oh, Pak Devon. Maaf, Pak. Saya menyadari sedari tadi mesin mobil Bapak nyala, tapi mobilnya nggak jalan-jalan. Saya takutnya kenapa-napa,” terang satpam itu.Namun Devon tahu bola mata satpam itu menelusuri bagian dalam mobilnya dengan curiga.“Saya sedang mengerjakan sesuatu, mendadak,” Devon mengangkat ponselnya.“Baik, Pak. Takutnya Bapak keracunan CO2,” satp
Last Updated : 2025-10-16 Read more