Aku melihat Razik dan teman-temannya di gerbang sekolah. Mereka tidak lagi mengejekku. Mereka hanya menatapku, dengan mata yang dipenuhi rasa hormat. Aku juga melihat Rio. Ia menatapku, tapi ia tidak mengatakan apa-apa. Aku duduk di kelas, Aku merasa tenang. Kehidupan sekolahku kembali normal. Namun, tiba-tiba pintu kelas dihantam, membuat semua orang terkejut. Pintu itu berayun terbuka dengan suara keras. Aku menoleh, dan melihat Rio. Matanya menatapku, tatapannya tidak lagi sombong, tapi penuh tekad. Aku tahu, ia tidak datang untuk berkelahi. Ia datang untuk sesuatu yang lain. Rio berjalan ke arahku, mengabaikan tatapan semua orang. Ia berdiri di depanku, lalu mengulurkan tangannya. "Kau menang," katanya, suaranya dipenuhi rasa hormat. "Aku akan menepati janjiku." Aku menatap tangannya, lalu menatap matanya. Aku tahu, ini bukanlah akhir dari pertarungan kami, tapi awal dari petualangan baru. Sebelum aku sempat menjawab, pintu kelas kembali terbuka. Bima, dengan tubuh besarnya,
Terakhir Diperbarui : 2025-11-03 Baca selengkapnya