Air mata kepedihan tak berhenti mengalir di pipi Aira, dadanya terasa semakin sesak terhimpit getir. Tubuhnya bergetar sampai kehilangan kekuatan untuk berdiri tegak. Aira merosot, memeluk dirinya sendiri, menyender di dinding dapur yang dingin. Marselino Wijaya!Pas saat ia menyerukan kemarahan atas nama itu, sosok yang dimaksud berada di hadapannya.“Baguslah, kamu sudah tahu semuanya!” tawa sumbang menusuk pendengaran Aira.Aira berusaha menentramkan napasnya, tetapi sangatlah sulit.“Brengsek, kamu!” ujar Aira dengan tangan terkepal kuat sembari menatap Marsel yang berdiri tidak jauh darinya.“Tasya Amalia sudah kembali, aku rasa kita selesai,” ucap Marsel tanpa merasa bersalah.Dengan usaha keras, Aira berdiri, ia menghapus jejak air mata di pipinya.“Sejak kapan kamu bermain di belakangku?” Aira butuh jawaban itu agar ia tahu berapa lama dibohongi oleh pria yang dilayani sepenuh hati selama tiga tahun belakangan ini.“Sejak Tasya kembali dari Prancis.” Jawaban mantap d
ปรับปรุงล่าสุด : 2025-10-28 อ่านเพิ่มเติม