Udara malam berhembus dari sisi balkon, membawa aroma anggur, parfum mahal, dan samar bau asap dari pesta yang masih berlangsung di dalam ballroom. Lampu-lampu kota berkelip jauh di bawah sana, berpendar seperti permata yang ditaburkan di langit terbalik.“Jadi katakan, apa kamu mengikutiku sampai ke sini?”Karina berdiri di tepi balkon, jemarinya yang mungil mencengkeram pagar pembatas yang dingin. Gaun satin warna sampanye yang ia kenakan bergerak pelan tertiup angin, sementara beberapa helai rambutnya menempel di pipi karena lembap keringat. Napasnya pendek, bercampur alkohol dan amarah yang mulai naik.Di hadapannya, Garda berdiri tegak, posturnya santai tapi penuh kewaspadaan. Jas hitamnya terlipat rapi. Namun sorot matanya kontras dengan ketenangan itu. Tatapan itu gelap, fokus, seperti sedang menilai setiap gerak tubuh Karina.“Jangan gegabah mengambil kesimpulan, Karina” ujar Garda datar.Karina tertawa kecil penuh getir. “Oh ya? Lucu sekali karena pada kenyataannya, kamu munc
Last Updated : 2025-11-13 Read more