NIGHTMARE

NIGHTMARE

Oleh:  DLeea  On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
9.9
18 Peringkat
10Bab
1.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Reviline Smith, seorang pemuda yang berprofesi sebagai fotografer memiliki masa lalu yang kelam hingga membuat dirinya menjadi sangat tertutup. Kehidupannya terasa begitu membosankan ketika memori yang begitu menyakitkan silih berganti menghampirinya setiap malam hingga menjadi mimpi buruk baginya. Hingga suatu hari, tanpa sengaja dia bertemu dengan gadis bermata biru terang yang bernama Irene Broune. Dari sifatnya yang ceria dan mudah bergaul membuatnya mudah beradaptasi dengan lingkungan baru di Kota Hollo. Sampai kejadian-kejadian tak terduga membuat Reviline dan Irene menjadi dekat satu sama lain. Hingga tanpa mereka sadari ada sesuatu yang membuat keduanya terikat dari kenangan masa lalu Reviline. Jadi mampukah keduanya berjalan bersama ketika kebenarannya terungkap? Apakah mereka sanggup?

Lihat lebih banyak
NIGHTMARE Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
miimurgnin
Wah bagus ceritanya... Next ya kak.. Semangat lanjutin cerita
2021-05-18 09:05:33
1
user avatar
Ded'y Irawan
Lanjut kak, semangat nulisnyaaa❤️
2021-05-08 07:57:29
1
user avatar
SURIYANA
Ada kepedihan saat membaca tentang background Reviline. Semoga nanti ada akhir yang bahagia buat dia yaaa....
2021-05-04 05:47:35
1
user avatar
Ni R
Semangat Zheyenkkk
2021-05-02 15:44:11
1
user avatar
Blue Busy
Semangat nulisnya, ku tunggu update baru yaa!!
2021-04-30 05:39:39
1
user avatar
Ded'y Irawan
Lanjut kaaaaa
2021-04-28 15:59:35
1
user avatar
Iwy_2901
Semangat nulisnya Kak ✨✨✨
2021-04-28 05:41:36
1
user avatar
Authoring
Menarik sekali ceritanya, sukaaaaa. Dapat salam >> My Girl is mine
2021-04-18 18:59:33
1
user avatar
Kaagaluh
Sukaaaa 😍 Semangat nulisnya ya, Kak.. Aku menunggu lho
2021-04-18 16:06:03
1
user avatar
Shesil KN
Semangat nulisnya❤
2021-04-13 10:28:59
1
user avatar
Shadow_Monarch
Gimme more🔥
2021-04-12 23:43:33
1
user avatar
Franciarie
Semangat, Kak😍
2021-04-11 01:58:32
1
user avatar
Cekeranailler
Semangat nulisnya 😁
2021-04-10 19:56:13
1
default avatar
Amandarla
Lanjut terus kaaaa semangat aku tunggu terus,,,,
2021-03-29 21:18:33
1
default avatar
luluhan
Kak lanjut dooong
2021-03-18 20:10:57
1
  • 1
  • 2
10 Bab
Prologue : A Start
December 20, 2015Jemari lentik milik gadis bernama Irene Broune melingkar disekeliling cangkir berwarna tosca berisi segelas coklat panas dari sang ibu, Hanna Broune. Sudah lebih dari satu jam salju pertama turun di Kota Hollo, gadis itu masih dengan setia duduk di kursi dekat jendela kamarnya. Mata birunya menatap pohon maple yang terletak tidak jauh dari trotoar depan rumahnya, daunnya kini mulai tertutup salju. Ah, sepertinya truk pengeruk salju harus bekerja ekstra mulai besok pagi.Sudah lebih dari tiga hari Irene dan ibunya pindah ke Kota Hollo. Tetapi anehnya ia bahkan belum pernah sekalipun menjumpai tetangga depan rumahnya. Padahal Irene hanya ingin berkenalan atau jika bisa sekalian menjadi teman, karena dia merasa bosan ketika belum mendapat teman di tempat baru ini.Pandangannya tertegun ketika mendapati seorang pemuda jangkung me
Baca selengkapnya
Chapter 1 : Second Time
Sudah lewat tengah malam.Jalanan Kota Hollo terlihat begitu sepi menyisakan beberapa kendaraan yang bisa dihitung dengan jari. Mobil Audi milik  Irene Broune masih terparkir tidak jauh dari cafe tadi. Sudah sekitar dua jam ia menunggu, bahkan beberapa tokoh yang ada dijalanan Kota Hollo mulai tutup.Ah, seharusnya pemuda itu berpikir berapa kali untuk meminum bir jika memang toleransi alkoholnya rendah, alhasil tiba-tiba pemuda itu muntah didalam mobil. Merepotkan saja!Malam ini, ibunya tidak pulang ke rumah karena baru saja tadi pagi melakukan peresmian kantor cabangnya di Kota Hollo. Ibunya, Hanna Broune yang sudah berumur akhir tiga puluhan masih berdedikasi sebagai psikolog klinis. Sedangkan ayahnya sudah meninggal sejak empat tahun lalu akibat kecelakaan mobil.Pemuda itu masih belum bangun padahal Irene telah selesai membersihkan l
Baca selengkapnya
Chapter 2 : A Freaky Young Man
Beradaptasi dengan lingkungan baru mungkin tidak begitu mudah bagi Irene. Gadis berusia dua puluh dua tahun itu terus saja menatap keluar jendela kamarnya berharap badai salju segera usai. Hari ini dirinya berencana pergi ke Art Gallery untuk mempersiapkan pameran yang akan diadakan minggu nanti. Sepertinya dia akan terlambat buktinya lima belas menit lalu, rekan kerjanya memberitahu bahwa teman-temannya yang lain sudah berkumpul disana. Sialnya dia tidak melihat perkiraan cuaca hari ini, ibunya bahkan sudah pergi ke kantor terlebih dahulu saat fajar belum menyingsing. Kalau dia tidak datang hari ini ke lokasi pameran, dia sendiri jadi tidak enak sebab dua hari yang lalu sudah absen karena membantu sang ibu mengurusi kantor baru.Setelah beberapa saat pikirannya berkecamuk, ia kemudian memutuskan untuk mengendarai mobilnya menuju Art Gallery Kota Hollo di tengah
Baca selengkapnya
Chapter 3 : What Is Wrong?
Bak rollercoaster, kehidupan memang berjalan naik turun. Bedanya hanya terletak pada bagaimana caranya seseorang untuk menjalaninya, memilih melewati sampai akhir hingga menemukan jalan keluar atau hanya berputar pada porosnya. Lalu bagaimana untuk Reviline Smith? Untuk beberapa orang terkadang mengikuti alur tidak selamanya berakhir buruk tetapi apakah dia akan menyesal kemudian hari karena tidak berjuang sejak awal. Dirinya tidak punya mimpi lagi untuk saat ini padahal dulu semuanya ingin dia gapai tetapi hilang begitu saja ketika harapan itu pergi bersama luka yang sampai sekarang ia rasakan. Reviline sudah lebih dari setengah jam berkutat pada buku yang saat ini sedang ia baca. Sudah menjadi rutinitas baginya ketika ada waktu luang disela-sela pemotretan. Jadwal memotretnya hari ini dilanjutkan jam enam sore setelah jam satu siang tadi selesai sesi pemotretan kedua, saat ini temannya sedang menggantikannya memotret mod
Baca selengkapnya
Chapter 4 : Fhotograph
Kelopak matanya mengerjap berkali-kali menyesuaikan cahaya remang yang dipancarkan lampu tidur di atas laci kayu. Kepalanya masih sedikit berdenyut ketika dirinya bangun dari posisi tidurnya. Terdiam sesaat kemudian menyadari bahwa dirinya merasa asing dengan ruangan yang didominasi warna putih yang sekarang ia tempati, jelas sekali ini bukan kamarnya."Kau sudah bangun."Irene tersentak saat menyadari Reviline mengamatinya dari kursi yang terletak tak jauh di pojok kamar. Entah kenapa tiba-tiba potongan kejadian beberapa jam lalu kembali berputar seperti roll film sehingga membuat kepalanya pusing. Sontak gadis Broune itu segera menyibak selimut guna melihat pakaiannya masih terpasang dengan benar atau tidak. Sedangkan Reviline hanya tertawa samar melihat kelakuan gadis didepannya."Hey! Kau tidak melakukan hal-hal anehkan saat aku pingsan ta
Baca selengkapnya
Chapter 5 : The Beginning Of Game
Menerawang jauh ke nirwana biru, semburat putih terlihat mengelilingi. Burung-burung berlalu lalang menghiasi jalanan yang sudah bersih dari salju mematuk biji-bijian yang jatuh dari pepohonan. Reviline Smith baru saja keluar dari Coffe Shop sembari menenteng cup coffe Americano yang baru saja ia beli. Setelah memasuki mobilnya yang terparkir di dekat area pertokohan, ia kemudian menatap sinis seseorang yang duduk disamping kursi pengemudi."Bukankah aku sudah menyuruh managermu untuk menjemputmu kemari, Clara." Clara terdiam sembari memperhatikan kukunya yang sudah dipoles kutek berwarna merah mencolok tadi pagi. "Tidak. Aku sudah memberitahukan kepada managerku bahwa dia tidak perlu menjemputku." Reviline meremas setir mobil dengan begitu geram, "Apa yang kau katakan?" "Aku hanya ingin menikmati sebuah kencan." Jawabnya tanpa merasa bersalah sama sekali sembari menaikan satu kakin
Baca selengkapnya
Chapter 6 : Scenario
Irene Broune menatap pantulan dirinya melalui cermin di kamarnya. Saat ini, ia baru saja selesai memoleskan make up ke wajahnya hingga berbeda dari biasanya. Tubuhnya terbalut dress berwarna peach dengan banyak permata berkilau yang panjang dressnya hanya sebatas lutut hingga saat gadis itu berjalan paha mulus miliknya akan terlihat. Rambut pirangnya ia gelung dengan pita kecil disekelilingnya kemudian hanya menyisakan sedikit rambut yang sengaja ia juntai ditiap sisi pelipis.Gadis itu masih heran kenapa Reviline malah memilihnya untuk berpura-pura menjadi kekasihnya padahal diluar sana masih banyak gadis lain yang sepertinya bersedia menggantikan posisinya. Sekitar tiga puluh menit lalu, Reviline memberitahukan scenario yang akan dijalankan olehnya melalui telepon. Sebenernya dia agak tidak percaya diri bahwa malam ini akan melakukan hal semacam ini padahal dulunya dia aktif sekali berperan di drama musikal ketika
Baca selengkapnya
Chapter 7 : Kiss
Kelopak matanya mengatup dari beberapa saat lalu ketika Irene menyandarkan tubuhnya di dinding bercat putih. Sekarang sedang dilangsungkannya pameran lukisan yang bertempat di Art Gallery kota Hollo. Para pengunjung dari berbagai kalangan bahkan sudah berdatangan menikmati lukisan yang ditampilkan. Beberapa kelompok pelajar bahkan datang dengan membawa alat tulis ditangan mereka beberapa diantaranya membawa kamera. Orang-orang di kota ini terlihat begitu antusias mengelilingi pameran.Netra biru terangnya kemudian menyorot ke arah Peter selaku wakil ketua penyelenggara pameran yang kini terlihat memasuki ruangan panitia. Menghembuskan napas perlahan karena tubuhnya cukup lelah setelah tadi malam hanya bisa tertidur empat jam saja. Entah kenapa matanya sulit terpejam mengingat bagaimana perlakuan manis Reviline kepadanya."Ah, aku sudah gila." Lirihnya lalu memilih berkeliling seperti pengunjung lainnya.B
Baca selengkapnya
Chapter 8 : Suddenly
Udara terasa begitu dingin ketika Gadis Broune menyusuri trotoar jalanan yang terlihat sepi.Sudah pukul sembilan malam tetapi Irene masih berkeliaran setelah beberapa saat lalu menemui Peter di salah satu kedai dekat tempat tinggalnya. Pertemuannya dengan pemuda tan itu karena karena Peter akan kembali ke kotanya besok pagi. Untuk itu, Peter ingin mentraktir Irene beberapa makanan sebagai salam perpisahan. Ah, ia jadi rindu rumahnya dulu.Meremas slingbagnya perlahan saat melewati jalan yang gelap, sepertinya lampu penerang jalan disini rusak. Harusnya tadi ia menerima ajakan Peter untuk mengantarnya kembali ke rumah.Saat dirinya sedang fokus berjalan,  seseorang muncul dari kegelapan dengan jalan yang tertatih. Irene yang melihatnya ingin segera berteriak tetapi percuma saja tidak ada orang lain yang terlihat disekitar sini.Mendengar langkah kaki yang kian mendekat, Irene kemudian
Baca selengkapnya
Chapter 9 : Annoying
"Tuan muda berhasil kabur."Pria yang berumur awal empat puluhan itu membanting guci yang berada di dekatnya dengan kencang hingga membuat beberapa orang disana kaget. Raut muka tidak suka terpancar jelas dari wajah pria yang kini menatap ke arah anak buahnya dengan marah.Ruangan mewah yang sengaja dibuat kedap suara itu sekarang kondisinya amat mencekam mengingat bahwa Andrew Smith memiliki peran besar disana."Falco!" Ujar Andrew kepada algojonya yang bernama Falco, ia sudah bertahun-tahun bekerja untuknya.Falco melihat ke arah bossnya dengan penuh hormat."Apa yang kalian lakukan? Kenapa menangkap Reviline Smith saja kalian tidak becus!!!" Ucap pria itu yang tak lain ayah kandung Reviline.Anak buahnya saat ini menundukkan
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status