"Lukas, jelaskan padanya!" "Baik, Tuan Muda." Pria tua berusia lima puluhan itu menyerahkan setumpuk kertas di depan Alena. "Silakan dibaca, Nona Alena." Meski tak paham akan situasi aneh itu, Alena melakukan apa yang dikatakan Lukas. Dia membawa kertas berjumlah lima lembar tersebut dan membacanya baik-baik. "Tidak .... aku tidak bisa," bisik Alena sedih. "Maaf, Tuan. Anda salah orang jika menganggap saya perempuan seperti itu!" Brak! Meja di depannya digebrak kasar oleh Harry. Lelaki bermata hijau itu menatapnya dengan sorot membunuh yang siap untuk menerkamnya seketika. Alena sampai terkejut, memundurkan tubuhnya ke belakang. "Aku memberimu satu miliar rupiah, tapi kau menolak untuk melahirkan anak untukku? Hei, gadis tak tahu diri, sepertinya kau menganggap dirimu sangat berharga!" Harry mencengkram jari-jari tangannya penuh amarah."Lukas, buang gadis sialan ini ke hutan!" perintah Harry kemudian. **** Halo, untuk lihat novel lainnya follow ig author yuk, kak. Ig : @butiran_debugn dan fb butiran debu. Terima kasih, semoga kalian suka dengan karya-karya author, ya.
view more"Jangan ... tolong jangan lakukan itu padaku," bisik gadis yang terkulai lemas di atas ranjang. Tubuhnya terasa panas, tatapan matanya sayu pada lelaki yang berdiri di depannya.
Lelaki itu tak menghiraukan perkataan Alena, dan langsung menindihnya dari atas.
"Tolong ... jangan lakukan itu."
"Diamlah, dan nikmati permainanku!"
Alena mencoba mengelak dan merontah, tapi pengaruh obat perangsang yang dicampurkan ke dalam minumannya membuat Alena tak bisa melawan. Dia hanya bisa pasrah saat tubuhnya digagahi oleh pria yang sama sekali tak dikenal. Pria bermata hijau dan wajah tampan namun sifatnya berbanding terbalik.
Setelah puas melancarkan aksinya, Harry mengenakan jubah tidurnya dengan santai. Dia menatap tubuh kecil gadis yang kini meringkuk di sebelahnya.
"Diam lah. Aku tak suka mendengar orang menangis!" bentaknya kasar.
Alena yang masih setengah sadar menatap pria di sebelahnya. Tangannya mencengkram erat ujung selimut penutup tubuh polosnya tanpa pakaian. Matanya terus mengeluarkan cairan hangat bersamaan dengan lirih tangis sedih di bibirnya.
Sakit ... tubuh bagian intinya sangat perih atas perlakuan buruk lelaki itu.
"Apa yang kau tangiskan?" hardik Harry. Mata tajamnya menatap pintu besar di depan sana.
"Lukas!"
Dalam hitungan detik pintu itu terbuka, memunculkan wajah seorang pria berusia lima puluhan.
"Ya, Tuan Muda. Saya di sini." Pria bernama Lukas itu membungkuk sopan.
Alena mengenal lelaki bernama Lukas itu. Pria tua yang menculiknya saat akan pulang dari toko toserba, tadi malam.
"Lukas, jelaskan padanya!"
"Baik, Tuan Muda."
Pria tua berusia lima puluhan itu menyerahkan setumpuk kertas di depan Alena. "Silakan dibaca, Nona Alena."
Meski tak paham akan situasi aneh itu, Alena melakukan apa yang dikatakan Lukas. Dia membawa kertas berjumlah lima lembar tersebut dan membacanya baik-baik. Di sana dikatakan Alena harus mengandung anak laki-laki untuk keluarga Borisson. Tanpa pernikahan, dan siap meninggalkan anak itu setelah lahir.
"Tidak .... aku tidak bisa," bisik Alena sedih. "Maaf, Tuan. Anda salah orang jika menganggap saya perempuan seperti itu!"
Brak!
Meja di depannya digebrak kasar oleh Harry. Lelaki bermata hijau itu menatapnya dengan sorot membunuh yang siap untuk menerkamnya seketika. Alena sampai terkejut, memundurkan tubuhnya ke belakang.
"Aku memberimu satu miliar rupiah, tapi kau menolak untuk melahirkan anak untukku? Hei, gadis tak tahu diri, sepertinya kau menganggap dirimu sangat berharga!" Harry mencengkram jari-jari tangannya penuh amarah.
"Lukas, buang gadis sialan ini ke hutan!" perintah Harry kemudian.
"Ta-tapi, Tuan?"
"Kau tak mendengarku? Kau ingin dibuang bersamanya? Siapa pun yang tidak mendengarkan perintahku akan bernasib sama sepertinya!" Harry menekankan kalimatnya.
"Ba-baik, Tuan Muda," jawab Lukas. Tubuhnya ikut gemetar membayangkan tubuh tuanya berujung menjadi santapan hewan buas.
"Dan jangan lupa, bikin berita yang akan merugikannya. Buat dia seakan-akan bunuh diri!"
Tadi malam ketika pulang dari bekerja, orang-orang itu menculik Alena. Mereka memaksa Alena meminum air yang tiba-tiba membuat tubuhnya lemas tak berdaya. Hanya rasa panas yang Alena rasakan di sekujur tubuhnya sebelum Harry mulai menggagahinya.
"Mari ikut kami, Nona," ajak Lukas.
"Jelaskan apa mau kalian! Kenapa kalian melakukan ini padaku?"
Lelaki tua itu menggerakkan tangannya memberi perintah yang langsung dipahami para bawahannya. Tiga pria lainnya mendekati Alena, memaksanya berdiri dari atas ranjang. Alena mencoba melepaskan diri tapi tubuhnya terlalu kecil untuk melawan.
Tiga pria yang menariknya memaksa Alena masuk ke dalam mobil. Lelaki bernama Harry itu sudah menghilang entah ke mana.
"Lepaskan aku! Lepaskan aku! Mau kalian bawa ke mana aku?" teriak Alena. Tangannya memukul-mukul kaca jendela di belakangnya.
"Jangan terlalu berkeras, Nona. Kaca mobil itu didesain dengan sangat canggih. Tak akan ada yang melihat Nona dari luar sana."
Ya Tuhan ... siapa orang-orang jahat ini? Kenapa mereka menculik Alena dan akan mereka bawa ke mana dia? Gadis itu sangat ketakutan dan tubuhnya gemetar menahan sakit.
Di hutan yang sudah jauh dari perkampungan Alena disuruh turun dari dalam mobil. Kaki tanpa alas itu dia injakkan di atas rumput ilalang, dan langsung disambut duri di bawah sana. Alena menjerit, sakit dia rasakan di telapaknya.
"Nona, hutan ini penuh dengan hewan buas. Berhati-hati lah. Jika Anda beruntung, mungkin Nona bisa bertahan sampai besok pagi. Tapi, jika Anda tidak beruntung, Nona mungkin akan menjadi santapan hewan-hewan liar itu begitu kami meninggalkan tempat ini," ucap Lukas memperingatkan.
"Tolong jangan buang saya di tempat ini, Tuan. Saya sangat takut. Tolong antarkan saya kembali ke rumah, Tuan," mohon Alena, berlutut di antara kedua kakinya.
"Maaf. Kami hanya menjalankan perintah."
Tanpa memberi kesempatan, mobil itu meninggalkan Alena di sana. Di hutan yang sudah sangat jauh dari perkampungan.
"Tolong saya, Tuan. Jangan tinggalkan saya ...."
Alena menjerit, mencoba mengejar mobil berwarna hitam yang kian menjauh. Alena mengabaikan kakinya yang sudah tertusuk duri ilalang berkali-kali. Dia terus berlari di antara jalanan berlumpur, berharap bisa mendekati mobil itu. Tapi sayang, kekuatannya tak sehebat yang dia harapkan.
Tubuhnya tersungkur. Alena terjerembab di atas kubangan bekas ban mobil yang berlumpur. Wajah cantik berkulit putih mulus itu tergores oleh bebatuan kecil dan membuatnya berdarah. Alena menangis sejadinya, ketika melihat mobil itu sudah menghilang dari pandangan.
Bersambung
Esau berlari menaiki tangga pintu masuk istana keluarganya, dengan penuh semangat dan senyum yang tergambar di bibirnya. Tangan kanan menjinjing sebuah boks besar yang dia bawakan hadiah untuk istrinya, belakangan ini dia memang menjadi sangat romantis sejak mendengar kabar kehamilan Freya. Setiap akan pulang dari mana pun, Esau menyempatkan membawa hadiah untuk Freya. Baik itu berupa bunga, makanan, atau benda apa saja yang dia temukan di jalan. Terkadang juga Esau mencari-cari sesuatu yang diinginkan ibu hamil melalui situs internet, lantas membawakannya untuk Freya. Dia adalah suami yang begitu mencintai istrinya. “Sayang...” Esau mendorong pintu kamar, memamerkan jinjingan yang dia bawa. “Lihat, aku membawa apa padamu?” Freya yang tengah berbaring membaca sebuah buku, menurunkan buku itu ke atas perutnya dan melihat Esau. Sejak hamil dan dikatakan fisiknya lemah, Freya dengan suka rela mengambil cuti kuliah dan lebih memilih menghabiskan waktu menikmati k
“Frey, kalian harus datang, ingat!”Leona berseru dari ujung sana, melambaikan tangannya pada Freya yang masih berdiri menunggu Esau membukakan pintu mobil. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban untuk seruan dari Leona.“Baik lah, akan aku usahakan.” Freya lalu masuk ke dalam mobil di samping suaminya yang menyetir.“Datang? Memangnya... ke mana dia mengajakmu?”“Ulang tahun. Leona merayakan ulang tahunnya, dan dia mengundang kita.”“Kenapa kita harus datang?” Esau menyahut acuh, menyalakan mesin mobil yang membawa mereka meninggalkan parkiran kampus. “Aku heran kenapa kau mau berteman dengannya, padahal dulu dia jahat padamu.”Jika dipikir-pikir, Leona memang banyak melakukan kejahatan pada Freya, tapi di balik itu Freya sendiri sudah membalasnya, kan? Lantas kenapa harus merasa dirinya harus membenci Leona lagi? Lagian Leona sendiri sudah meminta maaf secara terang-tera
Semua orang menjadi diam melihat kedatangan pria itu. Esau masih terkejut, bahkan dia tidak sadar kapan Ezra Raves berjalan menuju kado besar yang sudah Harry siapkan. Dia menatap Harry dengan tatapan yang sedikit aneh.“Apakah kado dariku sangat besar?” katanya, seakan menyindir Harry. Ezra cukup tahu Harry adalah seseorang yang selalu mempersiapkan segala sesuatu, dan sudah pasti Harry lah yang membuat kado itu seakan-akan dari dirinya. “Kalian tampak senang melihat kado dariku, tapi tampaknya tidak senang dengan kedatanganku.” Ezra berpindah ke depan Harry, mengulurkan tangannya dan berkata, “Halo, Besan, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama.”Harry muak melihat sikap Ezra yang seakan ingin menunjukkan sifat arogannya. Tapi demi menjaga nama baik menantu perempuannya, Harry mengulurkan tangan untuk menyambut Ezra. “Ya, selamat datang kembali. Aku pikir pesawat itu sudah meledak sehingga kau mungkin tidak akan pernah dat
“Selamat, akhirnya kau benar-benar menjadi lelaki jantan.” Parsa menepuk pundak sahabatnya, membuat Esau mengerut kening tidak senang.“Sial! Apa selama ini aku kurang jantan di matamu?” umpat Esau pelan, tidak senang dia dengan ledekan yang ditujukan Parsa padanya.“Mana aku tahu, Freya lah yang tahu bagaimana kau di ranjang.” Parsa melirik Freya dan meneruskan pertanyaan Esau padanya. “Bagaimana, Frey, apakah Esau jago di ranjang?” ucapnya sembari tertawa.Kesal, Esau meninju pelan pundak Parsa untuk menyuruh sahabatnya itu diam. “Diam lah, Brengsek, atau aku memanggil bagian keamanan untuk mengusirmu,” balasnya sambil bergurau.Hal itu membuat Julian ikut tertawa mendengar dua sahabatnya yang saling mengejek, dan ikut serta di dalam perbincangan mereka. “Mungkin kau memang tidak jago, Esau, sebab itu Freya ingin meninggalkanmu.”“Hei, tutup mulutmu atau aku
“Apa yang kau lakukan, Esau?” Freya menarik Esau untuk menjauh, tetapi Esau tidak menggubrisnya. Dia tidak akan menyerah begitu saja sebelum Felisha menunjukkan apa yang dia sembunyikan.“Frey, aku lah yang lebih dulu mengenal bibi, jadi aku tahu dia tidak sepenuhnya gila. Sebelum kau masuk ke dalam hidupku, perawat mengatakan bibi hanya butuh pengobatan ringan. Dia hanya terlalu malu bertemu denganmu, sampai-sampai berkata tidak ingin melihatmu lagi. Benar seperti itu kan, Bi?” tanya Esau tegas.Tentu hal itu membuat Felisha tak tahan lagi. Dia lelah menahan diri hingga akhirnya meneteskan air mata dari kedua sudut matanya.“Aku orang jahat, kenapa aku berhak memiliki anak? Aku sudah membuat semua orang menderita, aku tidak pantas menjadi ibunya,” bisik Feli lemah.Pertemuan dengan Ezra sudah membuat Feli seperti tersadar bahwa dirinya adalah orang jahat yang tak pantas mendapatkan perhatian dari siapa pun. Semua tuduh
“Maaf sudah memisahkanmu dengan papamu.” Esau mengelus wajah Freya, satu jarinya bermain-main di wajah cantik gadis yang bersandar ke pundaknya.Bagaimana pun, Ezra Raves adalah pria pertama yang mencintai gadis itu sejak dia lahir. Mungkin banyak kesalahan yang Ezra lakukan, tapi tetap saja cinta seorang ayah tidak bisa dihilangkan dari hati.“Kau masih sedih?” Kini Esau tatap wajah cantik istrinya dengan memegangi dagu lancip Freya.Menggeleng lemah, tentu saja Freya berbohong. Dia tidak bisa berkata dirinya baik-baik saja setelah yang barusan terjadi.“Sedih sebentar tidak akan membunuhku, kan?” bisik Freya, lagi air matanya mengalir. “Papa tidak boleh hanya menyalahkan mama, mereka sama-sama salah. Aku harus tega pada papa untuk membuatnya menyadari kesalahan.”“Benar, kau tidak melakukan kesalahan. Jika papamu bisa berpikir dengan baik, seharusnya dia menyesal.”Helaan na
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Mga Comments