Home / Romansa / Melahirkan anak untuk CEO / 3. Bunuh Saja Aku.

Share

3. Bunuh Saja Aku.

Author: Butiran_Debu
last update Last Updated: 2021-03-29 18:43:25

Sudah tiga hari Alena dikurung di kamar besar penyiksaan itu. Tubuhnya terasa remuk, sakit di mana-mana. Pria bernama Harry Borisson itu menggagahinya tanpa kenal waktu. Bahkan di siang hari yang terik pun, pria itu terkadang datang menemuinya. 

Alena sudah tak punya kekuatan untuk melawan. Setiap kali Harry menidurinya, dia memilih diam bagaikan sepotong kayu. Dia terlalu lelah untuk merontah.

Pintu di depannya terbuka lagi. Alena melihat pria tua bernama Lukas itu masuk kamar. 

"Nona, makan lah. Anda bisa sakit jika terus-terusan tidak makan," ucapnya ketika dua pelayan wanita datang mengantarkan senampan makanan. 

"Mari, Nona. Kami akan menyuapi Anda makan."

"Hentikan! Jangan berpura-pura bersikap baik padaku!" 

Alena menepis piring dan mangkuk itu dari depannya. Seluruh makanan yang berada di dalamnya pun terbuang di atas ranjang. Kaki panjang berkulit putih milik Alena bahkan tak merasakan lagi percikan sup panas yang mengenainya. Dia sudah seperti mati rasa.

"Nona Alena, tolong bekerja sama. Tuan Harry Muda akan sangat marah jika Nona tidak makan."

"Apa aku peduli?! Suruh dia membunuhku saja!" tantang Alena. 

Dia hanya gadis lemah yang berharap dibebaskan dari penjara ini. Alena tak bisa menerima paksaan untuk memberikan keturunan pada lelaki yang tidak dikenalnya. Kehidupannya bukan untuk menjadi budak seks bagi laki-laki itu.

"Suruh dia melepaskanku, kumohon ..." isak Alena, kembali dia menangis.

"Nona, Tuan Muda tak mungkin melepaskan Nona. Jika Anda tidak ingin terus-terusan dikurung di kamar ini, sebaikanya tanda tangani saja surat itu. Nona bisa menikmati hidup yang baik jika mau bekerja sama dengan Tuan Muda." Lukas menjelaskan. 

Namun, bagi Alena penjelasan itu tidak lah ada gunanya. Dia lebih baik mati, jika memang tuan mereka tak mau melepaskannya. Alena tak akan menerima kerja sama gila yang akan sangat merugikannya. 

"Katakan pada tuan kalian, aku lebih baik mati daripada menjadi simpanannya!"

"Benar kah? Jadi, kau lebih senang mati?" 

Sebuah suara datang dari balik pintu bersamaan dengan pemiliknya. Pria berwajah tampan bernama Harry Borisson berjalan mendekati ranjang. 

Alena mundur. Dia tahu apa yang akan dilakukan pria itu jika sudah datang.

"Jangan ...."

Harry menjentikkan jarinya. Dua pria bertubuh kekar masuk ke dalam kamar dengan air putih di tangannya. 

"Minumkan padanya. Aku tidak senang bermain dengan sepotong kayu!" perintahnya. 

Alena refleks berdiri menghindari dua orang itu. Dia berlarian di dalam kamar oleh kejaran mereka. Dari perkataan Harry tadi dia yakini bahwa air di dalam gelas itu pasti lah mengandung sesuatu. 

Sekuat apa pun Alena mencoba melarikan diri, dia tetap lah kalah dari mereka. Alena sudah dijatuhkan di atas ranjang yang langsung dihimpat Harry dari atas. Dua suruhannya membuka mulut Alena, memaksa air itu masuk ke dalam mulut.

"Hmp ... hmp ...." 

Tak ada kata ampun. Air itu sudah lolos ke tenggorokannya dalam hitungan detik. Lalu tak lama, orang-orang di dalam kamar meninggalkannya bersama dengan Harry.

"Kau tau? Air itu sudah dibubuhi oleh bubuk perangsang yang sangat kuat. Efeknya tidak akan hilang bahkan jika kau memandikan dirimu dengan air dingin. Dan lebih parahnya lagi, rasa ingin di dalam dirimu akan membunuh secara perlahan jika tidak mengeluarkannya."

Pria itu melepaskan tubuh Alena dan duduk di atas sofa besar di depan sana. Dia mengamati Alena yang kini memeluk tubuh kecilnya. 

"Tanda tangani kontrak itu. Setelah kau hamil dan melahirkan anak untukku, kau akan kembali menikmati hidup seperti dulu. Dan tentu saja kehidupanmu akan lebih baik ke depannya. Kau bisa meminta lebih jika uang satu miliar tidak cukup."

"Jangan bermimpi! Aku lebih baik mati seperti ini," bisik Alena. 

Dia sangat ketakutan dengan ucapan pria yang mengatakan dirinya barusan diberi obat perangsang. Tapi, dia akan memilih mati seperti perkataannya pada Lukas. Tak akan pernah dia melahirkan anak untuk laki-laki kejam ini. 

"Benar kah? Baik. Mari kita lihat seperti apa kau akan memohon padaku!" Harry duduk di tempatnya.

Alena mulai merasakan efek obat perangsang yang dikatakan oleh Harry. Bukan hanya panas, tubuhnya juga mulai menggeliat tak terkontrol. Rasa aneh di dalam dirinya merontah-rontah. 

Pahanya menjepit. Tangannya bergerak liar menyentuh setiap inci dari kulitnya. Alena tak pernah merasa dirinya menginginkan sentuhan seperti ini. Sangat berbeda dengan perangsang malam itu yang hanya membuatnya lemas dan kepanasan. Kali ini, pikirannya juga mulai bermain kotor berharap Harry datang menggagahinya. 

"Apa yang kau lakukan padaku? Kenapa aku jadi begini?" jerit Alena frustasi.

Hampir satu jam dia seperti cacing kepanasan di dalam kamar itu. Harry masih setia menontonnya tanpa sedikit pun berniat maju ke arah Alena. Dia benar-benar melakukan apa yang dikatakannya tadi.

 Lukas kemudian datang membawa surat kontrak yang tak pernah lepas dari tangannya. 

"Nona, jangan keras kepala. Jika Anda tak mau menanda tangani kerja sama ini, Anda sendiri yang akan sangat rugi. Tuan Muda berkata akan melepaskan Anda ke jalanan. Apa Nona tak kasihan pada tubuh sendiri?"

Perkataan itu masih berusaha dicerna Alena, meski dirinya sudah semakin menggila. Kedua tangan harus dia eratkan saling mencengkram agar Lukas tak melihatnya meraba tubuh sendiri.

'Jika dia membuangku ke jalanan dengan kondisi ini, akan berapa banyak laki-laki yang akan memerkosaku?' pikir Alena.

Efek obat perangsang itu semakin kuat. Dia bahkan mulai berpikir ingin menerkam Lukas, lelaki tua yang masih berdiri di depannya. Beruntung masih ada sedikit kesadaran yang memaksanya untuk tetap bertahan. 

"Suruh dia membunuhku!" jawab Alena, memaksa kesadaran yang masih tersisa sedikit. Matanya tajam membalas tatapan Harry.

"Lukas, keluar lah. Aku yang akan membuatnya memohon menandatangani kontrak itu." 

"Baik, Tuan Muda." Lukas mengangguk dan meninggalkan mereka lagi.

Alena tak bisa mengontrol dorongan hasrat yang kian menggebuh di dalam dirinya. Tangannya liar membuka gaun tipis yang menempel membalut tubuh. Alena bahkan tak punya rasa malu lagi diperhatikan Harry dari sana. Dia menggila, mendesah oleh dorongan hasratnya sendiri.

Kewarasan Alena sudah tak sampai lima persen lagi. Dia berjalan ke dekat sofa tempat Harry duduk. Kedua kakinya berlutut seperti seorang jalang yang haus akan sentuhan.

 "Kumohon ... tolong sentuh aku," bisiknya. 

Harry terkekeh. "Kau ingin dipuaskan? Gaya seperti apa yang kau inginkan?" tanya Harry mengejek.

"Tuan, kasihani lah aku. Aku akan menyetujuinya. Tolong lakukan seperti yang biasa Anda lakukan padaku." Dia menyentuh ujung kaki Harry. 

Rasa malu dan harga diri sudah tak lagi dipikirkan oleh Alena. Isi pikirannya semua hanya adegan kotor, mengingkan disentuh oleh Harry. Kewarasan sudah tak lagi dimiliki gadis yang sejak tadi mempertahankan harga dirinya. 

"Sudah kubilang. Kau sendiri yang akan memohon padaku." 

Surat kontrak itu Harry lemparkan di atas meja beserta dengan pulpennya. 

"Tanda tangani itu, maka aku akan membantumu menghilangkan efek obat itu." 

Bersambung. 

Terima kasih sudah baca, jangan lupa masukkan ke library, kak. 

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (17)
goodnovel comment avatar
Jurig Waru
laki2 gila
goodnovel comment avatar
Mella Sasaq
Ceo setres
goodnovel comment avatar
Karla Mekel
bagus ceritanya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Melahirkan anak untuk CEO   Esktra Bab 2. Akhir Bahagia Untuk Semuanya.

    Esau berlari menaiki tangga pintu masuk istana keluarganya, dengan penuh semangat dan senyum yang tergambar di bibirnya. Tangan kanan menjinjing sebuah boks besar yang dia bawakan hadiah untuk istrinya, belakangan ini dia memang menjadi sangat romantis sejak mendengar kabar kehamilan Freya. Setiap akan pulang dari mana pun, Esau menyempatkan membawa hadiah untuk Freya. Baik itu berupa bunga, makanan, atau benda apa saja yang dia temukan di jalan. Terkadang juga Esau mencari-cari sesuatu yang diinginkan ibu hamil melalui situs internet, lantas membawakannya untuk Freya. Dia adalah suami yang begitu mencintai istrinya. “Sayang...” Esau mendorong pintu kamar, memamerkan jinjingan yang dia bawa. “Lihat, aku membawa apa padamu?” Freya yang tengah berbaring membaca sebuah buku, menurunkan buku itu ke atas perutnya dan melihat Esau. Sejak hamil dan dikatakan fisiknya lemah, Freya dengan suka rela mengambil cuti kuliah dan lebih memilih menghabiskan waktu menikmati k

  • Melahirkan anak untuk CEO   Ekstra Bab 1. Cucu

    “Frey, kalian harus datang, ingat!”Leona berseru dari ujung sana, melambaikan tangannya pada Freya yang masih berdiri menunggu Esau membukakan pintu mobil. Gadis itu mengangguk sebagai jawaban untuk seruan dari Leona.“Baik lah, akan aku usahakan.” Freya lalu masuk ke dalam mobil di samping suaminya yang menyetir.“Datang? Memangnya... ke mana dia mengajakmu?”“Ulang tahun. Leona merayakan ulang tahunnya, dan dia mengundang kita.”“Kenapa kita harus datang?” Esau menyahut acuh, menyalakan mesin mobil yang membawa mereka meninggalkan parkiran kampus. “Aku heran kenapa kau mau berteman dengannya, padahal dulu dia jahat padamu.”Jika dipikir-pikir, Leona memang banyak melakukan kejahatan pada Freya, tapi di balik itu Freya sendiri sudah membalasnya, kan? Lantas kenapa harus merasa dirinya harus membenci Leona lagi? Lagian Leona sendiri sudah meminta maaf secara terang-tera

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 168. Menghargai Keputusan.

    Semua orang menjadi diam melihat kedatangan pria itu. Esau masih terkejut, bahkan dia tidak sadar kapan Ezra Raves berjalan menuju kado besar yang sudah Harry siapkan. Dia menatap Harry dengan tatapan yang sedikit aneh.“Apakah kado dariku sangat besar?” katanya, seakan menyindir Harry. Ezra cukup tahu Harry adalah seseorang yang selalu mempersiapkan segala sesuatu, dan sudah pasti Harry lah yang membuat kado itu seakan-akan dari dirinya. “Kalian tampak senang melihat kado dariku, tapi tampaknya tidak senang dengan kedatanganku.” Ezra berpindah ke depan Harry, mengulurkan tangannya dan berkata, “Halo, Besan, akhirnya kita bertemu setelah sekian lama.”Harry muak melihat sikap Ezra yang seakan ingin menunjukkan sifat arogannya. Tapi demi menjaga nama baik menantu perempuannya, Harry mengulurkan tangan untuk menyambut Ezra. “Ya, selamat datang kembali. Aku pikir pesawat itu sudah meledak sehingga kau mungkin tidak akan pernah dat

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 167. Pernikahan Menegangkan

    “Selamat, akhirnya kau benar-benar menjadi lelaki jantan.” Parsa menepuk pundak sahabatnya, membuat Esau mengerut kening tidak senang.“Sial! Apa selama ini aku kurang jantan di matamu?” umpat Esau pelan, tidak senang dia dengan ledekan yang ditujukan Parsa padanya.“Mana aku tahu, Freya lah yang tahu bagaimana kau di ranjang.” Parsa melirik Freya dan meneruskan pertanyaan Esau padanya. “Bagaimana, Frey, apakah Esau jago di ranjang?” ucapnya sembari tertawa.Kesal, Esau meninju pelan pundak Parsa untuk menyuruh sahabatnya itu diam. “Diam lah, Brengsek, atau aku memanggil bagian keamanan untuk mengusirmu,” balasnya sambil bergurau.Hal itu membuat Julian ikut tertawa mendengar dua sahabatnya yang saling mengejek, dan ikut serta di dalam perbincangan mereka. “Mungkin kau memang tidak jago, Esau, sebab itu Freya ingin meninggalkanmu.”“Hei, tutup mulutmu atau aku

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 166. Kau Ibu Jahat yang Kurindukan

    “Apa yang kau lakukan, Esau?” Freya menarik Esau untuk menjauh, tetapi Esau tidak menggubrisnya. Dia tidak akan menyerah begitu saja sebelum Felisha menunjukkan apa yang dia sembunyikan.“Frey, aku lah yang lebih dulu mengenal bibi, jadi aku tahu dia tidak sepenuhnya gila. Sebelum kau masuk ke dalam hidupku, perawat mengatakan bibi hanya butuh pengobatan ringan. Dia hanya terlalu malu bertemu denganmu, sampai-sampai berkata tidak ingin melihatmu lagi. Benar seperti itu kan, Bi?” tanya Esau tegas.Tentu hal itu membuat Felisha tak tahan lagi. Dia lelah menahan diri hingga akhirnya meneteskan air mata dari kedua sudut matanya.“Aku orang jahat, kenapa aku berhak memiliki anak? Aku sudah membuat semua orang menderita, aku tidak pantas menjadi ibunya,” bisik Feli lemah.Pertemuan dengan Ezra sudah membuat Feli seperti tersadar bahwa dirinya adalah orang jahat yang tak pantas mendapatkan perhatian dari siapa pun. Semua tuduh

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 165. Kau Tidak Gila!

    “Maaf sudah memisahkanmu dengan papamu.” Esau mengelus wajah Freya, satu jarinya bermain-main di wajah cantik gadis yang bersandar ke pundaknya.Bagaimana pun, Ezra Raves adalah pria pertama yang mencintai gadis itu sejak dia lahir. Mungkin banyak kesalahan yang Ezra lakukan, tapi tetap saja cinta seorang ayah tidak bisa dihilangkan dari hati.“Kau masih sedih?” Kini Esau tatap wajah cantik istrinya dengan memegangi dagu lancip Freya.Menggeleng lemah, tentu saja Freya berbohong. Dia tidak bisa berkata dirinya baik-baik saja setelah yang barusan terjadi.“Sedih sebentar tidak akan membunuhku, kan?” bisik Freya, lagi air matanya mengalir. “Papa tidak boleh hanya menyalahkan mama, mereka sama-sama salah. Aku harus tega pada papa untuk membuatnya menyadari kesalahan.”“Benar, kau tidak melakukan kesalahan. Jika papamu bisa berpikir dengan baik, seharusnya dia menyesal.”Helaan na

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 164. Tak Ingin Cintaku Gagal.

    “Apa yang kalian bicarakan? Sayang, papa mencintaimu. Kau tidak harus mendengarkan kesaksian dari orang-orang yang tidak menyukai papa,” kata Ezra, berharap kali ini putrinya masih mendengarnya. Ezra Raves tidak rela jika Freya menuduhnya tidak menginginkan dirinya.“Tapi bukti yang kutemukan bukan sekedar ucapan orang-orang. Papa juga ingin melihatnya?” Freya menantang papanya, lantas membuka lipatan kertas yang dia pegang.Bagaimana pula ada orang yang berkata demikian? Apakah mereka bisa mendengar isi kepala Ezra? Siapa yang dengan berani membuat kesaksian bahwa Ezra tidak menginginkan bayinya? Sejak mendengar Felisha hamil, Ezra sudah berencana untuk mengurus bayi itu meski tanpa ibunya!“Catatan rumah sakit atas nama Felisha Raves dan suaminya Ezra Raves,” kata Freya, membaca sebagian dari kertas yang ada di tangannya. Dadanya sesak. Pedih Freya rasakan ketika dia melanjutkan untuk berkata, “Catatan ini adalah kunju

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 163. Bukti Kekejaman.

    Freya masih bergeming menatap tangan Esau yang terulur padanya. Lalu perlahan mengangkat mata untuk melihat wajah suami yang... katanya sudah bercerai oleh perbuatan oleh sang papa. Wajah sendunya sulit untuk ditebak, apakah Freya akan menerima uluran tangan itu?Kemudian dia perlahan mengalihkan wajah menatap tangan papanya, lalu mata mereka pun bertemu beberapa detik kemudian.“Mari, Sayang, kita akan berangkat hari ini,” ucap Ezra Raves sekali lagi.“Papa menjagaku?” Suara serak yang menyiratkan kerinduan akan cinta.“Pasti, karena kau lah separu dari nyawaku yang tersisa.” Ezra mengangguk perlahan.Ezra memang banyak melakukan kebohonga, tapi semua dia lakukan untuk alasan yang tepat. Dia hanya tidak ingin membuat Freya seperti ibunya.“Freya, ibumu memiliki temprament yang sangat buruk. Dia suka menyakiti orang lain tanpa peduli siapa orangnya. Aku menjauhkanmu dari dia karena aku mencintaimu, a

  • Melahirkan anak untuk CEO   (S3) 162. Pilihlah Aku, Suamimu.

    “Esau, tunggu!” Freya hampir saja terjatuh ketika mengikuti langkah suaminya turun dari mobil. “Bukankah kau bilang akan mempertahankanku? Kenapa kau ingin mengembalikanku pada papa?” katanya lagi. Freya tidak ingin pergi, dia berhenti menatap rumah besar di mana papanya menunggu.“Freya, ikut lah, papamu sudah tak sabar menunggu.”Kemarahan Esau sudah sampai di puncak kepalanya, sehingga tak ada waktu baginya membahas hal ini. Esau hanya ingin segera bertemu dengan Ezra Raves dan menyelesaikan masalah mereka. Dia tidak tahan mendengar kata-kata Ezra yang bahkan sudah mengurus perceraiannya dan Freya. Bukankah pria itu sudah sangat keterlaluan?“Tapi aku tidak mau! Aku mencintaimu, aku ingin denganmu!” Freya yang baru mendapat kasih sayang dari seluruh anggota keluarga Borisson, tiba-tiba merasa sangat sedih. Esau, lelaki yang pagi tadi berkata mencintai dirinya bahkan rela mati untuknya, kenapa sekarang justru sep

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status