Eleanor

Eleanor

Oleh:  yuvitalya  Tamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
12 Peringkat
103Bab
5.7KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Tinggalkan ulasan Anda di APP

Kesempatan akan adanya perubahan dalam setiap jengkal kehidupan. Kesempatan pekerjaan bahkan kesempatan cinta yang juga datang beriringan. Seorang Fashion Designer bernama Elena diberikan penawaran tempat tinggal oleh bosnya, ia terima karena sang pemilik tak tinggal di sana. Tapi siapa sangka pengawasan selalu dilakukan oleh Alva selaku sang pemilik apartement dan suatu hari ia kembali untuk tinggal di sana.

Lihat lebih banyak
Eleanor Novel Online Unduh PDF Gratis Untuk Pembaca

Bab terbaru

Buku bagus disaat bersamaan

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen
user avatar
Luna Lupin
menarik nih up lagi thor ......
2022-02-22 00:36:00
1
user avatar
elevenmidnight
ceritanya keren bangett. semangat lanjut kakk
2022-02-21 19:54:39
1
user avatar
Buenda Vania
makin gak sabar nunggu bab selanjutnya, suka cerita nya
2022-02-21 18:25:07
1
user avatar
Roesaline
Eleanor, hati-hati ada yang lagi ngawasi lo ya...!
2022-02-21 17:34:23
1
user avatar
Galuh Arum
semangat kak keren crtanya
2022-02-21 17:26:04
1
user avatar
Ervin Warda
Bagus, Kak, bikin penasaran buat baca bab selanjutnya. Semangat!
2022-02-16 03:54:04
1
user avatar
Rai Seika
Lanjut kak, keren ceritanya
2022-02-14 07:38:26
1
user avatar
CahyaGumilar79
Keren banget, Kak. Cliffhanger bikin penasaran, banyak kejutan di bab-bab berikutnya
2022-02-08 06:51:13
1
default avatar
Ruby Kimano
Lanjut dongg kakk
2022-02-07 23:40:44
1
user avatar
Galuh Arum
lanjutkan kak keren crtanya
2022-02-07 22:05:27
1
user avatar
Nona_Lyanna
Ceritanya menarik. Lanjut kak
2022-02-07 22:04:10
1
user avatar
yuvitalya
Enjoy love ...
2022-01-20 06:31:43
0
103 Bab
1- Panggilan
Layar ponsel menjadi pusat perhatiannya saat ini, setelah lelah pandangannya beralih keluar jendela kereta menampilkan pemukiman warga yang terlewati. Tak fokus dan tak pasti karena jalannya yang cepat membuat apa yang dilihat tak begitu jelas. Mata Elena beralih pada seseorang yang ada di depannya. Pasangan suami istri dengan seorang anak laki-laki yang berada di gendongan sang ayah. Menenangkan si anak yang menangis akibat rewel ingin tidur tapi merasa tak nyaman karena berada di perjalanan.Perjalanan menuju sebuah kota besar memang memakan waktu beberapa jam, tak sampai setengah hari hanya 4 sampai 5 jam. Tujuan Elena datang adalah untuk memenuhi tawaran yang datang kepadanya. Tawaran pekerjaan dari sebuah butik ternama. Awalnya Elena tak percaya. Apakah ini hanya sebuah bunga tidur? tapi ketika ia cubit lengannya sakit sangat terasa. Jadi aku tidak bermimpi bukan? Saat itu sebuah pesan di akun instagram keduanya muncul. 
Baca selengkapnya
2- Tertarik
Alva mengulurkan tangannya dan memperkenalkan diri. "Alva,” katanya. Elena menerima uluran tangan itu lalu tersenyum."Elena," ucap Elena ikut memperkenalkan diri.Dia tersenyum? Mata Alva terpaku melihat sosok yang berada di depannya tersenyum. Bahkan tangannya belum juga melepaskan tangan mungil itu.Mata Elena mengerjap beberapa kali, apakah ini si tuan muda yang tadi dibicarakan. Ia akan menjadi partnernya kali ini, benarkah? Rasanya Elena ingin pingsan saja. Ia cukup terpesona pada sosok di depannya, apalagi gaya rambut yang menurutnya cukup menarik perhatian. Rambut itu diikat sebagian ke belakang membentuk kuncir yang tak terlalu besar, dengan beberapa helai rambut bagian depan yang dibiarkan tergerai tapi dengan lengkungan yang sangat sempurna. Penataan rambut yang sangat bagus, ah Elena menyukai itu. Masih saja seperti ini, tak jarang alasan Elena tertarik pada seseorang itu berawal dari gaya rambutnya."Hei Alva Melviano!" su
Baca selengkapnya
3- Pemilik
Sore hari akan segera berakhir dan Alva masih menggulirkan mouse. Teringat akan permintaan mamanya tadi, membuat suasana hatinya terasa tak baik. Sungguh malas ia rasakan untuk menemani mamanya ke pesta keluarga Audy. Pesta apa sih. Kenapa mereka sering mengadakan pesta, batin Alva.Alva memandangi langit-langit ruangan seraya mencari cara agar bisa pergi untuk menghindari acara makan malam membosankan itu. Tak lama sesuatu terbersit di pikirannya, rasanya sudah lama ia tak mengecek keadaan apartemen yang saat ini ditempati oleh karyawan butik Mei. Walau apartemen itu ia biarkan ditinggali oleh orang lain, tapi bukan berarti ia begitu saja membiarkan apartemen itu tanpa pengontrolannya.Alva membiarkan apartemenemenemenemen itu di isi oleh orang lain karena tak lagi ia tempati. Sayang juga jika tak berpenghuni. Untuk itu ia tawarkan pada Hendrik putra pertama Mei, tapi Hendrik menolaknya karena saat ini ia telah memiliki rumah dan apartemennya se
Baca selengkapnya
4-Tertangkap Basah
Elena meletakkan gelas yang sedari tadi ia pegang. Kini Alva tepat di belakang Elena mendekatkan wajahnya ke arah telinga Elena sehingga ia dapat menghirup wangi sabun yang Elena pakai."Apa ini kebiasaan lo." Suara itu membuat Elena terlonjak kaget dan langsung berbalik, ponsel yang hampir terjatuh ia pegang erat dengan kedua tangannya."A..A..Alva!" Wajah terkejutnya begitu lucu dan menggemaskan dimata Alva, sungguh ia menahan senyumnya agar tak tersungging. Mata Elena membulat dan tubuhnya sedikit bergetar.Alva melangkah semakin mendekat dan memperangkapnya. Kedua tangan Alva tumpukan pada pinggiran meja bar, mengurung Elena di dalamnya. Elena langsung menutupi bagian dadanya yang sedikit terlihat padahal Alva sudah menyadarinya sejak tadi. Elena semakin beringsut ke belakang walaupun tak ada ruang lagi di sana."Mau menggoda hm?""Mm m..maaf Va aku gak tau kamu bakal datang," lirih yang terdengar jelas bahwa ia sedang ketakutan. Elena kini men
Baca selengkapnya
5-Memaksa
Audy Queena seorang yang memiliki profesi yang sama seperti Alva. Wanita itu duduk di samping Alva seraya bergelayut manja di lengannya. Alva merasa risih dengan kedatangan Audy, ia menghempaskan tangan itu berkali-kali tapi Audy terus kembali melingkarkannya."Audy! Gue risih tau gak." Alva sungguh geram, ia pun memilih untuk segera melajukan mobilnya meninggalkan parkiran butik.“Lo turun di halte depan,” ucap Alva yang segera melajukan mobilnya. Dengusan kesal terdengar dari arah sampingnya. Alva tak memperdulikan itu, ia fokus pada jalanan yang ada di depan sana.“Siapa dia?” tanya Audy seraya menoleh ke arah samping, Alva tak kunjung menjawab membuat Audy kesal dibuatnya.“Aku kecewa semalam kamu gak datang.” Kini Audy mengganti topik pembicaraannya. Tapi masih saja Alva terdiam tak menimpali. Sungguh dirinya kesal, ia meremas pakaiannya menahan kekesalan yang ia rasakan.“Turun,” perintah Alva.
Baca selengkapnya
6-Undangan
Alva berjalan mendekat ke arah Elena, Elena pun mundur dan sialnya langkahnya terhenti karena kabinet yang berada di belakangnya."Tinggal di sini, gue gak bisa urus apartemen sendirian," ucap Alva dengan mata memperangkat mata Elena yang sedang terbelalak."Tapi Va, kita gak bisa tinggal satu apartemen," lirih Elena."Gue gak tinggal, mungkin sesekali datang ke sini untuk memastikan apartemen gue aman." Alva menimpali.Aman? Apa maksudnya Elena memanyunkan bibirnya."Lo boleh pake kamar utama, ruang sebelahnya bakal gue ubah jadi kamar biar gampang buat gue tidur kalo datang kesini," papar Alva. Ruang lain? Elena sendiri tak mengetahui ruangan itu. Ia merasa enggan membukanya walaupun ia sangat penasaran ingin melihat apa yang ada di dalamnya."Tapi Va-""Apa? Lo mau kita tidur seranjang, gue sih gak masalah." Alva mengedikkan bahunya sedangkan Elena terperanjat dengan ucapan Alva yang menurutnya sensitif.Alva t
Baca selengkapnya
7-Risih
Elena memandangi pantulan dirinya di cermin, ia memegang dadanya. Ia merasakan hal aneh, ini sungguh menegangkan. Ia akan datang melihat dirinya yang terekspos di khalayak ramai. Entah foto yang mana yang akan diperlihatkan dan sedang mengenakan baju yang mana Elena tak tahu, yang ia tahu saat ini adalah dirinya merasa gugup.Ting tong! Suara bel apartemenemenemen berbunyi, ia segera keluar untuk membukanya. Ceklek! Seorang laki-laki mengenakan setelan jas berdiri membelakanginya. Elena sangat mengenalinya. Itu adalah Alva. Tapi kenapa ia harus memencet bel? Kenapa tak langsung masuk seperti biasanya."Alva," panggil Elena. Alva membalikkan badannya. Mata Elena membulat melihat penampilan Alva yang lebih memukau dibandingkan biasanya setelan jas berwarna maroon dengan dalaman kemeja hitam membuatnya terlihat semakin mempesona. Mata Elena kembali membulat, kini ia melihat gaun yang ia kenakan memiliki warna yang coc
Baca selengkapnya
8-Makan Malam
 "Aku bisa makan sambil melakukan pekerjaanku Alva." Alva menggeleng, ia kembali mengajak Elena untuk duduk di sofa dan mendudukkannya."Gak El, makan ya makan dulu aja, jangan nyambi.""Ish," Elena menggerutu, tapi ia tetap menurut dan hal itu membuat Alva senang."Gitu dong," Alva mengusap sisi wajah Elena. Elena terbelalak lagi-lagi Alva memberi perlakuan manis padanya. Bersamaan dengan itu, Rosie datang dan melihat aksi Alva."Alva," keduanya menoleh. Elena tampak kaget sedangkan Alva merasa santai saja."Ya ma?""Kamu, lagi apa? Disini?"Elena langsung bangkit dari duduknya ia tak enak karena sebelumnya duduk berdekatan dengan Alva, ralat Alva yang mendekatinya."Mm ma..maaf Nyonya kami..""Sudah saya bilang, jangan panggil saya Nyonya, panggil saja Tante hm."Mata Elena mengerjap, membuat Alva gemas melihatnya. Bukannya membantu Elena untuk menjelaskan keberadaannya di tempat ini. Alva malah menyandarka
Baca selengkapnya
9-Pulang
Suara berisik itu membangunkan Alva yang masih sangat mengantuk, ia mulai membuka matanya seraya menguap. Bangun dari tempat yang cukup membuatnya sakit badan, karena walaupun empuk tetap saja sofa tidak senyaman tempat tidur. Alva merenggangkan ototnya, ia menoleh ke arah dapur dimana seseorang berada. Ia mengulum senyumnya seraya berjalan menghampiri Elena yang sedang sibuk dengan perlengkapan tempur."Pagi Al," sapa Elena ketika melihat Alva datang dengan wajah khas bangun tidurnya."Hm pagi." Alva menghampiri Elena yang sedang menyiapkan sarapan."Mm aku cuman masak nasi goreng, g..gapapa?" Elena tak berani menatap Alva yang melirik bergantian dirinya dan nasi goreng yang sudah tersedia di atas meja."Thanks." Alva mengusap puncak kepala Elena seraya tersenyum. Senyum yang membuat Elena menahan nafasnya sejenak. Senyuman Alva cukup membuatnya terpesona. Alva sudah duduk manis dan meminum air putih yang tersedia di dalam gelas tinggi itu.Alva m
Baca selengkapnya
10-Keinginan
"Hhh..." Elena berjalan gontai memasuki lift, satu jam lalu ia baru kembali setelah acara pulang kampungnya beberapa hari kebelakang. Cukup melelahkan membuat Elena ingin segera sampai dan merebahkan tubuhnya, kulit yang terasa lengket rasanya ingin segera berdiri di bawah shower dengan air dingin yang menghujaninya. Membayangkannya saja sudah membuat Elena nyaman. Tapi apa daya keinginannya harus tertunda terlebih dahulu karena keberadaan Alva di sana yang berdiri seraya melipatkan kedua tangan menyambut kedatangan Elena. Tatapannya terasa mengintimidasi, sedikit membuat Elena heran."Hai Va, apa kabar?" Tak kaku memang, tapi mata mengintimidasi Alva membuat Elena semakin lama menjadi takut."Mm aku bersih-bersih dulu." Baru tiga langkah kakinya berjalan, suara Alva membuatnya kembali berhenti."Kenapa gak bilang d
Baca selengkapnya
DMCA.com Protection Status