Menikahi Musuh Bebuyutan

Menikahi Musuh Bebuyutan

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-27
Oleh:  Capoeng BiruOn going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel12goodnovel
Belum ada penilaian
24Bab
21Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Demi menyelamatkan dua kerajaan bisnis, Jocelyn dan Sebastian, dua musuh bebuyutan, dipaksa menikah. Namun di malam pernikahan, petir menyambar… dan mereka terbangun dalam tubuh satu sama lain. Kini, sambil menjaga rahasia besar dan menyelamatkan reputasi keluarga, mereka harus hidup sebagai pasangan suami istri, dalam tubuh musuhnya sendiri. Pertukaran jiwa. Pernikahan kontrak. Dan benih perasaan yang tak seharusnya tumbuh.

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1 - WARISAN YANG RETAK

Langit Manhattan pagi itu tampak kelabu. Gedung pencakar langit Hartfeld Tower menjulang bagai dewa-dewa besi yang congkak—dingin, tinggi, tak terjamah. Di lantai tertinggi gedung itu, ruang rapat utama Hart Group dipenuhi puluhan kursi kulit, aroma kopi hangus, dan tekanan yang nyaris tak terlihat namun begitu nyata. Udara berat terasa menaungi ruangan itu.

Jocelyn Hartfeld melangkah masuk dengan gaun hitam sederhana dan sepatu hak setinggi harapan semua orang padanya. Rambutnya berwarna merah tembaga, dengan mata berwarna coklat cemerlang seperti madu, dibingkai alis yang terbentuk rapih, membuat wajahnya sangat cantik tapi penuh keangkuhan. Langkahnya anggun, matanya tajam. Tapi siapa pun yang cukup peka bisa melihat—rahangnya sedikit mengencang, dan jemarinya menggenggam map rapat-rapat seolah itu adalah perisai terakhir yang ia miliki untuk melindungi dirinya dari monster kasat mata yang sebentar lagi harus dihadapinya.

Semuanya berdiri ketika Joseph Hartfeld masuk. Sosok pria berusia awal enam puluhan itu mengenakan setelan biru tua dan dasi perak, penampilannya nyaris tak berubah sejak pertama kali muncul di halaman Forbes tiga puluh tahun lalu.

“Silakan duduk,” ucapnya pendek.

Ruang rapat sunyi. Hanya suara detik jam dinding dan helaan napas resah para investor yang terdengar. Di ujung meja, layar LED memproyeksikan grafik yang terus menurun—saham Hart Group jatuh 60% dalam waktu kurang dari tiga minggu. Beberapa wajah pucat di ruangan bahkan belum sempat menyembunyikan keringat dingin mereka.

Joseph berdiri. “Saya tidak akan bertele-tele. Ini—” Ia menunjuk layar, “—adalah akibat manuver ekspansi ke pasar blockchain Eropa yang, saya akui, terlalu agresif.”

Bisik-bisik samar terdengar dari seluruh ruangan rapat, tapi semua menahan suara agar tidak terlalu terdengar. Jocelyn menatap lurus ke depan, namun di dalam pikirannya, ingatan tentang rapat dua bulan lalu muncul—dia pernah memperingatkan ayahnya soal risiko itu. Tapi seperti biasa, dia diabaikan.

“Kita kehilangan enam puluh persen aset likuid, dan lebih dari dua puluh proyek besar harus dibekukan,” lanjut Joseph dalam satu tarikan nafas. “Namun, saya sudah siapkan solusi.”

Mata-mata penuh harap menatapnya. Jocelyn mengerutkan dahi.

“Sore ini, Hart Group akan menandatangani nota kesepahaman merger strategis dengan Grey International.”

Suara-suara kembali berbisik, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Beberapa langsung menyipitkan mata, yang lain melirik kearah Jocelyn.

“Grey International?” gumam seseorang. “Bukankah itu...”

“Kompetitor utama kita selama lima tahun terakhir?” lanjut yang lain.

“Dan CEO-nya... Sebastian Grey?”

Nama itu meluncur kencang seperti pisau. Jocelyn merasakan perutnya menegang. Ia berusaha tetap tenang, namun ada sesuatu yang merayap naik dalam dirinya—sebuah pertanyaan yang tajam dan penuh amarah.

“Merger?” tanya Jocelyn akhirnya, suaranya jernih dan datar, namun penuh nada waspada. “Atas dasar apa, Papa? Dan kenapa saya baru mendengarnya sekarang?”

Joseph menatap putrinya. Di mata pria itu, tidak ada kelembutan seorang ayah. Yang ada hanya kalkulasi dingin seorang pebisnis. “Kamu akan tahu detailnya setelah konferensi pers nanti sore. Tapi intinya, ini akan menyelamatkan kita dari kehancuran.”

“Apa itu berarti aku akan kehilangan kendali sebagai pewaris?” tanya Jocelyn lagi, kali ini lebih tajam.

“Sebaliknya,” kata Joseph. “Kesepakatan ini hanya akan berhasil jika kamu tetap menjadi simbol kepercayaan pasar.”

Dan itulah saatnya. Kalimat itu—simbol.

Jocelyn ingin tertawa sinis, ingin rasanya ia berteriak ke wajah ayahnya. Ia bukan simbol. Ia manusia. Ia perempuan yang sejak usia dua belas tahun dipaksa duduk di meja rapat, belajar mengelola laporan keuangan sebelum belajar mencintai dirinya sendiri.

“Aku bukan boneka, Ayah!” Jocelyn menukas dengan dingin ucapan ayahnya.

Beberapa orang di ruangan terlihat tak nyaman. Joseph mendekat, mencondongkan tubuh. Suaranya pelan namun menghantam keras.

“Dengar, Jocelyn. Dunia tidak peduli kamu suka atau tidak. Dunia hanya peduli kamu bisa menyelamatkan warisan keluarga ini—atau tidak.”

Hening menggantung. Jocelyn menatap mata ayahnya, dan dalam sepersekian detik, ia melihat bayangannya sendiri di sana—gadis kecil dalam gaun putih yang berdiri di pemakaman, menggenggam tangan dingin Joseph Hartfeld sambil bertanya:

“Mama kenapa tidak pulang-pulang?”

Jawaban itu tidak pernah datang.

Sama seperti hari ini—jawaban atas semua ini hanyalah perintah dan tekanan.

“Aku ingin bertemu Sebastian Grey,” katanya akhirnya. “Sebelum kesepakatan itu ditandatangani.”

Joseph mengangguk tipis. “Sudah diatur. Hari ini pukul empat sore. Hotel Regent, suite 29B. Kalian akan makan siang bersama... dan menentukan tanggal pernikahan.”

Bom sudah dijatuhkan dan mata Jocelyn, lidahnya kelu tercekat tak dapat berkata-kata. Untuk sesaat ia mengira dirinya salah dengar. “Pernikahan?”

“Ini bukan merger biasa,” ucap Joseph, sekarang dengan nada penuh rencana. “Ini merger personal. Kita butuh lebih dari tanda tangan hukum. Kita butuh sesuatu yang mengikat kedua nama—Hartfeld dan Grey—dalam ikatan yang tidak bisa dibantah oleh publik maupun media.”

“Dan menurut Papa, jawabannya adalah menikah dengan Sebastian Grey?” suara Jocelyn nyaris bergetar, matanya nanar menahan amarah.

Joseph tidak menjawab. Ia hanya menatap balik putrinya, dengan tatapan yang dingin, kejam, dan beku secara bersamaan. Tatapan seorang pria yang terlalu lama hidup di dunia korporat, dan lupa bagaimana rasanya menjadi ayah.

Rapat selesai. Para anggota dewan satu per satu keluar dari ruangan, meninggalkan Jocelyn sendiri. Ia duduk di sana, tak bergerak, hanya menatap grafik merah di layar yang kini perlahan redup.

Langit di luar jendela mulai menunjukkan tanda-tanda hujan. Di kejauhan, gemuruh menggema.

Dan di dalam dirinya, sesuatu mulai retak.

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
24 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status