Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?

Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru?

By:  Diganti Mawaddah  Completed
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
16 ratings
138Chapters
85.3Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Jemuran pakaian Puspa dan Ayu; tetangga barunya selalu saja tertukar, karena pakaian yang mereka jemur sama, baik warna, model, dan juga motifnya. Bagaimana bisa? Padahal Ayu baru tiga hari pindah ke sebelah rumah Puspa. Merasa lucu, iya, merasa aneh juga iya, oleh karena itu, Puspa memutuskan untuk menyelidikinya.

View More
Kenapa Bajuku Selalu Sama dengan Tetangga Baru? Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Elva Johan
penasaran,
2024-02-25 01:11:18
0
user avatar
Bella
bagus ceritanya......️...️...️
2023-02-06 10:57:52
0
user avatar
Cadburry♥
seru bngt thor! harus fast update si ini...
2022-06-20 22:32:06
0
user avatar
Faver
Unik sekali judulnya kak. Seru. Ditunggu up episode selanjutnya kak.
2022-06-20 22:14:25
0
user avatar
Li Sa
pemuda yang tidak terduga hmmmmm
2022-06-09 23:26:37
0
user avatar
Raisa Ayunda
seru juga bacanya
2022-05-14 15:33:40
1
user avatar
Rangga Dewi
penasaran sama judul nya
2022-05-14 07:19:11
1
user avatar
D_Van
ceritanya bikin pinisirin,hihihiiii
2022-04-30 23:54:34
3
user avatar
V_N
Keren,,RECOMMENDED buat diBaca !!!
2022-04-30 23:40:05
2
user avatar
Van_Ok💜
PadahaL dah Baca BeruLang2 dari apLikasi Ijo, ebook pLaystore Tapi Tetep Ga Bosenin Pen baca ULang di sini jg Puspa Ayu, Neng coming~(^з^)-♡
2022-04-30 23:33:22
2
user avatar
Dinda Putri
SELALU TERBAIK cerita teteh Mah , Saya suka saya suka
2022-04-30 23:15:49
1
user avatar
Annaz Putra
KEREN CERITANYA ,Next kaka
2022-04-30 23:11:09
1
user avatar
A _V
KEREN ceritanya bikin penasaran di tiap babnya,yok lanjut Next kaka ^_^
2022-04-29 14:38:56
2
user avatar
Va_DeQ
Iiiiiiiccchhh udah ada Puspa ama Ayu ceritanya Teteh semua Keren pastinya g ada yg mengecewakan Love It (´ε` )♡
2022-04-29 13:23:39
2
user avatar
Kimberlin Tan
teka teki veritanya
2022-04-26 22:14:04
1
  • 1
  • 2
138 Chapters
1. Jemuran yang Tertukar
"Puspa, jemuran kamu jatuh ke tanah becek nih!" Seru Bang Ramon sambil memperlihatkan baju motif macan tutul favoritku yang sudah kotor terkena lumpur. Aku yang sedang berbaring sambil melamun, langsung menghampiri suamiku dan mengambil baju basah itu. "Ya ampun, harusnya besok mau dipakai undangan pernikahan anak Pak RW, Bang, malah basah dan kotor," jawabku sambil memasukkan baju macan tutul itu ke dalam ember yang ada di dapur. "Pakai baju yang lain saja. Masa itu-itu lagi. Abang belikan kamu banyak baju buat undangan." Bang Ramon duduk di kursi makan sambil membuka kaus kakinya. Aku urungkan untuk mengurus pakaian yang kotor tadi, aku siapkan lebih dahulu air teh untuk suamiku. Bang Ramon membuka tudung saji. Matanya nampak berbinar saat melihat risoles masih hangat ada di atas meja makan. Ia beranjak dari kursi untuk mencuci tangan di wastafel, lalu duduk kembali dan mulai menyantap risoles hangat yang rasanya memang enak. Aku sudah mencob
Read more
2. Tahu Crispy
"Mbak, sepertinya baju saya yang motif macan tutul ada di sini ya? Soalnya baju Mbak terbang ke teras rumah saya juga." Ayu menunjukkan baju motif macan tutul yang sudah kering ada di tangannya.Tebakanku benar, baju macan tutul ini adalah milik Ayu, sedangkan punyaku yang kini masih berada di tangan Ayu."Ini sudah saya setrika, Mbak, saya juga gak tahu tadi, main ambil saja dari teras. Saat mau saya gantung, kenapa berbeda? Maaf ya, Mbak!" Ayu pun memberikan baju macan tutul yang sudah rapi setrika dan wangi pula."Ya ampun, Ayu, maaf ya. Baju kamu ada di ember cucian, baru mau saya kucek, ini masih di ember." Aku pun menunjukkan rendaman kain macan tutul yang sama pada gadis itu."Gak papa, Mbak, biar saya kucek di rumah saja. Saya pinjam dulu embernya ya, nanti saya kembalikan, permisi." Aku pun mengangguk, lalu menutup pintu setelah Ayu kembali berjalan menuju rumahnya.
Read more
3. Kecurigaan Puspa
"Duh, kamu ini, jangan nyontek tetangga melulu. Udah baju sama, sekarang masakan pun kamu ikuti. Memangnya dia siapa? Pokoknya Abang gak mau kamu ikut-ikutan tetangga baru itu lagi!" Bang Ramon bangun dari duduknya dan tidak sempat menghabiskan teh manis yang sudah aku buatkan.Kekesalannya pagi ini cukup membuatku kaget. Belum pernah sama sekali ia bersuara tinggi di depanku, tetapi pagi ini, hanya karena tahu krispi resep tetangga, ia begitu marah."Kata Abang makanan ini enak, kesukaan Abang, tapi kenapa tiba-tiba marah?" tanyaku keheranan."Pokoknya aku tidak mau kamu ikuti semua yang sama dengan wanita di sebelah ini!" Bang Ramon memakai jaketnya dengan serampangan. Aku tidak ingin membantah lagi. Apa yang diinginkan suamiku, maka harus aku ikuti. Mungkin ia juga kesal karena Ayu sepertinya tipe wanita yang julid."Ya sudah, maaf, jangan marah pagi-pagi atuh." Aku bergelayut manjali
Read more
4. Bukan Hanya Baju, tetapi Sepatu pun Sama
Seharian ini aku hanya bisa uring-uringan karena jemuran Ayu. Punya satu baju yang sama dengan tetangga saja sudah bikin kita malu tidak terkira, bagaimana kalau satu lemari isinya sama?Aku tidak memasak, tidak beberes rumah, dan tidak bersemangat melakukan apapun. Channel televisi daritadi sudah aku gonta-ganti karena tidak ada acara yang menarik bagiku. Padahal biasanya jam sepuluh siang seperti ini, aku akan fokus di depan TV. Saat ini, rasa penasaran siapa Ayu lebih tinggi dari hasrat menonton serial Bollywood kesukaanku.Ting!Ponselku berbunyi. Sebuah pesan masuk yang saat aku lihat ternyata dari Bang Ramon.Ayang SuamiMasak apa hari ini, Pa?Tidak masak, Bang. Lagi males. Nanti beli soto ayam saja di warung Bu Lilis.SendAbang punya kabar baik. Abang dapat bonus hari ini, nasabah mobil Abang gak
Read more
5. Nonton Bioskop
Aku sudah berada di mal tepat pukul empat sore lebih tiga puluh menit. Sambil menunggu Bang Ramon sampai dari tempat kerjanya, aku mampir ke sebuah toko emas. Hasil uang sewa kontrakan bulan ini masih kusimpan rapi dan ingin kubelikan cincin saja, hitung-hitung menabung.Sebuah cincin cantik berhasil melingkar indah di jari manisku. Jari jemariku yang lentik dengan dua deret cincin di kanan dan kiri pun aku potret, lalu aku kirimkan pada Bang Ramon.Uang kontrakan Puspa belikan cincin ya, Bang.SendPesan itu masih centang abu-abu, pasti Bang Ramon saat ini sedang dalam perjalanan. Aku memutuskan untuk naik lebih dulu ke bioskop untuk memesan tiket."Mbak Puspa." Aku terdiam di tempatku begitu menyadari suara yang begitu familiar di telinga ini."Ayu." Aku pun berbalik dan menatap Ayu dengan tidak percaya.  Dia di sini juga? Dari sekian bany
Read more
6. Merajuk
"Maafkan Abang, Puspa, Abang gak tahu kalau di samping Abang itu, Ayu. Lagian kamu kenapa milih nonton film horor? Sudah tahu Abang takut." Bang Ramon masih saja membela diri. Padahal aku lihat sendiri dengan jelas suamiku bersembunyi di balik tubuh Ayu. Entah sengaja atau tidak, pokoknya aku tidak terima.Aku masih saja melipat kedua tangan di dada dengan kesal. Kupalingkan wajah tak ingin menatap Bang Ramon yang duduk persis di depanku."Puspa, kamu kalau mau marah, lebih baik kita pulang saja, daripada pesan makanan, bukan makanannya yang kamu telan, tapi sendoknya." Aku tahu Bang Ramon sedang mencoba membuat lelucon agar rasa marahku berkurang, tetapi aku terlanjur kesal dengan suamiku."Aku lapar, Bang," rengekku."Ya sudah kalau mau makan, wajah kamu jangan cemberut terus. Lagian, sudah bagus memilih film romantis, malah film horor yang kamu pesan. Ayu itu sukanya film horor." Kali
Read more
7. Makanan dari Ayu
"Ha? Kenal Ayu sebelumnya? Maksud kamu?" Ramon menatap wajah istrinya dengan penuh tanda tanya."Yah, aneh aja sih, kayaknya dia sengaja ngikutin kita gitu. Lagian, di mana ada Abang, pasti dia ada. Aku curiga, apa jangan-jangan Abang dan Ayu adalah selingkuhan?""Sayang, kalau sudah mengantuk, mending kita pulang yuk! Mandi air hangat sampai di rumah, dibersihkan kepala sampai jempol kaki, lalu salat isya, biar bisikan setan itu tidak menempel terus di kepala istri Abang ini. Ayo, lekas habiskan makanannya, kita pulang!""Tapi aku belum beli baju, Bang," rengekku pada Bang Ramon. Aku tidak mau bajuku besok sama lagi dengan baju Ayu. Benar-benar memalukan jika diketahui oleh ibu-ibu tetangga."Jangan beli di mal ini, nanti Ayu lihat, baju kamu dia contek lagi, belinya besok saja di mal yang lain. Masih ada waktu." Aku pun mengantuk setuju. Ucapan suamiku ada benarnya. Ia tidak mungkin ju
Read more
8. Ada apa dengan Ramon?
"Maafin Abang, Puspa, Abang kaget!" Rengek Bang Ramon sambil memeluk tubuhku yang menegang kaku. Aku masih terisak, tidak bisa menjawab ucapan maafnya. Semua terlalu mengejutkan bagiku. Suamiku yang terkenal manis, walau tidak terlalu romantis, selalu memperlakukanku dengan baik, belum pernah sama sekali bersikap seperti orang lain yang tidak aku kenali."Kenapa harus kaget? Bukankah di rumah ini hanya ada aku dan Abang. Memangnya Abang kira, siapa yang memeluk Abang?" cecarku dengan diiringi is akan pedih."Apa yang sedang apa pikirkan? Bukannya baru saja dapat bonus? Tetapi Abang seperti tertekan, sehingga memperlakukanku seperti orang lain," tanyaku lagi. Bang Ramon mendesah berat, ia mengurai pelukannya, lalu berbalik badan untuk meneruskan memakai pakaiannya."Aku hanya kaget saja, kamu tidak perlu terlalu berlebihan. Kurangi membaca novel online tentang perselingkuhan, karena hal-hal seperti itu yang a
Read more
9. Kenyataan
Mobil Pak Wahyu melaju cukup kencang menuju klinik terdekat. Di dalamnya ada Bang Ramon yang membawa Ayu yang tengah pingsan, serta ada satu ibu-ibu tetangga lainnya yang menemani. Semua panik, termasuk pun aku.Tas yang sudah kubawa tadi, ku lemparkan begitu saja masuk ke dalam rumah melalui jendela depan yang memang belum dipasang teralis besi. Kunci motor ada di saku celanaku, tentu saja hal ini membuatku memutuskan untuk mengejar suamiku sampai di klinik. Semoga aku tidak kehilangan jejaknya.Mobil Toyota milik Pak Wahyu berada di parkiran klinik dua puluh empat jam yang cukup luas. Aku pun ikut memarkirkan motorku di area parkir khusus motor. Dengan berlari aku masuk ke dalam klinik untuk bertanya keberadaan suamiku."Maaf, Sus, pasien wanita yang dibawa dengan mobil di depan itu, ada di mana ya?" tanyaku pada petugas yang berjaga di meja pendaftaran."Oh, sedang diperiksa di dalam,
Read more
10. Pahit
"Katakan Ayu, kenapa malah diam? Ada hubungan apa kamu dengan suamiku? Apa kalian berselingkuh di belakangku? Sudah berapa lama? Apa kalian punya anak dari perselingkuhan ini? Katakan!" Aku tak sanggup berdiri tegak, tubuhku limbung begitu saja karena terlalu emosi pada suami dan juga gadis bernama Ayu. Bu Rika menahan tubuhku, lalu membisikkan kalimat sabar."Sayang, kamu salah paham! Bukan seperti itu." Bang Ramon masih mencoba membela diri. Namun aku tidak percaya begitu saja, aku tidak mau diselingkuhi. Pantang bagiku berbagi ranjang dengan wanita lain."Di mana letak salah pahamnya? Kalian ini saling kenal dan aku mendengar apa yang kamu katakan pada Ayu. Kamu mengkhawatirkan gadis ini, Bang, kamu menyukainya, kalian berselingkuh! Aku membencimu! Aku membenci kalian berdua!" Teriakku dengan sekuat tenaga hingga membuat Ayu semakin menangis sampai sesegukan. Aku tidak peduli, jika bisa kucakar, maka akan kucakar wajah drama
Read more
DMCA.com Protection Status