Aku Bukan Mesin ATM Pencetak Uang, Mas

Aku Bukan Mesin ATM Pencetak Uang, Mas

By:  Pemanis Aksara  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Not enough ratings
5Chapters
1.6Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Siapa yang bisa bertahan setiap hari diminta uang secara terus menerus? Aku bukan sapi perah yang setiap hari diperah tanpa ada sama sekali diperhatikan kebahagiaanku. Sekali dua kali, aku masih bisa bertahan, tapi tidak selamanya kesabaranku bertahan.

View More
Aku Bukan Mesin ATM Pencetak Uang, Mas Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
No Comments
5 Chapters
Bagian 01: Dua Puluh Juta
AKU BUKAN MESIN PENCETAK UANG MASBagian 01: Dua Puluh Juta"Mas! Aku mau berkunjung ke rumah orang tuaku," ujarku kepada Sandy, suamiku."Mas, Nggak salah dengar?" jawabnya dengan santai dan asyik sendiri main game online.Aku duduk di sampingnya sambil memperhatikan dia lagi sibuk main game. Kutunggu beberapa menit, tidak ada juga respon baiknya."Aku sudah kangen sekali sama ibuku, mas! Aku mohon beri izin sekali ini saja.""Argh ....! Sial! Gara-gara kamu nyawaku habis. Bisa nggak sih kalau aku lagi main game, jangan mengganggu konsentrasiku?!" hardiknya dengan melempar ponsel milikku, untung saja aku tidak kena."Mas! Telepon selulerku ...! Kenapa mas semudah itu main lempar? Kalau ponselku rusak, apa ada uangmu buat menggantinya?"Sorot matanya tajam melihatku. Dia seperti seekor harimau yang siap menerkam mangsanya."Pakai uangmulah menggantinya! Uangmu itu, uangku juga. Kamu itu masih istriku.""Aku tahu, mas. Maksudku, apakah mas ada uang buat mengganti ponselku kalau rusak?"
Read more
Bagian 02: I***a Story Adik Iparku
AKU BUKAN MESIN PENCETAK UANG MAS!Bagian 02: Insta Story Adik IparkuSandy mencari ponsel di saku dasterku. Dia tidak puas sebelum mendapatkannya."Cepat kamu berikan gawaimu!" amuknya kembali.Dia tidak ada sama sekali mendapatkan ponsel milikku."Ga-gawaiku sudah kugadaikan, mas," jawabku lirih."Banyak sekali alasanmu!"Sandy mendorong tubuhku ke atas ranjang. Dia pergi berlalu meninggalkanku. Tidak tahu kenapa, dia kembali menghampiriku. Dia menampar wajahku membabi buta."Kalau kamu kasih ponselmu, aku tidak akan menamparmu seperti ini!"Aku meringkuk kesakitan. Sudah berulang kali dia main tangan kepadaku. Aku tetap sabar dan bertahan.****"Assalamualaikum."Suara salam terdengar dari depan pagar rumah. 'Siapa lagi yang datang bertamu?' gumamku.Aku lagi menata bunga dan menyiramnya di halaman depan. Sementara, suamiku sedang main game di teras rumah. Perasaannya tidak sempurna dunia ini kalau tidak main game.Aku mau membuka pagar, eh ternyata Sandy berlari menuju pagar. Sand
Read more
Part 03: Tamparan Telak
AKU BUKAN MESIN PENCETAK UANG MAS!Bagian 03: Tamparan TelakDarahku mendidih, rasanya ingin kucabik-cabik wajah Fany ke Mall tempat dia shoping. Dia tidak tahu betapa susahnya mencari uang itu. Aku rela begadang sampai mata panas di depan layar ponsel demi mendapat uang.Untung saja gawaiku hanya anti goresnya saja yang pecah. Itu juga sudah dicopot suamiku.Cepat-cepat kuganti sandi M-Banking-ku, aku juga membuat akun cadangan di platform di mana aku bisa mencurahkan halusinasiku. Di samping itu, aku copy paste semua karanganku ke platform lain, agar punya penghasilan lain. Itu enaknya mempunyai cerita dikontrak non eks, jadi bisa mejeng kemana-mana. Kalau tidak seperti ini, mertua dan suamiku pasti meraja lela menguras uangku di ATM.****"Dek! Mas mau keluar sebentar. Minta uang!" ucapnya dengan santai."Uang apalagi, Mas. Semua uang yang di ATM sudah Mas transfer ke Fany. Mas kira aku ini mesin pencetak uang!" jawabku tanpa melihatnya, aku terus berhalusinasi mengarang cerita.Bi
Read more
Part 04: Orang Kaya Baru
AKU BUKAN MESIN PENCETAK UANG MAS!Bagian 04: Orang Kaya BaruSandy berjalan menuju restaurant yang dijanjikan Fany. Tidak butuh waktu lama, sampai sudah ke restaurant yang dimaksud."Ibu, Fany, maafkan aku."Sandy menarik kursi lalu duduk di depan Fany."Sekali lagi aku minta maaf, karena terlambat sedikit.""Mas! Wajahnya kenapa merah?" tanya Fany. Dia menyuap nasi kebuli ke dalam mulutnya."Nggak kenapa-kenapa? Tadi kejedot di rumah. Mas buru-buru, makanya bisa kejedot pintu."Sandy terpaksa bohong kepada Fany dan ibunya."Mas nggak usah bohong, apa jangan-jangan habis berantem sama Mbak Nara?" cecar Fanny sambil meneguk jus terong Belanda.Sandy mengukir wajah masam. Kedoknya ketahuan sama Fany. Padahal, dia tidak mau kalau ibunya tahu apa yang sebenarnya terjadi."Sudah nggak usah dibahas lagi. Sekarang saatnya kita fun, menghabiskan uangnya Nara.""Ma-maksudnya?" ucap Bu Nanik dan Fany serentak. Nama ibunya Sandy dan Fany Nanik.Mas Sandy ketawa lepas melihat tingkah ibunya dan
Read more
Part 05: Saldo Kosong
AKU BUKAN MESIN PENCETAK UANG MAS!Bagian 05: Saldo KosongMas Sandy mengotak atik gawai milik istrinya. Tidak bisa sama sekali. Tiba-tiba, wajahnya kecut masam."Kenapa, Mas?!" tanya Fany."Sandinya sudah diganti. Makanya aku harap bayar pakai uangmu terlebih dahulu. Kalau nggak, bisa gawat ini," ucap Sandy dengan panik."Terus kita mau bayar pakai apa?" tanya ibu.Bu Nunik dan Sandy panik tidak karuan. Sementara Fany santai seperti tidak ada beban."Silahkan dibayar, Pak, Bu dan Mbak!""Berapa emangnya?" tanya Bu Nunik.Bu Nunik buka suara. Dia sudah tidak tahan menanggung malu. Semua mata tertuju kepadanya. Ada yang mengarahkan camera."Semua total dua juta enam ratus tiga puluh satu ribu lima ratus."Mata Bu Nunik mau keluar dari sarangnya."Apa?!" ucapnya."Silahkan dibayar sesuai dengan tagihan, Bu!" ucap general manager.Kali ini GM nya turun tangan mengatasi masalah custumer."Kalau memang nggak sanggup makan di restaurant, nggak usah sok sosialita. Giliran bayar semua pada pu
Read more
DMCA.com Protection Status