Apakah Penerjemah Memilih Berbeda Untuk Traces Artinya?

2025-09-10 14:12:10 161

5 Answers

Zane
Zane
2025-09-11 04:19:58
Kalau aku melihatnya dari sudut yang lebih teknis, perbedaan pilihan kata untuk 'traces' sering muncul karena sifat polisemi—satu kata sumber punya beberapa makna yang berbeda tergantung konteks. Penerjemah mengambil sinyal dari kata-kata sekitar (kolokasi), register, dan genre. Misal kalimat "There were traces of oil on the water" bisa diterjemahkan menjadi 'Ada bekas minyak di permukaan air' untuk penjelasan sederhana, atau 'Permukaan air memperlihatkan noda minyak' jika ingin nada lebih visual.

Selain itu, ada juga pertimbangan terminologi konsistensi. Dalam proyek besar seperti terjemahan game atau serial, tim terjemah biasanya pakai glosarium supaya 'traces' selalu diterjemahkan konsisten sesuai makna yang sudah disepakati—apakah itu 'jejak', 'bekas', 'residu', atau 'tanda'. Dengan munculnya MT (machine translation) dan post-editing, kadang pilihan awal otomatis jadi 'traces -> jejak', lalu editor manusia menyesuaikan menurut konteks. Aku sering iseng cek korpus dan parallel text buat lihat kecenderungan ini—menarik banget.
Hugo
Hugo
2025-09-12 13:22:17
Sebagai orang yang doyan baca fanfic dan novel terjemahan, aku sering memperhatikan bagaimana penerjemah menentukan arti 'traces'. Dalam cerita romantis atau misteri, pilihan kata benar-benar mengubah mood. Misalnya, 'traces of a smile' bisa diterjemahkan jadi 'jejak senyum' yang terdengar agak puitis, atau 'sisa senyum' yang terasa lebih halus dan introspektif. Kalau penerjemah mau bikin kalimat lebih natural untuk pembaca awam, mereka mungkin pilih 'sedikit senyum' atau 'tersisa senyum'—lebih lugas.

Di sisi lain, terjemahan teknis biasanya nggak pakai kiasan; 'traces' di manual kimia kemungkinan besar jadi 'residu' atau 'jejak' tergantung padanan teknis yang berlaku. Jadi ya, penerjemah sering memilih berbeda karena tujuan teks, audiens, dan batasan media. Aku sendiri suka bandingkan beberapa terjemahan untuk lihat nuansa yang hilang atau muncul tiap pilihan kata.
Quinn
Quinn
2025-09-13 10:02:33
Ada kalanya aku cuma mikir sederhana: konteks memaksa pilihan. Kalau kalimat singkat di subtitle "No traces" biasanya cukup jadi 'Tidak ada jejak' karena ringkas dan jelas. Tapi kalau di novel puitis, 'No traces' bisa diterjemahkan 'Tak bersisa tanda' agar tetap atmosferik.

Saat bermain mod lokalize untuk game indie, aku sering memilih kata berdasarkan ruang layar. 'Traces' yang muncul di HUD harus singkat—'jejak' atau 'bekas'—supaya pemain cepat tangkap. Kalau ada ruang lebih, aku kreasikan jadi 'tanda tersisa' untuk memberi rasa dramatis. Intinya, penerjemah nggak cuma menerjemahkan kata; mereka menimbang estetika, ruang, dan kejelasan juga. Itu yang bikin setiap terjemahan terasa sedikit berbeda, dan aku suka banding-bandinginnya saat main.
Ruby
Ruby
2025-09-13 18:15:35
Topik 'traces' selalu bikin aku mikir panjang karena kata itu licin—satu kata dalam bahasa Inggris bisa melahirkan beberapa terjemahan yang sama-sama sah di Bahasa Indonesia.

Aku sering ketemu kata 'traces' di novel fantasi, jurnal forensik, sampai di dialog game. Dalam konteks forensik atau investigasi, penerjemah biasanya pilih 'jejak' atau 'bekas' tergantung mau menekankan jejak fisik (misal jejak kaki) atau sisa bukti (bekas darah). Kalau konteksnya soal rasa atau bau, 'traces of lemon' bisa jadi 'sedikit rasa lemon' atau 'aroma lemon samar'. Di konteks puitis, para penerjemah cenderung memilih kata yang melahirkan suasana, misal 'bekas' atau 'tanda' agar tetap bernuansa.

Selain itu, keputusan sering dipengaruhi gaya teks dan pembaca target. Terjemahan subtitle cenderung memilih kata pendek seperti 'jejak' karena keterbatasan tampilan, sementara terjemahan buku bisa memanjakan kata seperti 'sisa-sisa' atau frasa yang lebih deskriptif. Intinya, tidak ada satu jawaban baku; penerjemah memilih solusi yang paling pas konteks dan nuansa, bukan sekadar kamus.
Cecelia
Cecelia
2025-09-15 01:16:56
Dulu aku lebih sering membaca terjemahan sastra, jadi buatku pilihan kata untuk 'traces' sangat soal nuansa dan resonansi emosional. Dalam puisi atau bagian flashback, penerjemah sering sengaja pilih kata yang menambah lapisan makna—misal 'tanda' atau 'bekas' yang membawa asosiasi memori, luka, atau kenangan. Kadang mereka malah pertahankan ambiguitas dengan frase seperti 'bekas yang samar' sehingga pembaca ngerasain ketidakjelasan yang sama seperti narator sumber.

Dalam kasus lain, penerjemah puitis juga mempertimbangkan ritme dan sonoritas kalimat bahasa tujuan. Kalau 'jejak' bikin baris jadi kaku, mereka mungkin pilih 'bekas' atau ubah struktur kalimat supaya tetap estetis. Jadi ya, penerjemah memang sering memilih berbeda untuk kata 'traces'—bukan karena salah, tapi karena mereka sedang memilih nuansa yang paling pas untuk teks itu, dan aku selalu senang membaca pilihan-pilihan itu sebagai pembaca yang sensitif terhadap bahasa.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Bisakah Untuk Tidak Memilih
Bisakah Untuk Tidak Memilih
Cerita berawal dari 8 orang yang sudah bersahabat sejak kecil bahkan sudah ada yang akhirnya menjalin hubungan. Tiba-tiba salah satu temannya bernama Javas menghilang tanpa kabar dan tampaknya itu membuat Rachel sedikit terpukul. Akhirnya Rachel juga memutuskan pergi untuk menenangkan diri menjauh dari teman-temannya Sekitar 3 tahun kemudian Rachel kembali dan tak disangka Javas juga kembali setelah adiknya, Haniel, memaksa papanya untuk memperbolehkan dia, kakaknya dan kakak sepupunya kembali ke Indonesia. Mulai lah dari situ muncul beberapa masalah dalam pertemanan mereka, rasa yang mereka pendam selama ini. Cinta yang bertepuk sebelah tangan, mencintai dalam diam dan rahasia kelam yang mulai banyak terungkap. Sampai akhirnya hubungan yang tadinya baik-baik saja harus putus karena saling berkhianat dalam pertemanan sendiri. Ada akhirnya yang harus kembali meninggalkan pertemanan mereka dan pergi menjauh karena hubungan yang sudah tidak sehat diantara mereka. Mulai juga terungkap rahasia gelap bahwa salah satu temannya terlibat dalam jaringan mafia yang ternyata berhubungan dengan masa kelam salah satu orang tua mereka. Jaringan mafia itu mulai membabi buta sampai harus membunuh orang tua temannya yang lain dan menculik sahabat mereka yang lain supaya dendam mereka terbalaskan. Pilihan mereka adalah menyelamatkan yang satu dan mengorbankan yang lain atau tidak egois dan menyelamatkan diri sendiri. Mereka memilih untuk tidak memilih tapi tetap saja konsekuensi aneh sudah menunggu di depan mata, mereka akan tetap terluka dengan pilihan yang mereka buat itu.
10
23 Chapters
Memilih Untuk Mencintai Diriku
Memilih Untuk Mencintai Diriku
Setelah menjalin cinta selama sepuluh tahun, akhirnya pacarku, Kennedy, bersedia menikah denganku. Namun, saat sesi foto prewedding, fotografer meminta kami berpose saling mencium. Dia malah mengernyit dan berkata bahwa dia punya misofobia, lalu mendorongku dan pergi sendirian. Aku pun meminta maaf pada para staf atas sikapnya dengan canggung. Hari itu turun salju lebat, sulit sekali mendapatkan taksi. Aku pun melangkah pulang dengan susah payah melewati tumpukan salju. Namun, sesampainya di rumah yang seharusnya menjadi rumah pengantin kami, aku malah memergoki Kennedy sedang berpelukan dan berciuman mesra dengan perempuan yang selama ini dia anggap sebagai cinta sejatinya. "Winona, asalkan kamu setuju, aku bisa kabur dari pernikahan ini kapan saja!" katanya. Seluruh pengabdianku selama bertahun-tahun, kini hanya menjadi lelucon. Setelah menangis sejadi-jadinya, aku memutuskan untuk kabur dari pernikahan lebih dulu sebelum Kennedy melakukannya. Belakangan, dunia sosial kami dihebohkan oleh sebuah kabar. Putra bungsu Keluarga Harath berkeliling dunia mencari mantan tunangannya, demi memohon agar wanita itu mau kembali.
9 Chapters
Madu(Memilih Terluka Untuk Bahagia)
Madu(Memilih Terluka Untuk Bahagia)
Tubuh Ara gemetar sangat hebat saat kata talak keluar begitu saja dari mulut Revan, suaminya. Mata laki-laki itu memerah sempurna saat ini. Menandakan amarahnya belum kunjung reda. Pertengkaran mereka dipicu kesalahpahaman dan Revan tidak mau mendengar penjelasan Ara terlebih dahulu. "Kamu! Meskipun kaya dan cantik, aku tidak akan sudi menyentuh wanita hina sepertimu. Talak adalah cara terbaik agar aku dijauhkan dari manusia jahat sepertimu! Kamu pasti iri dengan kehamilan Mayang 'kan? Kamu juga iri karena aku belum pernah menyentuhmu sama sekali selama kita menikah!" Revan sangat marah saat ini. "Ma-mas ... itu tidak seperti yang kamu pikirkan. Dengarkanlah penjelasan aku. Aku sama sekali tidak tahu tentang obat itu!" Ara menjerit penuh kesakitan saat mengatakan pada Revan. Semua terjadi begitu saja. Mayang kini terbaring di rumah sakit karena pendarahan hebat. Ara sama sekali tidak tahu dengan obat yang ditemukan di kamar miliknya oleh Revan. Ia bahkan sama sekali belum pernah melihatnya. Botol obat itu sangat asing baginya. "Aku akan mengurus perceraian ini. Aku tidak lagi peduli jika keluargamu mengambil saham dan menarik semua kerja sama itu. Yang pasti kamu akan berurusan dengan polisi dengan tuduhan percobaan pembunuhan. Rasa iri dan dengki kamu membuat kamu lupa diri. Aku semakin tidak bisa menerima kehadiranmu saat ini. Kamu tahu, Mayang lebih baik dari kamu. Dia yang selalu8 memintaku untuk bersama kamu. Aku jijik saat bersamamu, hanya demi melihat senyum di wajahnya aku terpaksa setuju. Jangan dulu besar kepala saat aku berusaha bersama denganmu!" Revan menyakiti hati Ara dengan kejam. Ara terhuyung ke belakang. Air mata itu terus mengalir deras pada pipi mulusnya. Sungguh, ia tidak pernah menyangka jika Revan mengatakan hal sangat menyakiti hatinya saat ini. Pengorbanannya hanyalah sia-sia saat ini. Lalu, siapakah dalang dibalik keguguran yang dialami oleh Mayang? Bagaimanakah kehidupan rumah tangga mereka bertiga setelah ini?
10
108 Chapters
Pasangan Berbeda
Pasangan Berbeda
"Di mana aku?" "Ah ya!" Di sini bukanlah duniaku. Entah bagaimana aku tiba di tempat dunia dewa, apakah penyebabnya hanya dari bermain paralayang? Sungguh mustahil jika kupikirkan. Seseorang telah mengurungku dan tiba-tiba memberikan jabatan sebagai dewi kebenaran. Di sini tempatnya para dewa dan manusia berbagi kehidupan. Namun anehnya dewa itu bagian dari kéntauros. Apa yang terjadi jika dia menyukaiku? Dan ingin memilikiku sepenuhnya. Dewa dari kéntauros itu memang tampan, namun sayangnya. Ku akui apakah aku dapat membalas perasaannya? Aku hanya seorang Ai (robot buatan) dan ingin menjadi manusia juga ingin pulang, namun di sini mereka lebih membutuhkanku. Apakah aku dapat tenang meninggalkan mereka? Aku takut. Seseorang sengaja ingin membunuhku. Apakah aku dapat bertahan dari konspirasi yang tak ku ketahui ini? Dewa pangeran yang membenamkan perasaan padaku, tiba-tiba beralih ingin mencelakaiku? Hahaha... apakah ia berusaha melindungiku? Tolong jelaskan sesuatu padaku.... Liseminsy Art terimakasih atas bantuan covernya.
Not enough ratings
20 Chapters
Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih)
Cinta Untuk Sofia (Ketika Takdir yang Memilih)
Cinta adalah karunia Tuhan yang dititipkan pada hati setiap Hamba-Nya. Kata orang, kita semua berhak untuk jatuh cinta bahkan memperjuangkan cinta. Tapi, bagaimana jadinya jika selama ini cinta yang kita perjuangkan justru ditentang oleh takdir? Adalah kisah cinta Sofia dan Rayyan. Dua insan yang memiliki perasaan yang sama kemudian memutuskan untuk membawa namanya dalam doa dan setiap sujud panjangnya. Lebih memilih memendam dan tak terikat karena hukum islam mengharamkannya. Berkomitmen untuk saling menjaga hingga Rayyan bisa menghalalkannya. Namun, kisah cinta yang mereka rawat dengan baik harus berakhir luka saat keputusan sepihak membangun dinding pemisah di antara ke duanya. Seseorang telah memetik buah cinta yang sekian lama mereka rawat. Perjodohan bukan hal mustahil dan bahkan sering terjadi. Rayyan harus menerima kenyataan bahwa Sofia harus ia ikhlaskan karena titah Sang Abi untuk Rayhan saudara kembarnya sendiri. Bagaimana kisah cinta mereka? akankah mereka menerima atau bahkan menolak takdir yang sedang berjalan?
10
120 Chapters
MEMILIH BERPISAH
MEMILIH BERPISAH
Sarah Al-Ghina adalah wanita desa yang sangat manis, lugu dan baik hati. Ia harus berjalan hingga puluhan km dalam kondisi hamil 6 bulan. Karena dibuang begitu saja oleh suami dan keluarga suaminya bak rongsokan yang sudah tak berguna, atas tuduhan berselingkuh. Setelah semua pengorbanan yang telah Sarah berikan. Bahkan Sarah rela menjadi TKW ke Taiwan dan memberikan seluruh gajinya kepada sang suami. Setelah semua penderitaan yang di terima Sarah, Apakah Sarah akan kembali kepada suaminya? Ataukah ada kebahagiaan lain yang menunggu Sarah?
10
23 Chapters

Related Questions

Bagaimana Subtitle Indonesia Menerjemahkan Traces Artinya?

1 Answers2025-09-10 10:57:20
Kali ini aku mau ngulik gimana kata 'traces' biasanya diterjemahkan ke dalam subtitle Indonesia — topik kecil tapi sering bikin perbedaan nuansa di adegan-adegan penting. Kalau dibahas secara umum, 'traces' itu fleksibel banget dalam bahasa Inggris dan terjemahannya ke Bahasa Indonesia bergantung konteks. Untuk jejak fisik atau bekas nyata, penerjemah biasanya pakai 'jejak' atau 'bekas' atau 'sisa'. Contoh sederhana: "There were traces of blood on the floor" sering muncul sebagai "Ada bekas darah di lantai" atau "Terdapat jejak darah di lantai." Pilihan 'bekas' terasa lebih natural dan singkat di subtitle, sedangkan 'jejak' bisa memberi nuansa investigatif (seakan pembaca sedang mengikuti jejak). Untuk konteks forensik, 'trace evidence' kadang diterjemahkan menjadi 'barang bukti' atau 'jejak bukti', tergantung keseriusan tone. Kalau 'traces' merujuk ke tanda-tanda abstrak (perasaan, ingatan, atau sisa pengaruh), subtitle sering memilih kata yang lebih puitis atau idiomatik: 'tanda-tanda', 'sisa-sisa', 'secercah', atau 'sebersit'. Misalnya "traces of doubt" bisa jadi "tanda-tanda keraguan" atau lebih dramatis jadi "sebersit keraguan". Untuk hal yang sangat kecil atau hampir tidak terdeteksi seperti "trace amounts" di konteks sains, terjemahan umum adalah 'jumlah kecil' atau kalau formal 'kadar jejak'/'unsur jejak'. Di film dan anime, penerjemah biasanya pakai 'sedikit' atau 'sejumlah kecil' supaya viewers cepat nangkep tanpa mengulang istilah teknis. Ada juga nuansa lain: 'jejak' sering dipakai kalau mau menunjukkan lintasan atau bekas langkah (misal "footprints"), sementara 'bekas' cocok untuk noda atau bekas fisik. 'Sisa' lebih pas untuk sesuatu yang tersisa setelah peristiwa ("traces of the past" jadi "sisa-sisa masa lalu" atau "jejak masa lalu"), dan 'tanda' cocok untuk indikasi atau gejala ("traces of life" bisa diterjemahkan jadi "tanda kehidupan"). Di sisi teknis, istilah seperti 'stack trace' atau 'trace route' kadang dibiarkan atau diterjemahkan literal karena istilah tersebut sudah lazim di dunia IT, tapi subtitle umum biasanya pakai padanan Indonesia jika memungkinkan. Intinya, penerjemah subtitle bekerja dengan batasan panjang teks dan keinginan membuat kalimat natural di telinga penonton. Jadi kamu akan sering lihat variasi: 'jejak', 'bekas', 'sisa', 'tanda', 'secercah', atau sekadar 'sedikit'—semuanya sah, asalkan sesuai konteks. Aku suka memperhatikan pilihan kata ini karena sering nunjukin seberapa peka si penerjemah terhadap mood adegan; memilih 'sebersit' buat perasaan bisa bikin momen dramatis terasa lebih halus dibanding 'tanda-tanda' yang terdengar kaku.

Apakah Konteks Kalimat Memengaruhi Traces Artinya Sebenarnya?

3 Answers2025-09-10 09:54:43
Satu hal yang sering bikin aku mikir adalah bagaimana satu kata bisa berubah jadi banyak warna cuma karena konteks kalimatnya. Di mata aku yang suka nonton dan baca banyak cerita, 'traces' sering muncul sebagai semacam tanda — bisa literal seperti jejak kaki di salju, atau metaforis seperti bekas luka emosional. Kalau ada adegan di anime di mana karakter melihat 'traces of battle', rasanya beda jauh dengan kalimat yang bilang 'traces of perfume' di novel romantis. Konteks menentukan apakah pembaca harus fokus ke fisik, kenangan, atau petunjuk cerita. Aku suka memperhatikan kata-kata kecil itu karena sering jadi kunci mood dan interpretasi adegan. Kadang aku juga berpikir soal efek budaya dan genre: dalam cerita detektif, 'traces' cenderung berarti bukti yang harus dibaca; di fantasi, bisa berarti sisa sihir yang misterius. Jadi bukan cuma arti leksikal, tapi juga ekspektasi pembaca dan setting cerita yang memberi nuansa. Aku selalu merasa senang kalau menemukan baris sederhana yang, karena konteksnya, jadi penuh lapisan makna.

Anda Bisa Jelaskan Traces Artinya Dalam Novel?

5 Answers2025-09-10 14:33:48
Ada satu cara sederhana yang selalu membantu saya memahami kata 'traces' dalam novel: pikirkan sebagai jejak yang ditinggalkan waktu—bukan hanya fisik, tapi juga emosional dan naratif. Dalam konteks cerita, 'traces' biasanya muncul sebagai potongan-potongan bukti: noda di baju, fragmen percakapan, memori samar, atau pola kecil dalam perilaku tokoh yang memberi tahu pembaca tentang masa lalu atau sesuatu yang belum diceritakan sepenuhnya. Kadang penulis menaburkan 'traces' untuk membuat misteri, kadang untuk membangun suasana melankolis. Mereka bekerja seperti breadcrumb: kecil tapi berarti, dan tujuan utamanya sering kali adalah menciptakan rasa keterhubungan antarbagian cerita. Saya paling suka ketika 'traces' dipakai secara halus—ketika sebuah kalimat seolah biasa namun memantulkan sejarah panjang tokoh. Itu bikin saya merasakan kedalaman dunia fiksi, seolah-olah ada lapisan-lapisan waktu yang menunggu untuk digali.

Bagaimana Etimologi Bahasa Inggris Menjelaskan Traces Artinya?

1 Answers2025-09-10 05:02:22
Baru-baru ini aku kepikiran gimana kata 'traces' bisa punya rasa makna yang begitu intuitif—sebagai jejak, sisa, atau petunjuk kecil—padahal itu cuma kata. Kalau dilihat dari sisi etimologi, semuanya jadi masuk akal: kata Inggris 'trace' datang ke bahasa Inggris melalui bahasa Prancis lama 'trace' yang berarti jejak atau tanda. Jejak ini sendiri lebih jauh berakar pada bahasa Latin, dari akar kata trahere yang artinya 'menarik' atau 'menggambar', dan bentuk past participle-nya, 'tractus', yang menyiratkan tindakan menarik atau menarik sesuatu hingga meninggalkan bekas. Jadi secara harfiah, 'trace' itu semacam bekas yang tertinggal karena sesuatu diseret atau digambar—itulah cikal bakal maknanya. Dari akar makna 'bekas' ini, perluasan arti jadi sangat alami. Awalnya yang dimaksud memang sesuatu yang fisik: jejak kaki, bekas roda, atau garis yang digores. Dari situ berkembang ke arti yang lebih abstrak: 'sisa' dari sesuatu yang pernah ada (misalnya 'traces of an ancient settlement') atau bukti kecil yang menunjukkan sesuatu pernah terjadi ('traces of guilt' atau 'traces of chemical contamination'). Ada juga penggunaan teknis seperti 'trace elements' yang berarti unsur dalam jumlah sangat kecil—makna 'sangat sedikit' ini datang dari gagasan bahwa cuma ada sedikit sisa yang terlihat, jadi hanya 'trace' saja. Sebagai kata kerja, 'to trace' juga cocok dengan akar Latin tadi: artinya 'mengikuti jejak', 'menelusuri', atau 'menggambar ulang'. Ketika kita 'trace' rute di peta, kita pada dasarnya 'menggambar kembali' jalur itu; ketika detektif 'traces' jejak, mereka mengikuti tanda-tanda yang tertinggal. Kata-kata turunan lain yang masih saudara jauh dari trahere juga membantu menjelaskan nuansa ini—misalnya 'attract', 'distract', 'contract'—semuanya berkaitan dengan konsep menarik atau menarik sesuatu dalam arti yang berbeda, sedangkan 'tract' dan 'tractor' punya hubungan bentuk juga. Jadi kalau seseorang menanyakan kenapa 'traces' bisa berarti jejak atau sisa, jawabannya simpel: bahasa menyimpan logika fisik dari tindakan yang menghasilkan bekas. Sesuatu 'ditarik' atau 'digores' meninggalkan jejak; seiring waktu makna ini melebar ke segala bentuk sisa, tanda, atau indikator yang menunjukkan ada sesuatu di masa lalu atau yang terlalu sedikit untuk diukur dengan jelas. Aku selalu suka melihat etimologi kayak ini karena berasa kayak nonton asal-usul kata membentuk cara kita berpikir—sebuah jejak sejarah bahasa yang, yah, mirip banget dengan arti 'traces' itu sendiri.

Penerjemah Biasanya Menerjemahkan Traces Artinya Jadi Apa?

5 Answers2025-09-10 17:11:15
Paling sering aku menemukan 'traces' dipakai untuk hal yang simpel tapi bermakna ganda: jejak, sisa, atau petunjuk kecil yang tersisa dari sesuatu. Dalam terjemahan sehari-hari, pilihan kata tergantung konteks. Kalau konteksnya fisik atau forensik, aku biasanya pakai 'jejak' atau 'bekas'—misalnya 'blood traces' jadi 'jejak darah' atau 'bekas darah'. Untuk konteks ilmiah seperti kimia, 'trace elements' lebih pas diterjemahkan jadi 'unsur jejak' atau 'kadar jejak', sedangkan kalau penulis ingin menekankan jumlah yang sangat sedikit, terjemahan yang alami adalah 'sejumlah kecil' atau 'sedikit'. Di ranah digital atau pemrograman, banyak orang mempertahankan istilah Inggris seperti 'stack trace', tapi terjemahan literal bisa 'jejak tumpukan' atau 'rekaman jejak'. Intinya, aku selalu melihat 'traces' sebagai kata yang fleksibel—bisa konkret, bisa abstrak. Seorang penerjemah harus menimbang tone, register, dan kolokasi di sekitar kata itu agar terjemahannya terasa pas dan natural. Kadang sedikit kreativitas diperlukan supaya pembaca merasakan nuansa yang sama seperti dalam bahasa sumber.

Apakah 'Jejak' Termasuk Sinonim Traces Artinya Dalam Cerita?

1 Answers2025-09-10 22:44:41
Ada momen dalam membaca cerita ketika satu kata bisa mengubah suasana—'jejak' sering terasa seperti itu bagiku. Kalau ditanya apakah 'jejak' termasuk sinonim dari 'traces', jawabannya: ya, tetapi tergantung konteks. Secara umum kedua kata itu saling beririsan: keduanya bisa menunjuk pada sesuatu yang tersisa, baik secara fisik (jejak kaki, bekas darah) maupun metaforis (jejak memori, jejak sejarah). Dalam narasi detektif misalnya, 'jejak' sering dipakai untuk menggambarkan bukti yang terlihat: polisi menemukan jejak tanah di sepatu pelaku, atau sang protagonis mengendus jejak aroma yang membawa mereka ke pengungkapan. Dalam bahasa Inggris, 'traces' berperan serupa—'traces of blood', 'traces of perfume', atau 'traces of doubt'—yang memberi nuansa sisa halus yang belum hilang. Tetapi jangan langsung anggap keduanya selalu bisa ditukar satu-satu. Ada nuansa yang berbeda: 'jejak' di bahasa Indonesia cenderung lebih natural dipakai untuk benda konkret dan metafora budaya seperti 'jejak sejarah' atau 'jejak kehidupan'. Sementara 'traces' di Inggris punya jangkauan yang lebih luas dalam register ilmiah dan idiomatik: 'trace elements' (unsur jejak) atau ungkapan seperti 'without a trace' (tanpa jejak) yang punya resonansi khusus. Jadi dalam terjemahan, kadang 'traces' lebih pas diubah menjadi 'bekas', 'sisa', 'tanda', atau 'sedikit' tergantung kalimat. Contoh: "There are traces of paint on the floor" enak diterjemahkan menjadi "Masih ada bercak cat di lantai" atau "Masih ada bekas cat di lantai", bukan selalu "Masih ada jejak cat" yang terdengar agak canggung kecuali konteksnya memang menunjukkan goresan atau jejak kaki. Dalam penulisan fiksi, pemilihan kata ini sangat berpengaruh pada mood. Kalau mau memberi nuansa lembut, samar, atau melankolis, 'jejak' bekerja bagus: 'jejak kebahagiaan' atau 'jejak tawa yang pudar' terasa puitis. Untuk nada forensik atau ilmiah, kata 'traces' kalau diterjemahkan sering jadi 'sisa' atau 'unsur jejak' yang lebih teknis. Intinya: anggap mereka sinonim umum, tapi cek konteks dan gaya. Kadang aku sengaja pakai 'jejak' untuk bikin pembaca merasakan kedekatan emosional—seperti bau yang tertinggal di kamar lama—dan pilih 'bekas' atau 'tanda' kalau ingin lebih netral atau konkret. Jadi, ya, 'jejak' bisa dianggap sinonim dari 'traces' dalam banyak situasi cerita, tetapi penulis perlu peka pada warna bahasa yang ingin disampaikan. Memilih antara 'jejak', 'bekas', atau 'sisa' itu bagian kecil namun menyenangkan dari proses menulis yang bisa mengubah bagaimana pembaca merasakan adegan.

Penulis Sering Memakai Traces Artinya Untuk Menyiratkan Apa?

5 Answers2025-09-10 13:32:21
Kadang benda-benda kecil yang ditinggalkan karakter membuatku berhenti sejenak dan membayangkan sejarah di baliknya. Saat penulis menulis 'traces', menurutku mereka sedang meletakkan jejak—bukan hanya secara harfiah, tetapi juga emosional dan naratif. Jejak ini bisa berupa noda tinta pada surat, bau tertentu yang muncul di bab, atau bahkan kebiasaan kecil yang terus muncul dan mengikat pemahaman kita terhadap karakter. Bagi saya, traces berfungsi sebagai bukti masa lalu yang tak terucap; mereka memberi pembaca ruang untuk menyusun kembali cerita, merasakan kehilangan, atau menyadari bahwa ada sesuatu yang dikubur di bawah permukaan. Aku sering merasa penempatan traces adalah cara halus penulis untuk menunjukkan hubungan antarwaktu: masa lalu yang meresap ke masa kini. Traces membuat dunia fiksi terasa berlapis, karena setiap fragmen menyarankan cerita yang lebih besar tanpa harus dijelaskan semuanya. Itu memicu imajinasi saya; saya suka menebak apa yang tidak dikatakan, dan traces memberi saya ruang itu. Pada akhirnya, traces adalah alat yang membuat cerita hidup lebih lama di kepala pembaca—seolah ada bekas langkah yang terus mengarah ke tempat yang ingin kita pahami lebih jauh.

Film Jepang Mana Yang Dialognya Mengandung Traces Artinya?

1 Answers2025-09-10 19:13:55
Ada satu kata yang sering bikin aku mikir panjang tiap kali ketemu di subtitle film — 'traces'. Dalam bahasa Inggris, 'traces' paling sering diterjemahkan jadi 'jejak', 'bekas', atau 'tanda' dalam bahasa Indonesia, tapi nuansanya bisa lebih halus: sisa-sisa memori, bukti yang tertinggal, implikasi emosional dari sesuatu yang telah berlalu. Jadi ketika kamu nonton film Jepang dan merasa dialognya ngomongin hal yang mirip 'traces', biasanya itu bukan cuma soal kaki di pasir, melainkan tentang kenangan, rasa bersalah, atau jejak kultural yang tersisa. Kalau bicara film Jepang yang dialog atau temanya kental dengan konsep 'traces', beberapa judul yang langsung kepikiran aku adalah: 'Rashomon' — film klasik Kurosawa yang pada dasarnya menggali bekas-bekas kebenaran lewat testimonies yang saling bertentangan; tiap cerita meninggalkan 'jejak' kenangan yang berbeda. 'Perfect Blue' oleh Satoshi Kon juga asyik dibaca lewat lensa ini: identitas dan jejak digital/psikologis si tokoh utama terus menumpuk dan meninggalkan bekas yang sulit dibersihkan. 'Kairo' (Pulse) secara atmosferis memanifestasikan ide tentang jejak orang yang hilang, lewat jaringan dan pesan yang tersisa sebagai bukti keberadaan. Lalu ada 'Kokuhaku' (Confessions) yang dialognya penuh dengan rasa bersalah dan konsekuensi—jejak tindakan yang tak bisa dihapus. Untuk nuansa lebih lembut, 'Maboroshi no Hikari' membicarakan bekas kehilangan dan bagaimana kenangan jadi jejak yang membentuk hidup orang. Kalau kamu mau cari kata yang tepat dalam bahasa Jepang, ada beberapa kosakata yang sering dipakai di dialog: '跡' (ato) biasanya berarti bekas atau sisa, '足跡' (ashiato) lebih literal jadi jejak kaki/tanda langkah, dan '痕跡' (konseki) kerap dipakai untuk jejak bukti/forensik. Dalam subtitle bahasa Inggris atau terjemahan, kata-kata ini sering muncul sebagai 'traces', 'remnants', atau 'marks'. Jadi kalau nonton film kriminal, misteri, atau drama yang menyorot trauma dan memori, besar kemungkinan dialognya akan mengandung makna serupa dengan 'traces'. Cek adegan di mana karakter ngomong soal bukti, ingatan, atau reputasi—itu tempat paling sering kamu menemukan konsep ini. Kalau harus kasih saran mana yang duluan ditonton: mulai dari 'Rashomon' kalau kamu pengin lihat gimana kebenaran bisa meninggalkan banyak jejak berbeda; pindah ke 'Perfect Blue' kalau suka sisi psikologis/modern tentang jejak identitas; dan 'Kairo' kalau mau suasana horor yang bikin jejak kematian terasa nyata lewat teknologi. Masing-masing punya cara unik mengomunikasikan 'traces'—kadang lewat dialog langsung, kadang lewat atmosfer dan simbol—dan bagi aku, itu yang bikin tiap film itu berulang kali menarik untuk ditonton.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status