Siapa Penulis Lirik To God Be The Glory Artinya Dan Sejarahnya?

Mendengar nada ceria dari lagu itu selalu bikin aku teringat sama cerita di baliknya.

Lirik 'To God Be the Glory' ditulis oleh Fanny J. Crosby, seorang penulis himne Amerika yang hidup antara 1820–1915. Musik untuk himne ini digubah oleh William H. Doane, yang sering bekerja sama dengan Crosby. Lagu ini muncul pada era kebangunan rohani abad ke-19 di Amerika, ketika himne-himne sederhana dan penuh pengulangan mudah dinyanyikan oleh jemaat biasa. Judulnya secara harfiah berarti "Kemuliaan bagi Allah" atau bisa dibaca 'Bagi Allah Kemuliaan' dalam Bahasa Indonesia, dan intinya adalah memuliakan Allah karena kasih dan keselamatan yang diberikan melalui Yesus Kristus.

Kalau kupikir lagi, liriknya menekankan rasa syukur atas pengampunan dan karya keselamatan: ada pengakuan atas dosa yang diampuni, sukacita karena keselamatan, dan seruan agar seluruh dunia mendengar kabar itu. Bagian refrain yang terkenal — "Praise the Lord" — memang dirancang supaya mudah diikut oleh jemaat, sehingga pesan pujian itu menyebar cepat dalam kebaktian dan pertemuan kebangunan rohani. Sejarahnya juga menarik: meskipun ditulis pada 1870-an, lagu ini mengalami kebangkitan popularitas beberapa kali, salah satunya kala pelayanan kebangunan rohani abad ke-20 mengangkat kembali banyak himne klasik. Bagi aku, menyanyikan 'To God Be the Glory' selalu terasa seperti meneruskan tradisi panjang umat yang memilih memuji meski dengan kata-kata sederhana; liriknya tulus dan mudah dirasakan oleh banyak generasi.

Ada sesuatu dalam pengulangan kata 'praise' yang membuat lagunya mudah diingat, dan itu tidak kebetulan dari sisi penulisan serta konteks sejarah.

Fanny J. Crosby menulis lirik 'To God Be the Glory' sekitar tahun 1875, dengan melodi oleh William H. Doane—kolaborasi yang menjadi ciri banyak himne populer masa itu. Kalau diterjemahkan, judulnya berarti 'Kemuliaan bagi Allah', dan tema utama lagu ini adalah memuliakan Tuhan atas anugerah keselamatan. Lirik-liriknya menyinggung pengampunan, kasih yang besar, dan undangan bagi setiap orang untuk memuji Tuhan bersama-sama.

Dari sisi sejarah, lagu ini lahir di tengah gelombang kebangunan rohani dan gerakan gereja injili Amerika pada abad ke-19; gaya bahasanya lugas, mudah dinyanyikan, dan cocok untuk nyanyian jemaat. Seiring waktu, sebagian besar gereja memasukkannya ke dalam himnebook, dan lagu ini kembali populer ketika pelayanan kebangunan rohani modern mempromosikan himne-himne lama untuk khalayak luas. Untukku, mengetahui latar belakang penulis dan konteksnya membuat menyanyikannya terasa lebih kaya—bukan sekadar melodi manis, tapi juga warisan iman yang turun-temurun.

Ceritanya singkat dan padat: lirik 'To God Be the Glory' berasal dari Fanny J. Crosby, sedangkan musiknya dibuat oleh William H. Doane.

Dalam Bahasa Indonesia, judul itu biasa diterjemahkan menjadi 'Kemuliaan bagi Allah' atau 'Bagi Allah Kemuliaan', dan keseluruhan lagu adalah ungkapan syukur atas pengampunan Tuhan dan sukacita karena keselamatan. Sejarahnya berakar pada tradisi himne kebangunan rohani abad ke-19, di mana lirik yang sederhana dan refrains kuat dipakai untuk melibatkan jemaat.

Secara pribadi aku suka bagaimana lagu ini tetap relevan: meski ditulis ratusan tahun lalu, pesannya universal—memuji dan mengucap syukur—yang membuatnya sering dinyanyikan di gereja maupun acara rohani. Itu membuatnya terasa akrab setiap kali dinyanyikan bersama orang lain.