PELAN PELAN SAYANG
“Ah, Mas… ouh… pelan-pelan…”
Gendis menangis di ranjang yang bukan milik suaminya. Dan Rain tahu, dia sudah melanggar segalanya. Etika. Batas. Bahkan sumpah profesinya.
Tapi Rain bukan hanya seorang Psikolog Reproduksi. Dia pria yang sudah terlalu lama menahan diri. Dan Gendis… adalah pasien sekaligus fantasi yang tak pernah bisa ia sentuh—hingga malam itu.
Satu sesi konseling berubah jadi sesi pengakuan, desahan, dan cinta yang tak bisa dihentikan.
Kini, Gendis tak hanya ingin disembuhkan oleh Rain. Dia ingin dimiliki. Sepenuhnya.