Aku Di Sebelahmu, Tapi Jiwamu Tak Bersamaku
Suamiku memiliki gangguan obsesif-kompulsif. Segala sesuatu di rumah harus mengikuti jadwal yang sudah dia susun. Namun pada hari ulang tahun putri kami, dia malah datang terlambat bersama asistennya.
Putri kami yang juga memiliki kecenderungan obsesif-kompulsif, bukan hanya tidak marah, dia malah tersenyum dan meminta mereka berdua menemaninya memotong kue ulang tahun.
Melihat mereka bertiga tertawa ceria sambil berfoto bersama dengan wajah yang dipenuhi krim kue, hatiku benar-benar hancur.
Keesokan harinya, aku melemparkan surat cerai ke hadapan suamiku. Dia mengernyit, tidak memahami apa yang terjadi.
"Cuma karena putri kita nggak memotong kue bersamamu?"
"Ya."