Cerita Princess Ariel

Orang tua, kakak dan tunanganku yakin bahwa lingkungan tak ada hubungannya dengan kepribadian seseorang. Karena itu, mereka mengirimku dan si putri palsu ke dalam mesin waktu yang baru saja dikembangkan. Kami berdua diminta untuk menjalani kehidupan satu sama lain. Jika si putri palsu tetap bisa menjadi orang yang luar biasa dalam kondisi sulit, mereka akan sepenuhnya meninggalkanku. Namun, aku juga ingin tahu, bagaimana seorang putri yang terbiasa hidup dalam kemewahan, bisa bertahan hidup di hari yang bahkan untuk makan saja sulit?

Pada bulan keempat kehamilanku, aku kehilangan pekerjaanku. Suamiku mengusulkan supaya kami membayar pengeluaran masing-masing mulai sekarang. Bahkan saat aku mengalami pendarahan, dia tidak mau mengeluarkan sepeser pun untukku. Aku dan anakku sama-sama meninggal. Ketika membuka mata kembali, aku kembali ke hari suamiku mengusulkan split bill. Aku langsung menyetujuinya. Namun, dia tidak akan tahu bahwa aku adalah siluman kuda laut yang bisa memindahkan janin ke perutnya.

Suamiku mengalami Astenospermia, penurunan kemampuan sperma untuk mencapai sel telur. Akhirnya, kami memutuskan untuk menjalani program bayi tabung. Sebelum proses pengabungan sperma dengan sel telur menjadi zigot, aku memergoki suamiku menukar sel telur milikku, dia ganti dengan sel telur milik kekasih idamannya. Diam-diam, aku menukar lagi dengan sel telurku. Di saat yang sama, aku juga menukar sperma suamiku dengan sperma mantan pacarku. Dua puluh lima tahun kemudian, kekasih idaman suamiku mendatangi putriku. Dia menangis tersedu-sedu dan berkata, "Nak, akulah ibu kandungmu yang sebenarnya!"

Sehari setelah aku menikah, aku melihat ayah mertua memukul ibu mertua karena masalah makanan. Aku ingin menghalanginya, tetapi ayah mertua memarahiku karena menganggapku tidak sopan. Dia mengatakan bahwa ini adalah cara Keluarga Kuncoro dalam menundukkan orang. Kegembiraan memenuhi hatiku ketika suamiku juga mencoba main tangan terhadapku. Akhirnya, aku bisa menunjukkan kekuatan superku!

Princess Georgette Colucci was blessed by the Moon Goddess. That’s what everyone says. She’s not only a gorgeous young lady, but she also knows who her fated mate is: Alpha Asheron Blues, the future King of the Blues Pack. Their bond brought their two packs together after years of never-ending war. Everyone was happy for them… until tragedy struck. Alpha Asheron died in battle before he could mark his fated mate, leaving behind a devastated Princess Georgette. But the Moon Goddess decided to bless Georgette a second time. Enter Prince Cain Kallistar, the second son of the Kallistar Pack. Georgette’s childhood best friend. He comes back home after years of traveling around the world and it immediately becomes evident for everyone: Cain and Georgette are fated mates. Second chance mates. Georgette has a hard time dealing with the fact that she’s falling in love all over again while she’s still mourning the loss of Asheron… only to find out… Alpha Asheron never died. He’s still very much alive and he wants his fated mate back, even if he has to compete for her. Because that’s what the United Packs Council decided: the two Alphas fated to Princess Georgette must compete for her love. She will decide on one by the end of the month. But how could Georgette decide on just one? She wants them both.

Isabella is an example of the word special. In a whole generation of wolves behind her, no one has ever seen, heard or recorded of a wolf becoming the mate of a god. No in the wolf kingdom, no kingdom at all. The thing is that gods don't have mates but Isabella is made for him. He is bonded to her and she to him. This is the story of a princess and a god.

Katalea was born a werecat. There wasn’t a time when she could remember just being “human.” Now, as she grows and her powers develop, she discovers that others want to rid the world of her kind. She learns that she is the warrior princess foretold by the ancient prophecies, tasked to save her Pride from extinction. She discovers that all freedoms isn’t free. Will she able to rise to the challenge and accept her feline heritage?

Laura Angel, the princess of the fairy tribe is in love with the future Alpha of the crescent moon pack. She hides her love affair from her parents, the king, and queen of the fairy realm. But when wolves attack the tribe, Laura Angel is forced to confess her love for Luther and make the biggest decision of her life. Does she choose the wolf she is in love with or her tribe?

Tahun keenam aku bersama Felix Darian. Aku berkata, "Felix, aku mau menikah." Pria itu tersentak, seketika tersadar dari lamunannya, tampak agak canggung ketika berujar, "Silvia, kamu tahu kalau perusahaan sedang dalam tahap penting untuk pendanaan. Untuk sementara ini, aku belum bisa memikirkan tentang hal itu …." "Nggak masalah," balasku. Aku tersenyum acuh tak acuh. Felix salah paham. Aku memang akan menikah, tetapi bukan dengannya.

Atasanku memberiku uang tunai sebesar empat ratus juta, ingin aku menggunakan uang itu untuk membayar gaji para karyawan. Aku hanya keluar untuk membeli amplop, tiba-tiba uang itu dipinjamkan oleh ayah kepada tetangga untuk membeli rumah. Aku menanyakan hal ini kepada ayah, tetapi ayah malah mengatakan kalau aku tidak pandai dalam berbelas kasihan kepada orang lain. Bahkan ibu dan kakak laki-lakiku menyalahkanku karena tidak menyimpan uang itu dengan baik. Mereka tahu bahwa ayah suka meminjam uang dan meminjamkannya kepada orang lain. Kemudian, atasanku memecatku, tetapi dia tidak lapor polisi. Dia hanya memintaku mengembalikan uang itu kepadanya. Untuk mengembalikan uang itu, ayah mencarikanku pekerjaan dengan gaji tinggi. Ketika pergi ke sana, aku mendapati bahwa aku bekerja sebagai pengasuh untuk seorang pria tua, yang mencabuliku hari itu juga. Aku ingin lapor polisi, tetapi ayah ingin aku lebih sabar dalam menghadapi orang tua. Akibatnya, anak perempuan lelaki tua itu mengira bahwa aku merayu ayahnya. Dia bahkan menyuruh seseorang untuk memukulku sampai mati. Ketika membuka mata lagi, aku kembali ke hari di mana ayah meminjamkan uang atasanku kepada tetangga.