Filter By
Updating status
AllOngoingCompleted
Sort By
AllPopularRecommendationRatesUpdated
Mr. Airlangga

Mr. Airlangga

Suwati van Rooij
Daaaarrr ! Lagi-lagi suara petir, biarpun aku nggak terlonjak seperti tadi tapi cukup bikin hati lumayan ngenes. Dengan kecepatan siput seperti ini jam berapa aku akan sampai Jakarta. Aku mendesah sedih, desahan yang sia-sia karena cuman aku sendiri yang tahu. Bruukkk ! Aku kaget lima kepalang. Aku menabrak sesuatu? Buru-buru aku melankah ke depan mobil, ingin melihat apa yang tadi sepertinya aku tabrak. Noooooo…..orang? Ada orang…eh laki-laki jatuh tertunduk di depan mobilku. “Tempat apa ini?” akhirnya dia berbicara. Pheeeww…aku menarik nafas lega, minimal dia bisa berbicara, coba kalau dia ternyata tidak bisa berbicara dan aku tidak tahu menahu bahasa isyarat bagaimana kita akan berkomunikasi coba? “Bandung….” Jawabku ragu-ragu, aku tidak yakin apa maksud pertanyaan dia dengan “tempat apa ini”, apa maksudnya kita di mana? Aku yakin sih aku belum meninggalkan bandung. “Bandung? Apa itu nama desa?” Hah…dia tidak tau Bandung? Mati gue, jangan-jangan tabrakan tandi membuat dia gegar otak. Sekarang dia mengalami amnesia dan tidak tahu siapa dirinya, tidak tahu apapun! Terus apa yang harus aku lakukan? Tiba-tiba aku ingat film Jason Bourne, dimana dia mengalami amnesia setelah tertembak dan jatuh ke laut. Tetapi lelaki ini bukan Jason Bourne, tapi dari postur badan dan wajahnya bisa saja lho dia menjadi the next Jason Bourne. Aarrrgghhh gue ngelantur lagi. “Mas ingat namanya siapa?” ok, pertanyaan basic untuk memastikan apakah dia amnesia atau bukan. “Gajah Mada” jawabnya singkat. Aku dengan refleks menyunggingkan senyum kecil, pasti emak bapak si emas ini adalah fans berat patih maha tersohor dari Majapahit tersebut. “Kenapa kamu tersenyum?” tanyanya membuyarkan lamunanku.
Fantasi
109.2K viewsOngoing
Read
Add to library
Kau Pilih Dia, Aku Bawa Anakmu Pergi!

Kau Pilih Dia, Aku Bawa Anakmu Pergi!

Malam sebelum aku seharusnya menikah dengan pewaris Keluarga Moro, aku mendapati rentetan 99 pesan teks mesum di ponsel Leo, tunanganku. Seorang wanita bernama Via Cokro, memberi tahu Leo bahwa dia mencintai Leo. Sangat mencintainya. Tanpa tahu malu sama sekali. Dia memohon pada Leo supaya membatalkan pernikahan kami, mengancam akan bunuh diri jika Leo tetap melanjutkan pernikahan ini. Aku langsung bereaksi. Aku menyodorkan ponsel itu ke wajah Leo untuk menuntut penjelasan. Keheningan terasa abadi sebelum Leo akhirnya angkat bicara. "Kakaknya itu Alan, wakilku. Dia kena tembak demi aku. Aku sudah janji padanya akan menjaga adiknya." "Jeny, kita tumbuh bersama. Kamu tahu cuma kamu satu-satunya di hatiku. Aku janji bakal urus ini, aku akan memutus hubungan dengannya." Aku mencari kebohongan di mata Leo. Akhirnya aku menelan rasa getir dalam tenggorokanku dan memilih untuk memercayai Leo. Pernikahan pun tetap dilanjutkan. Pernikahan ini bukan sekadar tentang kami berdua. Ini adalah perjanjian yang ditandatangani dengan darah antara dua keluarga. Dan, Tuhan tolong aku, aku masih mencintainya. Namun, di hari pernikahan kami, saat kami berdiri di altar dengan janji yang hampir diucapkan, Leo menerima telepon. Itu dari dia, Via. Dia sedang berada di jembatan dan mengancam akan melompat. Menuntut supaya Leo segera datang sekarang juga. Cincin berlian yang hanya sejengkal dari jariku, jatuh berdenting ke lantai batu gereja. Tidak ada sepatah kata pun. Tidak ada satu pun penjelasan. Leo pergi begitu saja. Meninggalkanku, keluarga kami, masa depan kami... Meninggalkanku berdiri sendirian di altar. Dalam kabut air mata, aku berteriak padanya, "Leo, kalau kamu keluar dari pintu itu, kita putus!" Jawaban satu-satunya dari mulut Leo, diucapkannya sambil berjalan menjauh, "Dia butuh aku." Leo tidak pernah menoleh ke belakang. Aku pun menghilang dari dunia Leo dan tidak pernah menoleh ke belakang sambil mengandung anaknya.
Short Story · Mafia
3.2K viewsCompleted
Read
Add to library
PREV
1
...
313233343536
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status