Menikahi Gadis Malam
"Astaga! Bagaimana mungkin aku bisa menikah dengan pria itu!" ucap Alin saat melihat gerombolan pria sangar berpakaian serba hitam dengan gerakan tegas itu.
Alin kini berada di kamar lantai dua, bangunan megah itu. Melihat banyak gerombolan pria itu membuatnya bergidik ngeri, sambil menggigit bibir bawahnya. Ia masih berdiri tegang di samping tirai jendela kaca itu.
"Tapi, perjanjian itu sudah terjadi, dan akad akan berlangsung lima belas menit lagi, oh Tuhan!!!"
Alin akhirnya kembali ke ranjang king size yang sudah didesain seperti ranjang pengantin dengan sepasang handuk yang di bentuk sepasang angsa di tepian-nya itu. Suara derap langkah kaki yang terdengar semakin mendekat ke kamar itu membuat suasana semakin tegang, matanya pun tampak awas memandangi pintu bercat putih itu.
'Krieek'
"Permisi Nona! Kami MUA yang di bayar oleh tuan Rizan untuk merias Nona!"
Kini, Alin agak bernafas lega. lalu ia tersenyum getir memandangi tiga orang wanita yang membawa koper make up itu.
Bagaimana kelanjutan kisah Alin dan Rizan? Yuk, baca ceritanya sampai tuntas 😊