Renjana (Airin dan Hardian)
Titania
Mengeluh itu wajar, tetapi jika keseringan mengeluh jatuhnya jadi kurang bersyukur. Mungkin begitulah kalimat yang pantas untuk Airin. Jiwanya yang rapuh ternyata membuatnya kesulitan menjalani kehidupan di dunia fana yang jelas-jelas tak bisa sesuai ekspektasi ini.
Meskipun luka dimasa kecil Airin tetap meninggalkan bekas, setidaknya Hardian hadir sebagai pengobat hati yang tulus.
Lalu, akankah Airin dan Hardian tetap bersama dalam suka maupun duka? Atau Airin memilih menuruti ego dan pergi bersama Arfan?