Kubawa Benihmu, Mas!
"Apa maksud kamu, Sarita?" tanya Madam Anne.
"Maafkan saya, Madam. Saya hamil!" kata Sarita.
"Kau jebak putraku agar menikahimu untuk menaikkan derajatmu. Benar 'Kan?" tekan Madam Anne.
"Tidak Bunda, kami saling Cinta!" jawab Bagas.
Pertikaian terus berlangsung, Sarita yang hanya anak pembantu hanya menunduk. Sedangkan ibunya menangis tersedu melihat nasib putrinya. Apa daya tangan seorang pembantu tidak mampu menyelamatkan derita putrinya kala hukuman 100 cambuk mendera Sarita.
Bagaimana kisah selanjutnya, mampukan Sarita berdiri tegak dan menatap masa depan?
Apa yang terjadi setelah hukuman cambuk itu dilaksanakan?