Filter By
Updating status
AllOngoingCompleted
Sort By
AllPopularRecommendationRatesUpdated
Mengungkap Rahasia Ibu Mertua

Mengungkap Rahasia Ibu Mertua

Pada Hari Ibu, aku berniat memberikan hadiah kepada ibu mertuaku. Namun tak disangka, aku melihatnya membawa seorang pria berkulit gelap masuk ke kamar. Setengah jam kemudian, ibu mertuaku keluar dengan wajah memerah ....
Short Story · Realistis
4.5K viewsOngoing
Read
Add to library
Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung

Suamiku Selingkuh Di Kala Aku Mengandung

Saat usia kehamilanku memasuki bulan kesembilan, wanita yang merupakan wanita idaman suamiku datang dengan alasan ingin tinggal di rumah kami. Setiap kali bertemu denganku, dia selalu memegangi dadanya dan menunjukkan wajah seolah-olah tengah disiksa oleh kenangan menyakitkan. Suamiku pun menudingku sebagai biang keladi. Dia mengira aku sengaja memamerkan perut besarku hanya untuk menyakiti hati Stella.
Short Story · Realistis
8.3K viewsCompleted
Read
Add to library
Setelah Semua Penderitaan Berlalu

Setelah Semua Penderitaan Berlalu

Suamiku selalu dipuji oleh teman-teman sebagai suami idaman. Semua orang bilang dia begitu mencintaiku dan menjagaku sepenuh hati. Hingga akhirnya aku pergi melakukan pemeriksaan kehamilan. Kakak sepupuku meneleponnya untuk berpamitan sebelum bunuh diri. Tanpa ragu sedikitpun, dia meninggalkan aku yang sedang hamil enam bulan dan pergi menemuinya dengan panik. Ibuku malah memintaku untuk berlapang dada dan ‘meminjamkan’ suamiku pada kakak sepupuku yang sedang depresi. Abangku juga memarahiku, “Kamu bisa tetap tinggal di rumah ini juga karena Susan membelamu! Jadi, apapun yang dia mau, kasih saja padanya!” Aku merasa ini sungguh keterlaluan. Padahal aku adalah keluarga kalian yang sebenarnya, dia hanyalah pencuri yang merebut posisiku. Namun, saat akhirnya aku memutuskan untuk meninggalkan kalian semua, kenapa justru kalian yang menyesalinya?
Short Story · Realistis
2.3K viewsCompleted
Read
Add to library
Bayiku dibunuh Pelakor, Suamiku Tak Peduli

Bayiku dibunuh Pelakor, Suamiku Tak Peduli

Setelah didorong oleh cinta pertama suamiku dari tangga, aku mengalami keguguran anak kedua dan akhirnya mati di sudut tangga rumah sakit pribadi milik Grup Dariawan. Menjelang ajal, putraku yang berusia enam tahun menangis sambil memohon pada ayahnya untuk menyelamatkanku. Untuk pertama kalinya, Ridwan hanya mencibir. "Sekarang ibumu pintar ya, pakai anak untuk berlagak pura-pura menyedihkan demi menipuku." Setelah itu, dia malah menepis tangan anakku dan pergi tanpa belas kasihan sedikit pun. Kedua kalinya, anakku mengatakan aku terus mengeluarkan banyak darah. Ridwan hanya berkata dengan jengkel, "Jangan berlebihan, cuma keguguran saja, bukan masalah besar. Dia itu memang paling manja!" Ridwan bahkan mengusir anakku, lalu memerintahkan dokter agar tidak boleh ada seorang pun yang merawatku. "Semua gara-gara aku terlalu memanjakannya. Kalau nggak merasakan penderitaan, dia nggak akan pernah tahu kesalahannya." Terakhir kalinya, anakku berlutut di depan Mariana sambil terus-menerus memohon. Ridwan murka dan memerintahkan pengawal untuk melempar tubuh mungil anakku yang penuh luka keluar dari ruang rawat, serta membiarkannya menjadi bahan tertawaan. "Kalau berani mengganggu Mariana lagi, aku akan segera mengusir ibumu dari Keluarga Dariawan dan dia nggak boleh bertemu denganmu selamanya!" Anakku merangkak kembali ke sisiku dengan meninggalkan bekas darah yang panjang di lantai. Kali ini, keinginanmu tercapai ... aku dan anakmu sudah menjadi mayat yang dingin. Seumur hidup, takkan pernah lagi bertemu denganmu.
Short Story · Romansa
3.9K viewsCompleted
Read
Add to library
Jadi Korban Kelalaian Orang Tuaku

Jadi Korban Kelalaian Orang Tuaku

Saat aku disiksa dan dibunuh dengan kejam oleh seorang penjahat, ayahku yang merupakan seorang kapten tim investigasi kriminal dan ibuku yang merupakan seorang ahli forensik, sedang menemani adikku yang berkompetisi dalam sebuah perlombaan. Penjahat yang pernah ditangkap oleh ayahku melakukan pembalasan dendam. Setelah memotong lidahku, dia menggunakan ponselku untuk menelepon Ayah. Namun, Ayah hanya mengucapkan satu kalimat sebelum menutup telepon, "Aku nggak peduli apa yang sedang kamu lakukan, pokoknya perlombaan adikmu paling penting hari ini!" Penjahat itu tertawa sinis. "Sepertinya aku salah orang. Kukira mereka lebih cinta sama putri kandungnya!" Saat Ayah dan Ibu tiba di TKP, mereka terkejut melihat kondisi mayat yang mengenaskan dan mengutuk kekejaman sang pelaku. Namun, mereka tidak menyadari bahwa korban yang begitu mengenaskan itu adalah putri kandung mereka sendiri.
Short Story · Realistis
9.1102.9K viewsCompleted
Read
Add to library
Aku Tak Punya Siapapun Lagi

Aku Tak Punya Siapapun Lagi

Dokter berkata, aku hanya sisa tiga hari. Gagal hati akut. Satu-satunya harapan adalah uji klinis yang sangat berisiko, peluang terakhir dan paling tipis bagiku untuk bertahan hidup. Namun, suamiku, David, malah memberikan kuota yang tersisa kepada adik perempuan angkatku, Emma, yang juga merupakan ibu baptis putriku. Kondisi penyakitnya masih dalam tahap awal. Dia bilang itu adalah “pilihan yang tepat” karena dia “lebih pantas untuk hidup.” Aku pun menandatangani dokumen untuk menghentikan pengobatan dan meminum obat pereda nyeri berdosis tinggi yang diresepkan oleh dokter. Ganjarannya adalah organ dalamku akan gagal berfungsi dan aku akan kehilangan nyawa. Ketika aku menyerahkan perusahaan perhiasan dan rancangan desain yang telah aku kerjakan dengan susah payah kepada Emma, ayah dan ibu memujiku karena menjadi “kakak perempuan yang baik”. Ketika aku setuju untuk bercerai dan membiarkan David menikahi Emma, David mengatakan “akhirnya aku bersikap perhatian”. Ketika aku membiarkan anakku untuk memanggil Emma dengan sebutan ibu, anakku bertepuk tangan dengan gembira dan berkata, “Emma adalah ibu yang lembut dan baik.” Ketika aku memberikan semua hartaku kepada Emma, seluruh keluargaku menganggapnya wajar dan tidak melihat sesuatu yang aneh pada diriku. Aku sangat penasaran, apakah mereka masih bisa tertawa setelah mendengar berita kematianku?
Short Story · Realistis
6.9K viewsCompleted
Read
Add to library
Cinta Telah Padam, Jalan Kita Berpisah

Cinta Telah Padam, Jalan Kita Berpisah

Suamiku selalu memandang rendah diriku hanya karena aku seorang wanita petani. Bahkan, dia tidak sayang pada anak kami. Setelah usia anak kami genap 100 hari, dia baru memeluknya untuk pertama kalinya. Lalu, kekasih pertamanya kembali ke Kota Jenang. Pria yang selama ini bersikap dingin itu pun, untuk pertama kalinya tersenyum di meja makan dan bahkan menyuapi anakku. Semalaman, anakku tampak sangat bahagia. Sebelum tidur, dia bertanya dengan suara lembut. "Ibu, apakah paman sedikit menyukaiku?" Aku memeluknya erat-erat. Mataku berkaca-kaca dan aku menggeleng pelan, berkata. "Bukan, tetapi kekasih paman telah kembali. Jadi kita harus pergi."
Short Story · Romansa
4.5K viewsCompleted
Read
Add to library
Penyesalan Ibu Setelah Aku Tiada

Penyesalan Ibu Setelah Aku Tiada

Pada usia 10 tahun, kakakku meninggal saat kami bolos untuk pergi bermain. Sejak saat itu, ibuku membenciku, mengira aku yang mencelakai kakakku. Dia memperlakukanku seperti pembantu dan mengadopsi anak perempuan yang patuh untuk menggantikan posisi kakakku. Ibuku merebut semuanya dariku, bahkan memintaku mendonorkan ginjal untuk putri adopsinya itu! Oke, Ibu. Karena kamu mau begitu, aku akan memberi nyawaku ini kepadamu! Setelah aku mati, dia baru menyesal.
Short Story · Realistis
10.3K viewsCompleted
Read
Add to library
Setelah Aku Meninggal, Putriku Meneleponnya

Setelah Aku Meninggal, Putriku Meneleponnya

Lima tahun setelah aku meninggal, putriku, Elsy menelepon Gavin Geraldy. Elsy bertanya pada Gavin, "Kamu suka ibuku?" Dia melihat kalimat yang tertera di buku harianku. "Gavin, kamu suka aku?" Tak disangka, Gavin malah menjawab dengan nada sinis, "Ibumu yang suruh kamu tanyakan ini? Anak sendiri pun dia tega manfaatkan? Wanita murahan ini. Sudah nikah sama ayahmu, masih mengharapkanku?"
Short Story · Romansa
4.8K viewsCompleted
Read
Add to library
Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku

Lima Tahun Kematianku, Ibu Masih Menginginkan Korneaku

Lima tahun setelah kematianku, ibuku menerima telepon dari polisi yang mengatakan bahwa ada kabar tentang diriku. Ibu bergegas pulang ke kampung halamannya bersama adik laki-lakiku. Setibanya di sana, dia langsung mendobrak pintu rumah nenek. "Mana Stella? Jago juga anak sialan itu bersembunyi. Cepat ambil kornea matanya buat adiknya." "Stella sudah meninggal," ucap Nenek terbata-bata sambil menangis. Ibu malah mencibir, "Bohong, polisi sudah meneleponku dan mengatakan kalau sudah ada kabar tentang dia." "Dasar nenek tua sialan! Kalau kamu nggak menyerahkannya sekarang, keluar sana dari rumah ini." Melihat sikap ibu, nenek menangis dan mengeluarkan fotoku dengan gemetar. "Stella, kamu nyesel tolongin adikmu?"
Short Story · Romansa
5.1K viewsCompleted
Read
Add to library
PREV
1
...
1617181920
...
50
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status