Biar Suami dan Anakku Hidup Tanpa Penyesalan
Sahabat kecil suamiku mengidap penyakit parah.
Demi agar dia bisa merasakan kehangatan keluarga dan tidak meninggalkan rasa penyesalan nantinya, suamiku memberikan kalungku kepadanya dan pergi bersamanya di hari ulang tahunku.
Anakku bahkan diangkat jadi anak angkatnya.
Dia bilang, “Dian, Lisa sudah mau meninggal, mengalah saja padanya.”
Setiap kali aku meminta waktu dan perhatian mereka, anakku akan membantu ayahnya bicara.
“Bu, bukankah ibu selalu mengajarkanku agar berjiwa besar? Tante Lisa sudah mau meninggal, kenapa Ibu terus mengganggunya?”
Lama kelamaan, aku tidak lagi meminta apapun dari mereka.
Suatu malam, aku mendengar pembicaraan putraku dengan ayahnya, “Tante Lisa sangat lembut dan anggun! Alangkah bagusnya jika Ibu bisa seperti dia!”
Harris tertawa dan dengan lembut mengusap kepala putra kami.
“Meski ibumu agak keras, tapi semua ini dilakukan demi kebaikanmu. Kalau kamu begitu menyukai Tante Lisa, biar dia menjadi Ibu angkatmu saja, oke?”
Ternyata, anak yang kulahirkan dengan susah payah tidak menyukaiku.
Aku menundukkan kepalaku, lalu diam-diam menutup pintu kamar dan berpura-pura tidak terjadi apa-apa.
Karena mereka berdua tidak menyukaiku, jadi aku diam-diam pergi meninggalkan mereka.