Suami dan Sahabatku Berulah ketika Aku Lengah

Suami dan Sahabatku Berulah ketika Aku Lengah

last updateTerakhir Diperbarui : 2023-05-18
Oleh:  Siti_Rohmah21On going
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
39Bab
35.6KDibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Caca pernah dikunjungi seorang sahabat yang tengah bertengkar dengan suaminya. Amara namanya, terakhir ia bermalam saat hamil besar, dan ternyata Caca memergoki suaminya berhubungan intim. Selidik demi selidik, ternyata Amara sudah lama menjalin hubungan dengan suaminya Caca. Bagaimana cara Caca menguak semuanya?

Lihat lebih banyak

Bab 1

Bab 1

[Ca, malam ini gue mau nginep lagi di rumah lo, boleh kan?] Pesan yang dikirim oleh Amara, sahabatku. Ia memang sudah biasa bermalam di rumahku ini.

[Gue tanya Mas Sandi dulu, ya.] balasku.

[Pasti boleh.] Aku tak membalasnya lagi. Menunggu izin dari Mas Sandi terlebih dahulu saja, setelah itu, barulah kubalas pesannya.

Caca nama panggilanku, nama lengkap Ariyani Marisha, menikah dengan Mas Sandi sudah 5 tahun lamanya, dan sudah dikaruniai dua orang anak perempuan yang sekarang usianya 4 tahun dan si bungsu 2 tahun.

Setiap sebulan sekali, memang biasanya Amara menginap di rumah kami. Sebab, suaminya tiap bulan pergi ke luar kota.

Sepulangnya Mas Sandi bekerja, seperti biasa ia duduk santai di ruang televisi dengan posisi kaki terangkat. Aku pun menghampirinya sambil membawakan secangkir kopi dan cemilan.

"Mas, Amara mau nginep lagi."

"Ya udah, nggak apa-apa, kasihan lagi hamil besar, ya kan?"

"Tapi, Mas. Apa kamu nggak risih ada orang lain di rumah ini? Sedangkan kalau orang tuaku nginap semalaman aja kamu sering protes nggak bebas," sanggahku sambil memberikan kopi nya untuk diminum.

"Itu beda cerita, kalau Amara kan orang lain, nggak terlalu ikut campur jika kita ada masalah," sahutnya sambil nyeruput kopi yang telah kubuat.

Usia kehamilan Amira kira-kira sekitar sembilan bulan, kemungkinan hanya menunggu hari saja. Ditambah lagi, ia tidak memiliki sanak saudara di sini, jadi memang tiap kali suaminya ke luar kota, ia selalu bermalam di sini.

"Ya sudah, aku hubungi Amara dulu," celetukku sambil meraih ponsel yang ada di atas meja televisi. Namun, belum sempat menghubungi Amara, ada suara bel berbunyi.

Aku segera membuka pintu dengan setengah berlari. Khawatir tamunya menunggu lama di depan. Kubuka pintu yang terbuat dari kayu itu dengan lebar, dan ternyata Amara sudah berdiri di depan pintu dengan membawa koper.

"Hai!" sapanya dengan teriakkan sambil memelukku.

"Kamu tuh, aku belum memberikan kabar boleh atau nggak, tapi nekat ke sini juga," cetusku.

"Maaf, aku pikir, Mas Sandi kan orang baik, pasti ngizinin lah kalau ada yang ingin bermalam," imbuh Amara.

"Ya sudah, masuk, bawa kopernya!" suruhku. Kemudian, ia masuk membawa koper, langsung ke ruang televisi tempat Mas Sandi duduk santai.

"Loh, kamu sudah di sini? Caca baru saja izin," ucap Mas Sandi terkejut.

"Iya, kamu kan orang baik, pasti mengizinkan aku nginep," balasnya.

"Ah Amara bisa saja, nanti suamimu cemburu loh," ledek Mas Sandi.

Aku hanya menghela napas mendengar candaan mereka berdua. Kemudian, aku antarkan Amara ke kamarnya, kamar tamu yang berukuran lumayan besar.

Tidak lama kemudian, mama menghubungiku. Mas Sandi yang dekat dengan ponsel yang kuletakkan di sebelahnya, memberikan ponsel itu padaku.

"Halo, Ca. Mama mau nginep malam ini," ucapnya tanpa basa-basi.

"Mah, kamar tamu ada Amara, minggu depan aja, ya," ujarku.

"Ca, kamu jangan keseringan bawa wanita lain nginep. Mama perhatikan, Amara tiap bulan nginep ke rumahmu, jangan, Nak! Jangan!" pesannya. Aku hanya memandangi wajah Mas Sandi yang sejak tadi menonton televisi. Rasanya, nggak pantas juga mencurigai Amara, suaminya kan pengusaha batu bara di luar kota, nggak mungkin ia mau dengan suamiku yang hanya kerja di kantor orang.

"Iya, Mah," jawabku singkat untuk menghentikan pembicaraan.

"Ya sudah, Mama minggu depan saja nginepnya. Padahal sudah kangen dengan Vira dan Yura."

"Maaf, ya Mah." Telepon pun terputus.

Aku pun berusaha berpikir positif, agar tidak terjadi sesuatu yang tak kuinginkan.

Malam ini, cuaca sedang mendung, suara petir yang menyambar, membuat kedua putriku tak ingin ditinggal di kamarnya. Akhirnya, aku pun tidur di kamar Vira dan Yuri sampai mereka tertidur pulas. Akan tetapi, tepat pukul dua dini hari, aku terbangun karena hujan amat deras, dan suara petir pun terus menerus bersautan.

Aku hendak ke dapur untuk mengambil air putih, tapi ketika melewati kamar Amara, aku pun dikejutkan dengan suara seorang laki-laki. Siapa hujan begini yang masuk ke kamar Amara? Apa itu Mas Sandi?

Aku dekatkan langkah ini dan mencoba memastikan suara yang sangat akrab di telingaku, suara milik seseorang yang menjadi suamiku selama beberapa tahun.

Dadaku berdebar ketika aku mendengar kalimat berikutnya dari mulut sahabatku.

"Sayang, kalau anak kita lahir, mau diberi nama siapa?"

Bersambung

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Yemima Zi Ez
ini cerita sdh hbs ka
2023-12-30 10:08:01
0
39 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status