Pertemuan Adalah Alur Takdir
Pada hari ketika aku dikonfirmasi menderita kanker, suamiku menampar wajahku dan berkata, “Kau begitu keji dalam hatimu, bahkan ingin merebut penyakit adikmu.”
Anak kami berteriak, “Mama sangat jahat, aku benci Mama.”
Aku tidak menangis dan tidak membuat keributan, hanya diam mengemas lembar pemeriksaan, sambil memilihkan liang kubur untuk diriku sendiri.
Lima belas hari lagi, aku akan pergi dari kota ini, menyelip ke dalam sunyi, seperti bayangan yang menghilang.
Saat semuanya berakhir, aku ingin bahkan penyesalan mereka pun tak sempat menemukan aku.