Te Amo Jawabnya Apa

Galila n'a jamais été attirée romantiquement ou sexuellement par les autres. Elle s'est rendue compte que ce n'était pas "normal" quand elle a eu 20 ans. Elle n'avait jamais voulu être en couple et avait repoussé cela encore et encore malgré les supplications incessantes de sa famille pour qu'elle se trouve quelqu'un mais à présent elle savait que ça n'allait sûrement jamais arriver. Malgré son envie de rester célibataire, Galila voulait quand même des enfants et se décida à en avoir de la manière naturelle. Mais qui voudrait bien coucher avec une inconnue pour qu'elle tombe enceinte?

Dahil sa matinding pagka-gusto niya sa kanyang Ninong Royce ay ginawa niya ang lahat maakit lamang ito. Imbes na ikasal na sana ito sa kanyang Tita Kristine, ay walang kasal ang nangyari nang mahuli silang magka-tabi ng kanyang Ninong Royce sa isang kwarto na hubo't hubad.

Mon petit ami était officier de police. Je me suis retrouvée menacée par des agresseurs et la bombe fixée à mon corps était sur le point d’exploser. Il ne me restait plus que dix minutes à vivre. L’un des agresseurs, dans son froideur calculée, m’a ordonné d’appeler mon petit ami. Mais lorsqu’il a pris l’appel, c’était un déluge de mots cruels qui m’a frappée de plein fouet : « Romy, tu es folle ou quoi ? Es-tu prête à tout sacrifier pour capter mon attention ? Tu sais, le chat de Sylvie est coincé dans un arbre depuis trois jours, et elle l’aime plus que tout, comme si sa vie en dépendait ! Si tu me fais encore perdre une seconde, sache que tu es une meurtrière ! » Dans le même instant, une voix claire et douce, celle d’une jeune fille, s’est glissée dans le combiné : « Merci, Liam, tu es vraiment incroyable. » Et cette femme n’était autre que l'amie de mon petit ami depuis leur enfance... Alors que la bombe menaçait de tout engloutir, dans un dernier geste désespéré, j’ai envoyé un message à Liam : « Adieu, je crois qu’il vaut mieux que nos chemins ne se croisent plus jamais, même dans une autre vie. »

Simon meminum afrodisiak secara tidak sengaja dan berada dalam kondisi kritis. Sebagai dokter keluarga, aku dipaksa menjadi penawarnya. Aku pun langsung hamil karena rahimku subur. Setelah menikah dengannya, aku melahirkan sepasang anak kembar yang cerdas. Namun setelah menikah, Simon tidak mengizinkan anak-anak untuk memanggilnya ayah, dia menghabiskan sepanjang hari mabuk-mabukan sambil memandangi foto pujaan hatinya. Di tahun kesepuluh pernikahan kami, dia membakarku dan anak-anakku hidup-hidup hingga kami tewas di ruang bawah tanah. Rupanya, selama ini Simon membenciku dari lubuk hatinya karena aku pernah menyelamatkannya. Dia bersikeras bahwa aku sengaja campur tangan saat dia paling lemah hanya untuk mengaitkan diri dengan orang berkuasa. Hal itu membuat hubungannya dengan pujaan hatinya retak dan menyebabkan mental wanita itu rusak hingga meninggal dalam kecelakaan mobil. Ketika aku membuka mata, aku mendapati diriku kembali di hari Simon meminum afrodisiak. Kali ini, aku sengaja membiarkan wanita idamannya menyelamatkannya dan memilih untuk pergi ke ruang belajar...

Alesha sering bermain ke rumah sahabatnya sejak kecil. Tapi bukan Zira yang membuatku ingin terus datang kembali ... Melainkan ayahnya. Rayhan Mahardika. Duda. Dokter. Tampan. Dingin. Tak pernah membuka hati pada siapa pun. Tapi Alesha tahu, di balik tatapannya yang tenang, ada sesuatu yang diam-diam ingin meledak. Dulu, Rayhan hanya melihat Alesha sebagai anak kecil. Tapi sekarang, Alesha sudah tumbuh menjadi wanita. Dan datang ... untuk membuatnya jatuh dalam dosanya sendiri. Lalu malam itu pun tiba. Keduanya hanya berdua. Tak ada suara lain. Tak ada yang bisa menghentikan. Tatapan itu berubah. Nafasnya berubah. Dan saat Rayhan menyentuh Alesha untuk pertama kalinya ... ... apakah itu akan menjadi awal dari sebuah cinta yang tak boleh tumbuh? Atau justru ... kehancuran yang tak bisa dihindari?

Lors de notre fête d'anniversaire, l'arche recouverte de roses a soudainement cédé, s'effondrant dans une tempête de verre brisé et de pétales éparpillés. Roxane et moi avons été projetées au sol sous les décombres. Je me suis appuyée sur mes coudes, une douleur aiguë me tordant l'abdomen, et j'ai levé les yeux, droit dans le regard glacial d'Albert. « Je n'aurais jamais cru que ta jalousie était aussi profonde. Tu as vraiment essayé de blesser Roxane. » Sa voix était calme, mais elle me faisait froid dans le dos. « Je ne l'ai pas touchée... » J'ai marmonné, la panique m'envahissant et je me suis empressée de fourrer le rapport du test de grossesse dans ma poche. Mais ses yeux sont devenus encore plus froids. « Tu prends mon indulgence pour un permis de faire tout ce que tu veux ? » Il a baissé la voix, chaque mot étant aussi tranchant que de la glace. « Élise, il est peut-être temps que je te remette dans le droit chemin. » « Sinon, tu ne seras jamais digne de te tenir à mes côtés en tant que Luna de cette meute. »

Mi prometido era el neurocientífico más brillante del país. Pero su amiga de la infancia, enferma de cáncer terminal y solo tenía un mes de vida, por lo que, para acompañarla en ese último tramo del camino, él me obligó a tomar una dosis experimental de un fármaco que borra la memoria, una creación suya, aún secreta. Durante ese mes en que yo lo olvidé todo, él organizó una boda con su amiga, la llevó de luna de miel, y juntos, prometieron reencontrarse en otra vida, en medio de un campo lleno de flores. Un mes después, bajo una lluvia que calaba hasta los huesos, él cayó de rodillas frente a mí, con los ojos llenos de desesperación y la voz hecha trizas: —La droga solo duraba un mes... ¿Por qué me olvidaste para siempre?

Nara Anjani adalah asisten strategis brilian di balik kesuksesan gemilang Alex Kael, CEO termuda dan paling ambisius di Aldebaran Corp. Di balik pintu-pintu kaca mewah, mereka berdua adalah kebenaran yang berbahaya terikat dalam gairah terlarang yang tak terucapkan, hanya meledak dalam bisikan rahasia setelah rapat-rapat larut malam. Alex, terperangkap dalam pernikahan sempurna yang disandiwara demi kekuasaan dan ambisi ayahnya, menjadikan Nara satu-satunya oasis dari kehampaan. Bagi Nara, Alex adalah kontrol yang ia dambakan dan penyiksaan yang ia nikmati. Setiap sentuhan yang dicuri, setiap janji yang dilanggar, justru memperkuat ikatan berbahaya mereka. Namun, ketika Nara menuntut kebebasan dari ikatan sensual mereka, Alex membalas dengan hukuman yang brutal: ia menikah. Nara pergi, membangun kerajaannya sendiri di Eropa, meyakini ia telah mengakhiri obsesi mereka. Takdir berkata lain. Krisis Deep Tech yang dipicu oleh intrik Ayah Alex mengancam akan menghancurkan Aldebaran. Hanya Nara, dengan kecerdasan strategisnya, yang bisa menyelamatkan Alex. Terpaksa kembali ke Jakarta, Nara menerima tawaran Alex: kendali penuh atas Aldebaran, dan kendali penuh atas hasrat Alex. Di tengah tekanan korporat yang kejam dan pengawasan istri Alex yang mencurigakan, Nara dan Alex kembali terjerat dalam kedekatan yang menyiksa. Sentuhan terlarang kini menjadi senjata dan hukuman. Alex bersedia menyerahkan segalanya pernikahannya, reputasi ayahnya, bahkan jiwanya demi kebebasan Nara, asalkan ia bisa tetap berada dalam orbit wanita yang ia cintai. Obsesi Setelah Rapat Malam adalah kisah tentang gairah terlarang yang bermetamorfosis menjadi kendali mutlak. Sebuah novel dark romance yang penuh intrik, di mana cinta adalah kekuatan, kebebasan adalah harga, dan satu-satunya cara untuk bertahan hidup adalah menari di antara kehancuran dan gairah yang tak terpadamkan.

Keyra memang hanya seorang pekerja malam yang menjajakan raga demi kebutuhan. Namun, dia membuktikan bahwa kupu-kupu malam sekalipun masih berhak merasakan manisnya cinta dan dekapan tulus. Tentang perjuangan mendapatkan pengakuan, tentang kemanusiaan yang masih menyala tanpa jeda.

WARNING: This book is rated 18+ and contains explicit sexual content, graphic language, and dark, obsessive themes. Till Sin Do Us Apart is a one-shot taboo tale of lust and domination, where two or more souls collide in the dark, seeking pleasure, and craving release. It’s not only love that binds them, but obsession. This story is extremely sinful, forbidden, and erotic, a slow exhale of tension and temptation. It’s about the ache of being wanted too much, touched too hard, controlled too completely… and still coming back for more.