Luka yang Terulang 99 Kali
Saat aku terkena radang usus buntu akut, orang tua, kakak, dan tunanganku sedang sibuk merayakan ulang tahun adikku.
Di luar ruang operasi, aku menelepon berkali-kali mencari kerabat untuk menandatangani formulir persetujuan, tapi semua orang menolak panggilanku dengan kejam.
Setelah menutup telepon, tunanganku mengirim pesan.
[Hana, berhenti bercanda. Hari ini ulang tahun ke-18 Wulan. Tunggu habis pesta dulu, kalau mau bicara.]
Aku pun meletakkan ponselku dan dengan tenang menandatangani namaku pada formulir persetujuan.
Ini sudah ke-99 kalinya mereka meninggalkanku demi Wulan. Kalau begitu aku ingin meninggalkan mereka juga.
Aku sudah tidak sedih lagi atas sikap mereka yang pilih kasih. Sebaliknya, aku menuruti setiap permintaan mereka.
Mereka semua mengira aku semakin pengertian, tapi mereka tidak tahu bahwa aku akan pergi selamanya.