공유

Disewa Presdir

작가: Evi Anggia
last update 최신 업데이트: 2024-03-12 09:10:34

"Mr. Ferdian?"

Joanna tersenyum manis setelah menyapa seorang lelaki yang duduk sendiri. Joanna yakin tidak salah orang, wajah lelaki itu sama persis seperti foto yang sempat dia terima.

"Maaf membuat anda menunggu lama." Joanna meletakkan tas di atas meja lantas duduk di depan lelaki itu. Lumayan saat dia sedang transit ada panggilan mendadak. Dari pada berdiam diri di kamar hotel, dia memilih melakukan kerja sampingan.

Kepulan asap dari bibir lelaki itu membuat Joanna meremas ujung gaun yang dia gunakan. Dia benci sekali dengan asap rokok. Namun, demi pekerjaannya dia berusaha menahan diri.

"Jadi, apa yang harus saya lakukan, Mr. Ferdian?" Joanna berusaha mengabaikan kepulan asap yang kian menjadi.

"Tidak ada," jawab lelaki itu singkat.

Joanna mengernyit mendengar jawaban itu. "Maksudnya? Apa anda marah karena saya datang terlambat?"

Lelaki itu melempar puntung rokok di asbak lantas beranjak dari tempat duduknya. “Ikut saya!”

“Eh, mau ke mana?” tanya Joanna bingung.

Pertanyaan itu membuat lelaki itu menoleh. “Jangan banyak tanya! Ayo, ikut!”

Dengan berat hati, Joanna mengikuti lelaki itu. Joanna berusaha ramah, beberapa kali bertanya, tapi lelaki itu justru tidak pernah  menjawab pertanyaannya.

Perasaan Joanna semakin tidak enak saat pintu lift terbuka dan mereka sudah berada di lantai teratas hotel, tepatnya di deretan kamar VVIP.

“Apa yang akan kita lakukan di sini?” Joanna sudah tidak bisa menahan diri lagi, dia butuh penjelasan hingga akhirnya dia berhenti berjalan. “Pekerjaan saya hanya sebatas pacar sewaan dan saya tidak mau dibawa ke kamar! Memang anda pikir saya wanita murahan?”

Lelaki itu menghembuskan napas gusar, dia menoleh ke belakang. “Calon istri saya ada di kamar. Kamu cukup masuk dan katakan kalau kita sudah menikah.”

Penjelasan itu membuat Joanna manggut-manggut, dia hanya takut kejadian yang dulu menimpanya lagi. Tanpa ragu wanita itu kembali mengikuti lelaki itu hingga mereka tiba di depan pintu. Joanna masih berdiri di belakang lelaki itu, membiarkan dia memencet bel.

Tidak lama kemudian pintu terbuka, Joanna pikir sosok wanita yang keluar, tapi kenyataannya seorang lelaki asing muncul dari balik pintu.

“Silahkan masuk.  Anda sudah ditunggu di meja pantry,” ujar lelaki itu.

“Masuklah!” perintah Ferdian. “Saya akan bayar lima kali lipat jika kamu berhasil meyakinkan dia.”

Alih-alih masuk, Joanna justru mundur dua langkah, dia menatap kedua lelaki itu bergantian. “Apa kalian mau menjebakku?” tanyanya mulai waspada.

“Tidak, dia memang ada di dalam. Masuklah! Kami akan menunggu di luar, kami tidak akan macam-macam,” kata Ferdinan.

Joanna menatap Ferdinan penuh selidik, dia merasa ada yang aneh. “Apa calon istrimu itu tahu aku di sini? Kenapa dia bilang calon istrimu sudah menunggu di pantry?”

Ferdinan berusaha untuk meyakinkan Joanna. “Dia tahunya saya yang datang. Apa kamu tidak sanggup? Jika, tidak pergilah! Masih banyak orang yang menggantikanmu.”

Ancaman itu membuat Joanna bimbang, mana mungkin dia membiarkan bayaran yang berkali-kali lipat hilang begitu saja. Toh, dia hanya bertemu dengan calon istri pelanggannya.

Perlahan Joanna mendekat ke pintu dan berjalan masuk. Begitu dia masuk, pintu langsung tertutup, meninggalkan Joanna sendirian.

Seluruh ruangan itu terang benderang, membuat Joanna yakin kali ini dia tidak masuk perangkap. Dengan mantap berjalan menuju pantry. Namun, langkahnya terhenti saat melihat sosok seorang lelaki duduk memunggunginya.

Mata Joanna terbuka lebar saat sadar siapa pemilik bahu lebar itu.

Pak Ethan, batin Joanna.

Wanita itu yakin sekali tebakannya tidak salah. Joanna langsung mengambil langkah cepat meninggalkan tempat itu, ternyata dia memang dijebak.

Suara derap langkah mengikutinya membuat jantung Joanna kian berdebar kencang.

"Mau ke mana kamu, Joanna?"

Kurang ajar, geramnya Joanna tidak terima karena dia sudah ditipu.

Belum sempat Joanna menggapai hendel pintu, tiba-tiba saja tangannya ditarik hingga tubuhnya berbalik.

"Lepaskan saya, Pak Ethan!" pekik Joanna. “Biarkan saya pergi!”

"Melepaskanmu? Tidak akan, Joanna. Bukankah aku memintamu datang ke sini? Kamu membuatku kecewa, Joanna," bisik Ethan tepat di telinga Joanna.

Joanna berusaha berontak untuk melepaskan diri, bagaimanapun juga dia harus bisa keluar dari kamar itu.

"DIAM JOANNA!" bentak Ethan yang mulai kewalahan dengan pemberontakan yang wanita itu lakukan.

"Tidak sudi," balasnya.

Dengan sekuat tenaga Joanna berhasil menarik tangannya, wanita itu langsung berlari menuju pintu, tapi langkahnya kembali dihadang.

Tanpa mengatakan apapun, Ethan langsung menggendong Joanna, semakin berontak, maka semakin erat gendongan Ethan. Lelaki itu melemparkan tubuh Joanna di sofa panjang, segera mencengkeram pergelangan tangan Joanna agar wanita itu tidak kabur.

Dengan cepat Ethan menindih tubuh Joanna. "Kamu milikku, Joanna. Tidak akan aku biarkan lelaki lain bersamamu."

Joanna memalingkan wajah saat lelaki itu mendekatkan wajahnya. Dengan sekuat tenaga Joanna mendorong tubuh Ethan sampai lelaki itu terjatuh di lantai, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan wanita itu segera bangun dan menjauh.

“Jangan kabur, Joanna!”

Joanna mendekat dan langsung melayangkan tendangan ke asset berharga lelaki itu dan detik berikutnya terdengar suara teriakan melengking penuh kesakitan. Sebelum Ethan bereaksi, wanita itu berlari meninggalkan kamar.

“JOANNA!” geram lelaki itu. Ethan meringis kesakitan sambil memegangi miliknya.

“AWAS KAMU JOANNA!”

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요

최신 챕터

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Diculik Suami

    Joanna mengernyit saat dia melih mobil Ethan siap di depan rumah. Padahal harusnya mobilnya yang ada di sana. "Masuklah, Joanna! Aku akan mengantarmu." Joanna tersentak kaget saat dia mendengar suara Ethan. Belum hilang keterkejutannya, tiba-tiba saja Ethan menarik pergelangan tangannya. "Maksudnya apa?" tanya Joanna bingung. Dia berusaha menarik tangannya, tapi nyatanya tenaga Joanna tidak cukup kuat. "Mulai hari ini aku yang mengantarmu," tegas Ethan tanpa menoleh ke belakang. "Nggak mau," tolak Joanna. "Lepaskan aku, Ethan!" Lelaki itu baru melepaskan Joanna saat mereka sudah ada di dekat mobil. Rizal langsung mendorong tubuh Joanna masuk ke dalam mobil dan dia menyusul masuk, tidak membiarkan Joanna keluar lagi. "Apa-apaan ini? Koperku?" tanyanya panik. Bibi sudah membawa kopernya turun terlebih dahulu, dia takut kopernya tertinggal di dalam rumah. "Sudah ada di bagasi," jawab Ethan. "Jalan, Pak!" Joanna semakin panik saat mobil itu berjalan. "Pak hentikan

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Singapura

    Ethan menatap Joanna yang tertidur pulas di sampingnya. Sayang sekali Joanna melewatkan pemandangan indah dari balik jendela pesawat pribadi Ethan. Tak lama setelah pesawat itu lepas landas, Joanna langsung tertidur pulas. "Joanna, bangun!" Ethan menggoyang-goyangkan lengan Joanna setelah pesawat itu berhasil mendarat dengan sempurna. Tak kunjung bangun, Ethan mendekatkan wajahnya. Namun, tiba-tiba wanita itu menarik tubuhnya menjauh. Joanna memasang tampang waspada. "Apa yang kamu lakukan, Ethan?" Ethan menjauhkan tubuhnya lantas dia berdiri dan mengulurkan tangannya. "Aku hanya ingin membangunkanmu, Joanna. Ayo, turun!" Spontan Joanna menyambut uluran tangan Ethan dan mereka berjalan meninggalkan pesawat. Di bawah sana sebuah mobil hitam sudah menunggu. "Selamat pagi, Pak Ethan. Selamat pagi, Bu Joanna," sapa sopir itu. "Pagi, Pak," balas Joanna. Joanna masuk ke dalam mobil dan diikuti oleh Ethan. Mobil itu langsung melaju begitu mereka masuk. HOEK! Joann

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Satu Ranjang

    Ethan melonggarkan pelukannya saat dia mendengar suara napas teratur, dia menunduk lantas tersenyum kecil ketika melihat Joanna tertidur pulas di pelukannya. "Cantik," gumam lelaki itu spontan. Ethan menarik selimut lebih tinggi, tidak ingin Joanna kedinginan dan lelaki itu kembali mendekap erat istrinya. Untuk pertama kalinya mereka tidur di ranjang yang sama. Tak butuh waktu lama, Ethan ikut tertidur pulas. *** Sepasang mata yang terpejam itu perlahan-lahan mulai terbuka. Joanna mengernyit merasakan pelukan erat itu, wanita itu menyingkirkan tangan Ethan sehingga dia bisa bebas. Joanna mendongak, menatap Ethan yang sudah tertidur pulas. "Kenapa dia masih ada di sini?" Joanna meringis saat sudah tidak tahan lagi menahan buang air kecil, dia menyibak selimut dan langsung menuju ke kamar mandi. Tak butuh waktu lama bagi Joanna berada di dalam kamar mandi. Dia kembali ke tempat tidurnya. Namun, Joanna hanya berdiri di samping ranjang. Wanita itu menggigit bibir bawa

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Pesona Suami

    "Selamat malam, Tuan Ethan! Selamat malam, Nyonya Joanna," sapa bibi yang ada di dapur. Bibi senang sekali melihat kedua majikannya sudah mulai akur, tidak seperti saat mereka pertama kali masuk ke dalam rumah ini. "Malam, Bi," balas Joanna. "Ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya bibi. "Tidak usah, Bi. Saya mau masak nasi goreng," ujar Ethan. Bibi menatap majikannya tak percaya, selama bekerja di rumah Ethan baru kali ini bibi melihat Ethan turun langsung ke dapur. Detik berikutnya dia tersenyum tipis melihat Ethan kembali menggandeng istrinya. "Baik, Tuan. Saya permisi dulu." Joanna hanya bisa pasrah saat Ethan menarinya menuju meja bar mini. Dia juga tidak tahu kenapa ngidam dimasakkan oleh suaminya. Jujur saja, Joanna lebih nyaman jika Ethan menolak permintaannya dan dia bisa bebas memasak dengan bibi. "Duduk sini dulu!" perintah Ethan. Tangan lelaki itu terulur mengusap perut Joanna. Tubuh wanita itu menegang saat melihat senyum tipis Ethan, tatapan mata lelaki

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Manja

    "Joanna lihat yang mama bawa!" Pandangan mata Joanna berpindah mengikuti arah telunjuk mertuanya. Wanita itu langsung takjub melihat tumpukan perlengkapan bayi. "Ini semua mama belikan khusus untuk cucu mama. Semoga saja kamu suka, Joanna," ujar wanita paruh baya itu sambil tersenyum lebar. Usia kandungannya belum menginjak lima bulan, tapi mertuanya sangat antusias menyambut anaknya lahir. Diterima dengan baik oleh keluarga Ethan membuat Joanna justru merasa bersalah karena nantinya dia akan meninggalkan keluarga Ethan. "Ma, tapi aku lahiran masih lama. Apa tidak terlalu dini mama belikan semua ini?" tanya Joanna dengan hati-hati takut menyinggung mertuanya. Dengan semangat wanita paruh baya itu menggeleng. "Tentu saja tidak. Mama tidak tahan untuk belanja printilan untuk cucu mama." "Terima kasih banyak, Ma." Rasanya sudah lama sekali dia tidak mendapatkan kehangatan dari seorang ibu. Wanita paruh baya itu mengusap perut Joanna lantas berpindah mengusap lengan mena

  • Gairah Panas Presdir Tampan   Perhatian Mertua

    "DURHAKA KAMU ETHAN!" Teriakan itu sama sekali tidak membuat keputusan Ethan goyah. Dia memberi kode pada dua petugas keamanan segera menyeret mertuanya meninggalkan ruang kerjanya. "Lepas! Lepaskan aku!" pinta lelaki paruh baya itu saat dua orang itu menyeretnya paksa. "Apa kalian tidak tahu siapa aku? Hah?" Dengan panik lelaki itu kembali menatap Ethan, berharap menantunya berbaik hati mengurungkan niatnya. Dia pikir datang menemui menantunya adalah jalan keluar terbaik, tapi ternyata dia salah besar. Yang ad justru Ethan menolak permintaannya. "Ethan apa begini caramu memperlakukan mertuamu? Apa gunanya kaya kalau kamu tidak punya sopan santun?" Ethan berjalan cepat menutup pintu ruangan kerjanya, tapi sebelum ditutup Ethan menatap mertuanya. "Aku tidak akan mengeluarkan sepeserpun untuk ayah. Jadi, jangan berharap lebih, Ayah!" "Benar-benar kurang ajar kamu, Ethan. Dengar! Dengarkan aku! Aku menyesal membiarkan kamu menikah dengan putriku yang berharga." Teriakan mertuan

더보기
좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status