共有

Bab 31

作者: Liazta
last update 最終更新日: 2024-06-20 22:04:21

Eliza menatap wajah tampan bayi Noah. Meskipun bukan anak yang dilahirkannya, namun rasa sayangnya sudah tumbuh dengan sendirinya.

"Tadi minum asinya jam berapa sus?" tanya Eliza

"Jam 6 pagi mbak Eliza," jawab suster itu dengan tersenyum.

"Oh berarti sekarang sudah 2 jam ya sus." Eliza melihat jam yang terpajang di dinding.

"Iya."

"Hai anak ganteng, bangun ini sudah waktunya minum susu." Eliza tersenyum sambil mencolek pipi bayi berwarna pink tersebut.

"Bu, apa nama bayinya sudah ada?" Eliza memandang Mawar yang berdiri di sebelahnya.

"Sudah, namanya Noah." Mawar tersenyum memandang cucunya yang sedang tertidur.

"Enaknya tidur anak ibu." Eliza mencium pipi bayi Noah dengan gemas.

"Nak, mimik dulu yuk, nanti kalau sudah kenyang tidur lagi."

Nathan hanya diam ketika melihat Eliza yang berbicara begitu lembut dengan anaknya.

Tiba-tiba saja dia teringat dengan ibu kandung bayi tersebut. Sejak bayi itu lahir hingga sampai saat ini belum satu kalipun bertemu dengan ibu kandungnya.

"Noa
この本を無料で読み続ける
コードをスキャンしてアプリをダウンロード
ロックされたチャプター
コメント (31)
goodnovel comment avatar
gianto sumo
penulis nya lagi belajar nulis atau sedang nulis pengalaman pribadi nih? kata - kata sering typo, kalimat kebalik balik. kayak batu belajar nulis, pemilihan kata - kata nya pun kayak penulis amatiran
goodnovel comment avatar
Wulan Apriani
makin penasaran
goodnovel comment avatar
Alfitri Suandari
pekanbaru dmn nya???? *salah fokus ......
すべてのコメントを表示

最新チャプター

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 496

    Langit siang itu membentang dalam nuansa biru pucat, dihiasi awan tipis yang mengambang malas di atas danau kecil di belakang vila. Permukaan air memantulkan cahaya matahari, berkilau tenang dan jernih, menciptakan suasana yang begitu menenteramkan.“Daddy, ayo naik,” seru Olivia riang sambil menggenggam satu buah dayung. Sementara itu, Aruna sudah lebih dulu duduk tenang di atas sampan, menanti gadis kecil itu dengan senyum hangat.Mereka memang telah merencanakan momen ini—mengelilingi danau berdua, menikmati alam yang damai. Namun, sebelum Olivia sempat naik ke sampan, Albert datang menghampiri dan menawarkan diri untuk ikut.“Ya, Daddy akan naik,” ujarnya penuh semangat sebelum langsung melompat naik ke atas perahu.Olivia tersenyum jahil, lalu menyerahkan dayung di tangannya. “Ini, untuk Amora. Eh, maksudku untuk Aruna. Tiba-tiba perutku mules. Aku harus ke kamar mandi. Sepertinya aku nggak jadi ikut,” ucapnya cepat, lalu mendorong sampan hingga menjauh ke tengah danau.“Olivia!

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 495

    Sementara itu, jauh dari vila, di sebuah rumah petak tua dekat terminal bus yang tersembunyi di balik pasar malam, Lina terduduk lemas, bersandar di dinding kusam. Napasnya masih terengah, tubuhnya penuh debu dan keringat. Rambutnya acak-acakan, tangannya gemetar karena dingin dan ketakutan.Ia merogoh sakunya dan mengeluarkan sebuah ponsel kecil. Tak ada nama dalam daftar kontak. Hanya satu nomor asing yang disimpan tanpa label.Dengan tangan yang menggigil, Lina menekan tombol hijau.Beberapa detik kemudian, suara perempuan di seberang menyambutnya. Datar, namun penuh tekanan.“Halo?”Sherly.“Aku lolos,” jawab Lina cepat. “Tapi sepertinya mereka mulai tahu. Nathan, Albert dan Hermawan pasti akan mencari tahu dan menyelidiki masalah ini. Ini bukan masalah remeh," kata Lina. Semua jejak hanya mengarah ke Sherly. Lina memang sengaja melakukan hal ini, agar bos nya tidak ketahuan. Namun ia tidak akan mengatakan hal itu kepada wanita bodoh di seberang sana.Hening. Sunyi yang mencekam,

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 494

    Ketegangan masih menggantung di ruang baca lantai dua. Nathan dan Eliza berdiri membeku, menatap Lina yang terpojok di sudut ruangan. Tubuh wanita itu bergetar, tapi sorot matanya tetap menyimpan keberanian yang belum padam.Tiba-tiba, di luar dugaan. Lina menyambar ponselnya dari tangan Nathan, lalu berbalik dan melompat dari jendela lantai dua.“Lina!” teriak Eliza dengan kaget, suaranya menggema di seluruh ruangan.Tubuh wanita itu mendarat dengan keras di bawah, tapi entah bagaimana, ia tetap mampu bangkit dan berlari.Teddy yang berada di lantai dua langsung beraksi. Ia mengejar bersama dua pengawal keluarga Hermawan. Sementara itu, penjaga luar vila mulai menyisir area sekitar, menyusuri lorong-lorong gelap yang menjadi jalur pelarian.Lina berlari ke arah dapur belakang, memutar lewat area servis tempat para pelayan biasa keluar-masuk. Pintu darurat terbuka dengan bunyi dentuman pelan, dan malam yang dingin menyambutnya dalam pelukan pekat.Teddy terus mengejar, suaranya menyam

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 493

    Dan pada saat yang sama, di dalam kamar pelayan, Lina sedang menekan nomor asing di ponselnya. Wajahnya serius. Pandangannya dingin.“Target mulai curiga. Tapi aku akan teruskan. Kita akan dapatkan apa yang kita cari. Bahkan jika harus lewat anak-anaknya.”Suaranya pelan, tapi tajam seperti pecahan kaca. Di seberangnya, suara pria terdengar samar, memberinya perintah selanjutnya.Lina mematikan panggilan dan berdiri di depan kaca kecil di sudut kamar. Ia menyisir rambutnya perlahan. Tatapannya kosong. Tapi di balik mata itu, ada luka. Ada dendam. Ada rencana yang belum selesai.Setelah memberikan laporan kepada orang itu, ia kemudian mengirimkan pesan ke nomor handphone Sherly. Setelah pean terkirim, Lina keluar dari dalam kamar, dan bergabung dengan para asisten rumah tangga yang lainnya.***Sore itu, langit di Puncak perlahan berubah jingga. Kabut tipis turun perlahan, menyelimuti vila yang tampak damai di permukaannya. Namun di dalam ruang keamanan Teddy, sebuah rencana berbahaya

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 491

    “Kurang lebih dua tahun, Nyonya,” jawab Lina, tetap menjaga wajahnya agar terlihat netral.“Dan sebelumnya?”“Saya… sempat bekerja di rumah keluarga Belanda yang tinggal di Jakarta.”Eliza mengangguk perlahan, meski dalam hati menyimpan kebingungan. Ia pernah mendengar nama itu, tapi tak pernah melihat wajah Lina di antara staf-staf sebelumnya yang pernah dia periksa. Keganjilan lain yang makin menumpuk.Mereka akhirnya tiba di tepi danau. Airnya tenang, memantulkan langit biru yang cerah. Eliza berdiri di sana, menikmati pemandangan. Tapi pikirannya sibuk mengurai benang kusut yang baru saja dimulai.Lina berdiri tak jauh darinya, menunduk, namun kedua matanya terus memperhatikan setiap gerak Eliza. Ponsel kecil di saku switer-nya masih menyala diam-diam, merekam percakapan mereka. Siapa pun yang mengirimnya, pasti akan menerima laporan yang sangat lengkap.Namun sebelum Lina bisa mengumpulkan lebih banyak informasi, Eliza memutar badan dan berkata lembut namun tegas, “Kamu tahu, ada

  • Menjadi Ibu Susu untuk Anak Presdir   Bab 490

    Momen sarapan pagi ini ditutup dengan suasana yang hangat dan penuh cinta.Tawa Olivia yang polos, candaan ringan Hermawan, serta kebersamaan yang tercipta di meja makan, membuat pagi itu terasa begitu berharga. Para pelayan mulai merapikan meja saat semua anggota keluarga bersiap melanjutkan aktivitas masing-masing.Namun di tengah kehangatan itu, insting Eliza yang tajam tiba-tiba menangkap sesuatu yang ganjil.Bukan dari Aruna. Bukan dari Albert. Tapi dari sudut ruang makan, tepatnya dari arah dapur.Seorang asisten rumah tangga berdiri di sana, membawa teko kopi. Wajahnya tenang, senyumnya ramah, dan gerak-geriknya sopan. Terlalu sopan. Terlalu diam dan terlalu mengamati.Wanita itu meletakkan teko kopi di atas meja dengan sangat hati-hati. Ia sedikit membungkuk sopan, lalu berbalik dan berjalan kembali menuju dapur.Eliza menoleh perlahan, lalu membisik pada Kiara yang duduk di sebelahnya, “Siapa nama asisten yang tadi itu?”Kiara menoleh sekilas, lalu menjawab pelan, “Yang baru

続きを読む
無料で面白い小説を探して読んでみましょう
GoodNovel アプリで人気小説に無料で!お好きな本をダウンロードして、いつでもどこでも読みましょう!
アプリで無料で本を読む
コードをスキャンしてアプリで読む
DMCA.com Protection Status