Chapter: 07. Malam Pengantin (21+)"Selamat atas pernikahan kita, Sayang."Baskara menyusuri sepanjang tubuh Tari yang masih berbalut gaun mewah merah menyala. Baskara meniup pelan telinga Tari sebelum bibirnya berhenti di pipi sisi kiri.Cup!Satu kecupan mendarat. Disertai gigitan kecil hingga Tari melenguh geli. Refleks tangan Tari mendorong tubuh Baskara."Mas, aku mau ganti baju. Permisi."Tari hendak melangkah pergi, tetapi tubuhnya lebih dulu dikurung oleh tangan kekar Baskara."Mau aku bantu melepaskan bajumu?" tanyanya dengan tatapan mesum.Tari memalingkan muka. "Tidak perlu!"Bruk!Tubuh Tari didorong keras ke ranjang hingga dia jatuh tertelentang. Ini yang dimau Baskara.Pria itu kembali menaiki tubuh Tari dengan senyum kemenangan.Ya, hari ini Tari dan Baskara resmi menikah. Tentu secara sembunyi-sembunyi karena Baskara tidak mau pernikahannya yang keem
Last Updated: 2025-08-22
Chapter: 06. Kilas BalikKalau ditanya tentang tujuan hidup, mungkin Tari hanya punya satu jawaban. Yaitu mencari uang sebanyak-banyaknya.Bukan tanpa alasan. Sejak kecil hidupnya sudah serba kekurangan. Memasuki dunia perkuliahan pun dia harus banyak-banyak menelan pil pahit karena harus mencari biaya kuliahnya sendiri.Di samping itu, dia harus diteror sekian banyak rentenir setiap harinya. Ibu sudah terlalu banyak berutang sampai Tari bingung harus membayar dengan cara apa lagi setelah menggadaikan laptop dan televisi.Hidup tidak adil, memang. Di saat teman-teman seusianya hanya sibuk belajar dan hura-hura, Tari harus bekerja sepanjang malam di berbagai tempat.Sampai kemudian seorang pria menawarinya pekerjaan jadi bartender di sebuah club malam. Tak cukup sampai di situ. Dia juga memberinya iming-iming kos mewah di dekat kampus. Semula Tari menolak, tetapi mengingat gaji yang cukup besar, akhirnya dia menyetujuinya.Selama dua mingg
Last Updated: 2025-08-21
Chapter: 05. Panggilan Spesial?Karena gairah Baskara semakin meningkat, pria itu tidak bisa mengendalikan dirinya lagi. Terlebih Tari berkali-kali mendesah tanpa perlawanan sedikit pun.Baskara segera membawa Tari ke dalam kamar. Dia sudah lupa dengan masakannya di atas kompor ataupun cucian yang masih belum rampung di wastafel.Begitu sampai kamar, tubuh Tari langsung dibanting ke ranjang dan Baskara kembali menyesapi sekujur tubuhnya dengan lebih liar lagi.Baskara mulai melepas satu per satu pakaian yang membalut Tari. Setelah itu dia beralih melucuti dirinya sendiri.Wanita itu mengenakan bra yang hampir serupa seperti kemarin malam. Berwarna merah, dengan sedikit hiasan di tengahnya. Bra itulah yang membuat Baskara semakin dan bermain jauh lebih beringas dari sebelum-sebelumnya.Begitu seluruh pakaian mereka terlepas, adegan panas kembali terjadi. Tari hanya bisa pasrah karena pertahanan Baskara jauh lebih kuat dari dirinya."Tuan ..., sakit ....""Biar aku ajari cara bermain yan
Last Updated: 2025-07-25
Chapter: 04. Kelemahan Baskara"Saya baru saja melihat riwayat lokasi yang kamu kunjungi. Sudah satu jam yang lalu kamu tiba di perusahaan, tapi kenapa kamu tidak kunjung kembali ke ruangan saya?" Sudah Tari duga. Satu langkah masuk ruangan saja omelan sang Bos langsung meledak. Tari memaki, yang tentunya hanya dalam hati. "Tadi ada karyawan yang mengajak saya mengobrol, Tuan." Alibi Tari. Mata Baskara tidak lepas dari komputer di mejanya. Wajahnya terasa semakin mencekam begitu mendengar jawaban Tari. "Di mana?" "Di lobi." Baskara tertawa garing. Tari akui dia salah. Sejak tadi ponselnya dipegang oleh Raka. Yang mana Raka sendiri langsung kembali ke ruangannya begitu tiba di kantor. Beberapa menit lalu Tari memang sempat masuk ruangan Raka dan meminta ponselnya kembali. Sialnya Tari tidak sempat membuat alasan yang cukup logis supaya bosnya itu tidak curiga kenapa Tari bisa ada di ruangan Raka. "Saya yakin GPS yang saya pasang sangat akurat. Kenapa kamu ke ruangannya
Last Updated: 2025-07-25
Chapter: 03. Rencana Balas DendamUsai mengecek langsung ke lokasi proyek, Raka mengajak Tari kembali ke kantor. Namun, Tari segera menolak. Tari bercerita pada Raka bahwa dia punya janji temu dengan salah seorang temannya. Sayangnya Baskara sedang melakukan penjagaan ketat pada Tari lewat sambungan GPS. Makanya dia sempat minta tolong Raka untuk membawa ponselnya kembali ke kantor. Dengan begitu Baskara tidak akan curiga apa pun padanya. Raka menyanggupi. Sebagai bawahan yang juga sering terkena omelan maut Baskara, Raka tahu persis Tari tidak ingin hidupnya habis hari ini juga. Kini Tari sudah bertemu dengan Mona di sebuah kafe yang tidak jauh dari lokasi proyeknya. "Gue harus apa, Mon? Bahkan dia naruh chip di HP gue buat ngelacak tempat mana aja yang gue datengi, jam berapa aja, dan dia selalu monitoring apa pun yang gue lakuin." Tisu di atas meja sudah habis lima. Begitu mereka bertemu dan saling memeluk satu sama lain, Tari tidak bisa mengendalikan diri lagi. Wanita itu langsung m
Last Updated: 2025-07-24
Chapter: 02. Misi Terselubung"Vendor mengadu ke bagian WD dua terkait keterlambatan laporan bulanan, Pak Bas. Data penjualan yang seharusnya sudah kita setor dua minggu yang lalu baru dikirim lima hari kemarin." Salah seorang penanggung jawab dari bagian manajemen pemasaran menemui Baskara ke ruangannya. Saat ini Baskara tengah menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi sambil memejamkan mata. Sesaat dia menghela napas setelah mendengar pengaduan yang sama seperti dua minggu lalu. "Bawa salah satu pimpinan bagian keuangan ke hadapan saya sekarang juga!" "Baik, Pak Bas." Orang itu segera menunduk, memberikan penghormatan pada Baskara lalu pamit pergi. Tentu Baskara tidak memberikan penghormatan balik. Pria itu memang terkesan cukup keras biarpun usianya masih sangat muda. Meski saat ini posisi duduk Tari cukup jauh dari Baskara, tetapi wanita itu bisa mendengar jelas umpatan yang baru saja keluar. "Buatkan saya kopi hitam seperti biasa!" Baskara memerintah tanpa menoleh
Last Updated: 2025-07-24