Chapter: 6. Api Cemburu Penyulut Balas Dendam Bayangan tentang Revon menghantuinya selama seminggu belakangan ini. Malam di mana Arya--suaminya sendiri memberikannya pada Revon membuat sekujur tubuh Aluna meremang. Kilas balik yang mengecewakan bagi seorang istri, namun bodohnya hati Aluna sama sekali tidak menyesal. "Sayang, ada sesuatu yang mengganggumu?" Dekapan hangat menyentak lamunan Aluna. Sepasang tangan kekar menyusup di sela lengannya, mendekap erat pinggangnya dari belakang. Aluna tersenyum manis, dia mengelus rambut suaminya dengan sayang. Arya mengistirahatkan dagunya di bahu Aluna, matanya terpejam menikmati sentuhan Aluna yang selama ini telah dia abaikan. Setelah hari itu, Arya semakin menyayanginya. Dia suka menempel pada Aluna, bermanja-manja. Bahkan, Aluna tidak lagi mendengar kalimat sarkastik yang selalu menyalahkan dirinya atas semua kesalahan di rumah. "Kamu jadi mengantarkan makan siang padaku nanti?" Aluna mengangguk. "Ada yang ingin kamu makan secara spesifik, Mas?" tanya Aluna dengan lembut.
Huling Na-update: 2025-07-29
Chapter: 5. Perselingkuhan yang Terbongkar Aluna hanya diam dan menunduk bahkan sesampainya mereka berada di sebuah hotel bintang lima. Kesadaran Aluna baru kembali saat resepsionis menyapa mereka, kepalanya sontak terangkat. Beberapa detik dia terkejut, lalu terpukau dengan dekorasi mewah hotel. Hatinya lebih kaget saat menyadari suaminya yang tiba-tiba bermurah hati dan sangat romantis mengajaknya makan malam di hotel bintang lima seperti ini. Aluna menoleh dan menatap lekat Arya yang tengah berkomunikasi dengan resepsionis. Senyum manis terbit di wajannya, tangannya kemudian perlahan mendekati lengan Arya dan memeluknya. Hati Aluna menghangat, walaupun Arya hanya diam saja dengan perlakuan yang dia berikan. Aluna merasa sangat bahagia, jantungnya berdetak cepat dan otaknya mulai menciptakan banyak hal romantis yang akan terjadi pada mereka. Dia berpikir Arya ingin memperbaiki keretakan rumah tangganya. Bahkan lebam yang belum hilang sudah tak lagi terasa di raganya yang lemah. Dahi Aluna mengerut bingung saat Arya membawa
Huling Na-update: 2025-05-31
Chapter: 4. Dugaan Hubungan Terlarang Arya terkejut mendapati seorang yang duduk di balik kursi CEO itu adalah Revon Adinata, orang yang dulu sangat mencintai istrinya. Arya termenung, dia bertanya-tanya dalam hati kenapa laki-laki ini bisa berada di sini. Akan tetapi mungkin Revon sudah tak mengingat Aluna lagi. Revon menyeringai, dia bangkit dari kursinya. Mengambil beberapa dokumen di atas meja kerjanya dan melangkah ke arah Arya. Setelah dokumen itu sampai di tangan Arya, Revon sedikit menunduk mensejajarkan bibirnya dengan telinga Arya. "Setelah gadis yang kucintai, kau mau mengambil keuntungan dari perusahaanku juga?" Suara rendah dan berat itu terkesan sangat dingin dengan penekanan di setiap katanya. Tubuh Arya langsung merinding dan kaku di tempat. Jantungnya berdetak lebih kencang, keringat dingin mulai membasahi pelipisnya. Revon menjauh, dia bersidekap dada menatap pria dengan kemeja garis-garis di depannya. Ada rasa puas tersendiri melihat kerutan samar dan mata yang melotot terkejut itu. "Pak, tapi saya
Huling Na-update: 2025-05-31
Chapter: 3. Ranjang Hangat Tuan PresdirAluna nampak sangat lelah dengan wajah tanpa make-up. Wanita yang telah melahirkan seorang gadis cantik itu, masih tertidur pulas dengan selimut tebal yang menutupi tubuh mungilnya. Kondisi kamar yang masih gelap dengan tirai yang sengaja tidak dibuka, Aluna merasa tubuhnya lebih santai dari biasanya. Satu minggu tidak bertemu sang suami nyatanya sangat cepat berlalu. Anehnya, tidak ada rasa rindu dalam hati Aluna. Dia malah senang, beban di hatinya seakan tidak pernah ada. Satu minggu, rasanya Aluna terbuai dan berharap ini akan menjadi selamanya. Tidak perlu bangun sangat pagi, menyiapkan seluruh kebutuhan rumah tangga. Bersih-bersih rumah, pergi ke pasar dan memasak. Tidak ada yang meneriakinya dan memakinya di pagi hari. Tidak ada yang memarahinya dan menyuruh ini itu. Aluna merasa, kehidupan yang dia dambakan telah tercapai. Senyum kecil terbit di bibir tebalnya. Sepasang mata bulat itu masih tertutup, belum mau keluar dari alam mimpi. Hingga sebuah tangan besar menangkup wajah
Huling Na-update: 2025-05-31
Chapter: 2. Rahasia yang Terancam Sebuah silau mobil membuat tubuh Aluna tersentak. Dia segera bangkit dari sofa dan tersenyum sangat manis, berlari ke arah pintu dan membuka pintu dengan riang. Mulutnya terbuka, pikirannya tentang segala hal buruk sirna begitu saja. Perasaannya yang kesal, sedih dan kecewa seakan hilang ditelan malam. Namun, pakaian rapi dengan tuxedo mahal, kemeja putih bersih dan dasi senada itu sama sekali bukan suaminya. Aluna mendongak, matanya memicing menyesuaikan cahaya berusaha mengenali wajah di depannya. Jantungnya tersentak seolah baru saja tersandung dan terjun dari gunung dan masuk jurang. Wajah lelah itu pucat seketika, bibirnya bergetar, tubuhnya kaku. Kedua tangannya yang ada di kusen pintu jatuh ke samping kanan dan kiri tubuhnya. "Revon?" Dahi Aluna berkerut, kedua alis tebal itu hampir bersambung. Dia mundur beberapa langkah, kemudian semakin cepat saat tangan besar pria di depannya mendorongnya ke dalam. Memaksanya duduk di sofa. "Merindukanku, huh? Kamu benar-benar membuatku
Huling Na-update: 2025-05-31
Chapter: 1. Rahasia yang Terkubur Sudah lima tahun dia menikah dengan Arya, bahagia dengan kehidupan sederhana dengan seorang gadis kecil yang cantik dan pintar. Namun, Arya tidak pernah tahu jika gadis kecil yang sangat dia sayangi bukan darah dagingnya, dan Aluna juga tidak pernah punya nyali untuk mengatakannya. Saat Aluna menghembuskan napas resah, Arya tiba-tiba datang memeluknya dari belakang. Menyembunyikan kepalanya di ceruk leher sang istri, mencari rasa nyaman setelah pulang bekerja. Aluna menarik kedua tangan Arya, membuatnya semakin erat memeluknya. Dia tersenyum kecil, perasaannya masih campur aduk. “Hari ini lembur lagi, Mas?” tanya Aluna dengan nada lembut. Tangan kanannya terulur hendak mengelus kepala Arya. “Ya,” jawab Arya singkat. Pria itu menjauh, membuka kemejanya dan menaruhnya di sembarang tempat. Melihat itu, Aluna menghela napas panjang. Dia tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya. “Mas, tidak pernah kamu melihat keranjang kotor di dekat pintu kamar mandi, hum?” ujarnya pelan dan le
Huling Na-update: 2025-05-31