Home / Romansa / EAT ME, SIR. (Indonesia) / BANG TARA TURUN TANGAN.

Share

BANG TARA TURUN TANGAN.

Author: Anajw0
last update Last Updated: 2021-01-30 11:27:33

Ternyata Fahri nggak buang-buang waktu lagi buat deketin Tika pake acara modus. Terbukti Fahri lebih gentle dari abang yang ribet, tanpa waktu lama selama menunggu doi mempertemukan kamu dengan orang tuanya. Canda sayang.

Tika yang apa adanya cuma pakai celana hitam panjang bahan karet yang pas melekat di kaki pendekanya dipadukan dengan baju jaman now yang panjang sampai paha, dimana terlihat seperti baju tidur tapi bukan. Warnanya abstrak, cakep. Kaya muka Fahri dan abang, cakepnya paripurna. Tidak tertandingi siapapun dimata Tika, yang cuma melihat lelaki itu-itu saja.

Kalau tidak teman lelaki dikantor, ya pasti abang dan bang Tara ditambah kak Fahri sekarang.

Terus rambut Tika kuncir seperti buntut kuda, kunciran favorit kalau kata bang Tara. Alasan lainnya Tika males menata rambutnya, cuman kuncir kuda yang dirasa nggak ribet.

Pucuk dicinta ulam pun tiba, yang sedang dibicarakan muncul didepan rumah Tika dengan wajah seumringah, sinar senyumnya menyaingi matahari yang merongrong bumi siang ini. Kemudian binar senang yang antusias tidak Fahri tutupi ketika melihat Tika yang imut dipadukan dengan tubuh pendeknya.

Aduh, Fahri jadi merasa salah kostum walau pakaiannya terlihat sederhana tidak sesederhana harga pakaiannya, yang dibandrol jutaan. Soalnya walau sudah pakai baju biasa, dia tetap lebih keliatan dewasa dari Tika, nanti dikata Tika ini adiknya kan bikin keki.

Sedang Tika yang masih menilai Fahri, memandang dari atas kebawah. Untuk menilai, kok walau pakai baju cukup biasa. Tetap saja wajah dan karisma laki-laki dewasa berkepala tiga, tidak bisa ditutupi dengan semua pakaian biasa.

Tika mendadak insecure cuma liat dari sepatu yang Fahri gunakan, dia tau harga sepatu itu dan dia kenali.

Soalnya abang pernah nanya ke Tika, gimana kalau Farhan beli sepatu ini, Tapi langsung Tika ceramahi karena abang sudah banyak mengoleksi sepatu yang mana mungkin hanya dipakai setahun sekali, seperti artis papan atas itu tuh.

Sepatu yang dicuci seminggu sekali miliknya menangis mendengar ini. Sudah lusuh, buluk lagi. Begitu saja Tika sudah beryukur karena masih dapat dipakai. Sepatu juga kalau abang baik, nanyain buat belikan tapi jarang. Paling traktir Tika jajan, amat sering. Tapi sambil dikawal abang.

Tika kan anak paud, nggak bisa di tinggal, dikepar gitu aja. Nanti jajan yang tidak-tidak terus buat khawatir banyakan.

"Udah mandanginnya?,"

Sadar dari kekacauan batin Tika langsung geleng, tengok kanan tengok kiri. Maksudnya geleng-geleng. Malu, Tika langsung tutup mata dengan telapak tangan. Sedang Fahri tertawa melihatnya, dia jadi terhibur liat perempuan yang disukai temannya namun tidak segera ia miliki karena alasan takut ditolak.

Kalah sama anak SD jaman now, yang maju terus pantang mundur. Sampai papa, mamaan pacarannya.

"Yaudah, Kakak mau ijin ke abang kamu dulu ya. Ada didalemkan?." Fahri bertanya dan Tika angguki saja tanpa suara. Cuma kepalanya saja yang gerak sama kaya patung kucing yang biasa ada ditoko miliki orang tiongkok dekat kantor.

Cuma tangganya doang yang gerak, kalau Tika kepalanya.

Terus nggak lama bang Tara yang dengan celana training serta kaos abu-abu berjalan bersisian dengan kak Fahri, sedang bang Tara mengusap rambut basahnya dengan handuk. Tika pandangi saja dalam diam, abisnya bingung mau nyari topik buat ngajak ribut bang Tara.

Habis Tika salah tingkah setelah ketahuan menilai penampilan Fahri yang nggak ada cela buat dijulidin.

"Udah, makannya lu tinggalin mobil lo disini. Pake motor gue aja. Biarin itu setan alas kelabakan tau calon bininya dibawa orang pake motor sambil peluk-peluk mesrahhh," habis ngomong gitu, abang langsung ngakak mukul lengan Fahri.

Tika yang dengar dan lihat malu sendiri sama kelakuan abangnya yang melampaui orang mevvah.

"Tapi ini bakalan mancing gak sih. Soalnya saya ragu sama rencana kamu, dilihat-lihat dia gak ada rasa gitu kok. Yang kaya biasa aja. Baik dan perhatian sama semua cewek,"

"Iya. Baik dan perhatian sama semua cewek, tau adik gue digebet laki lain langsung keluar jurus kucing garongnya sampe luntang lantung cowok yang deketin adek gue. Yang apes adik gue, mewek mulu tiap ditinggalin!."

Terus bang Tara paksa Fahri buat genggam kunci motornya sambil bilang.

"Percaya sama gue, jangan lupa buat story juga biar dia liat."

.

.

Tika bingung sekaligus takjub sama sifat Fahri yang beda dari pertama ketemu, ternyata orangnya nggak begitu jaga image kaya yang tsundere. Dia orangnya suka buka-bukaan aja, untungnya bukan buka baju--nanti hidung Tika mimisan-- apa adanya tapi cara yang halus tanpa menusuk jantung. Nanti Tika malah mati.

Mulai aktif hiperbolanya ya, bun.

Tika dibawa nonton lagi dan disana terlihat ramai, Tika paling malas deh. Tapi karena dipegangi oleh Fahri nggak bisa kabur. Kenapa deh semua orang kalau ajak jalan Tika suka banget ke bisokop, sekali-kali ajak liburan gitu. Tika kan bete dirumah aja, kalau peri juga harus dianterin. Semua abang dan kakaknya terlalu protektif karena katanya Tika anak bungsu dan perempuana.

Hisss...

Dahlah, Tika jadi sebel. Dia hentak kakinya diatas lantaai karena Fahri mau kekamar mandi sebenatr, Tika disuruh duluan buat ambil popcorn dan minuman sebelum masuk studio.

Jadilah dengan wajah ditekuk Tika mendekat kearah si mas, menunggu pesanannya. Si mas nya tadi merhatiin Tika sama Fahri bicara, mukanya yang kaya aneh gitu tapi Tika nggak sempet mikirin. Jadi bodo amat.

Pas popcorn dan minuman sudah ada ditangan, Tika lupa sama sedotannya. Ketika mau ambil, eh kok babang tampan bisa ada disitu, berdiri didepan straw dispenser sedotan yang mana orangnya tadi berdiri dibelakang Tika.

Dan kenapatinggi banget, sampai untuk liat mukanya Tika perlu mendongak. Sontak Tika tersenyum dan bilang.

"Kak, permisi. Mau ambil sedotan."

Eh, habis bilang begitu si babang tampan malah ambilin dua sedotan buat Tika terus kasihin ke Tika sambil nunduk sopan.

"Itu... kamu bisa bawa sendiri minum sama popcornnya?,"

"Em..."Tika terus tengok dua minuman soda dan satu popcorn ukuran sedang.

Tika juga tidak yakin, mau jawab nggak bisa tapi sungkan. Memangnya kalau Tika bilang tidak si babang tampan mau bantuin bawa gitu, kan enggak, takutnya cuma basa basi Tikanya sudah berharap. Kan jatuhnya sakit banget.

"Enggak ya?. Mau saya bantu bawain kedalam? kayanya kita juga satu studio, saya juga nonton sendiri karena teman saya batal datang. Saya cuma pesan minuman, jadi tangan saya yang bisa bantu bawain." Jelasnya yang tidak Tika perkirakan. Padahal tadi sudah berburuk sangka duluan Tika.

'Ampuni Tika ya Allah'

Ucap Tika dalam hati sambil meringis.

"Boleh emangnya?,"

"Sure, kenapa enggak. Tunggu sebentar kalau gitu, kita masuk ke studio bareng."

Oke, Tika akan tunggu. Lagian Fahri lama sekali sih ke kamar mandi, ngobrolin air kali ya?.

Akhirnya keduanya jalan bersisian, Tika jadi meras kerdil jalany disebelah babang tampan. Makannya ketika jalan dia pelan-pelan biar nggak bersisian, dia juga jadi diliatin gitu ketika jalan masuk mau ke studio.

Singkat cerita Tika sudah ada didalam dan duduk, terus takdir memang suka mengagetkan sebab si babang tampan duduk di tepat disebelah Fahri.

Terus Tika bilang terima kasih karena sudah dibantu bawakan, salah satu etika sopan santun yang jangan sampa lupa. Terus babang tampan ngajak ngobrol Tika sambil nungguin semua orang masuk. Tika ngerasa babang tampan seperti tertarik sama Tika, tapi Tika nggak suka diajak ngobrol terus.

Basa-basi gitu tapi emang basi.

Tika sejujurnya malas, guys. Tapi karena balas budi sudah mau bantu Tika bawakan popcorn, dia balas budi dengan jawab terus setiap diajak ngobrol. Untung nggak lama Fahri datang dan langsung comot popcorn gitu aja.

Lihat Tika ternyata ada pawang babang tampan yang tadinya ngajak ngobrol Tika cari perhatian, langsung kenalan sama Fahri dan diam.

Syukur deh sudah muncur duluan. Jadi Tika bisa fokus nonton tanpa perlu di ajak ngobrol.

Tika memang begitu teman. Suka terlalu percaya diri, di kira babang tampan tertarik. Bisa jadi kan dia ajak ngobrol karena nggak mau canggung atau karena dia easy going dan mudah banget berbaur dalam keadaan apapun.

Huh. Dasar Tika, suusdzon saja sama orang lain.

.

.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • EAT ME, SIR. (Indonesia)   Pertemuan Tika dan Abang

    Bara tilik layar ponsel Farhan dari balik punggung untuk melihat, jika layarnya menampilkan pesan singkat dari sosok yang berhasil buat Farhan ng-bucin bertahun-tahun ketika mau tancap gas sudah keduluan rekan kerja.Sakitnya sampai sumsum tulang, tidak terlihat tapi bikin hati nestapa."Kenapa nanyanya basa basi gitu dah?"Tanya Bara kemudian tidak lagi mengintip, dia langsung ambil ponsel Farhan yang hanya menghela napas.Dia benar-benar tidak punya banyak energi untuk marah, maupun bernapas. Sudah pantas di sebut orang patah hati belum abang?Sudah kan, napaspun rasanya sulit. Pikiran kacau balau karena kehilangan arah tujuan yang sudah di buat dari lama, sudah dua tahun abang memikirkan untuk melamar Tika tapi belum berani.Kemudian bodohnya, dia malah buat ikrar tidak berotak tapi syukur-syukur Tika sudah lelah dengan fase kenalan-dekat-pacaran dan terus begitu sampai putus lagi.Abang jadi punya kesempatan untuk bergerak setelah menguatkan hati, yakin jika dia sudah baik-baik saj

  • EAT ME, SIR. (Indonesia)   Tika Resmi Milik Orang!

    Rumah Farhan tidak seperti biasanya, ada kesuraman dan sepi. Dengan Farrel dan Hana yang duduk di ruang tengah saling berpikir, mereka tengah mendapati abang mereka. Kakak tertua, si sulung itu tengah malam di depan mereka tanpa kesulitan.Atau merasa bersedih seperti kebanyakan mantan yang di tinggal nikah, ini bentukan abang masih hidu, bernapas dan biasa saja. Atau jangan-jangan abang hanya sedang bersikap legowo dalam hati sudah menangis darah?Jadi sebenarnya yang suram itu Farrel dan Hana, bukan Farhan."Beneran ya, abang nggak drama kaya kemarin lagi. Aneh tapi nyata, gue jadi speechles."Ujar Farrel pada adiknya.Hana menimpali."Nggak gue sangka, jauh dari ekspetasi kehancuran yang udah terbayang. Gue malah nyaksiin abang anteng makan sebelum berangkat ke acara pertunangan mantan, atau jangan bilang. Abang ngamuknya di acara lagi?""Ya gapapa, gue seneng kalau mbak Tika batal tunangan. Nanti abang dateng bak pahlawan kesiangan terus gantiin deh sebagai mempelai laki-lakinya, ka

  • EAT ME, SIR. (Indonesia)   Salahin Farel Abang Gagal Nikahin Tika

    [Mbak Tika, abang sakit nih pulang dari rumah mbak. Kena asam lambung parah, terus sekarang lagi demam. Salam ke mas Tara ya!! Jangan galak-galak banget kasih hukuman ke abang aku, kasian tau sekarang ngigau kaya orang gila manggil mbak.]Isi pesan itu masuk, dari Hana Astuti Winata. Adik bontot Farhan yang memang dekat dengannya, sering memberikan informasi abang tanpa perlu di tanya.[Mbak nanti jengukkan?]Tika jalankan jarinya di atas layar ponsel untuk menjawab.[Terus abang gimana sekarang, udah mendingan belum?][Iya, nanti mbak datang ke sana.]Tika menunggu dengan gelisah balasan dari Hana, di sini Tara juga tidak sama beda. Hanya saja jika Farhan jatuh sakit maka Tara jatuh ke dalam emosi, dia terus-terusan bermuka muram.Dia juga tidak tau saja, kalau Hana mengirim pesan di lebih-lebihkan, karena nyatanya Fahan sedang duduk di meja dapur sambil makan tanpa terlihat selemas sebelumnya.Belum ada pembicaraan lebih lanjut, abang seakan menahan diri karena terakhir kali mereka

  • EAT ME, SIR. (Indonesia)   Terancam Batal Melamar

    Pada akhirnya abang memilih pulang, Tara mengusir Farhan secara tidak langsung dengan meninggalkannya di ruang tamu. Membiarkan Farhan mau melakukan apapun asal tidak mendekati adiknya.Sebab dia masih kecewa.Farhan jadi paham dan memasrahkan diri, tapi tidak. Dia belum menyerah seperti kebanyakan orang.'Sebelum janur kuning melengkung, masih ada peluang menikung' Terdengar jahat tapi kini abang benarkan kata-kata itu.Sekarang dengan kepala pening, sebab memikirkan masalah bisnisnya dan Tika juga Tara sangat menguras energinya.Dia pulang dengan kepala yang benar-benar hampir pecah rasanya, duduk di jok mobil pun serasa sedang mengambang. Kalian pasti paham bagi yang sudah merasakannya, pantat abang serasa tidak duduk di atas jok mobil.Sampai di rumah abang turun dengan kepala menunduk lelah, sudah tidak kuat apalagi mengingat tadi Tika sampai menangis. Itu pertama kalinya di hadapan abang setelah sekian lama Tika tidak menangis karena di putusin mantan.Sudah berapa tahun setelah

  • EAT ME, SIR. (Indonesia)   Mencoba tegar tapi tidak menyerah.

    Tika masih ingat bagaimana wajah bang Tara yang tidak mau menatap Tika barang sedetikpun, marah dengan sikap lemah Tika kepada abang yang agresif bukan main. Sejak mendeklarasikan jika abang mau lamar Tika dan membelikan cincin pengikat.Tidak ada lagi sekat yang dulu abang buat, hilang tersamarkan oleh rasa sengatan-sengatan menyenangkan yang di buat abang ke Tika yang lemah.Bang Tara tau kok, ini juga kesalahan Tika karena malah berdekatan dengan Farhan ketika sedang berduaan. Sudah pasti Tika sebagai umpan dan Farhan si pemancing akan tergoda untuk menyicip.Dan salahnya juga terlalu percaya dan membiarkan kedua makhluk berbeda jenis dari cucu adam ini saling berdekatan. Dia patut di salahkan sebagai seorang kakak, dia lalai untuk menjaga adik perempuannya dari godaan setan sundal berbentuk Farhan."Bang Tara..."Panggil Tika pada Tara yang tidak juga mau menatap adiknya.Tara biarkan saja, dia lebih memilih melewati adiknya yang berdiri di depan pintu kamar. Dia bawa gelas kopinya

  • EAT ME, SIR. (Indonesia)   Cobaan orang ngebet kawin!

    Sudah berapa kali abang di abaikan?Sudah berapa kali abang menunggu dan bertandang?Sudah berapa lama?Entah, abang sendiri lupa.Abang tengah berusaha untuk mendapatkan tiket restu dari sahabatnya sebagai kakak ipar. Sampai gerbang rumah, mobil abang tidak di ijinkan masuk. Hanya menunggu bersama satpam komplek rumah Tika, paling-paling kalau ada kesempatan abang ketemu Tika yang jalan kaki habis dari super market.Nanti Tika buru-buru usir abang, takut-takut bang Tara liat abang babak belur lagi. Padahal abang sudah siap, sedia, ikhlas kalau sampai babak belur tapi dapat membuat Tara memaafkan kebodohannya.Waktu itu Tara benar-benar marah sampai mengungkit pembahasan mereka sebagai seorang teman."Lo taukan kita ini laki-laki, gimana perasaan serakah menginginkan seorang wanita sampai sebelum di akadpun merayu wanitanya cuma biar melakukan hal yang kita inginkan karena tau perasaan mereka fleksibel dan lemah pada perasaan.""Tapi jangan manfaatin adek gue buat merasakan afeksi yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status