Share

Brengsek

Sudah hampir satu bulan aku mengenal Adit, laki-laki urakan yang penuh dengan tato, salah pergaulan dan tentu saja tidak masuk kedalam kriteria ku tapi buktinya kami sudah dekat akhir-akhir ini.

Meskipun dia menyebalkan tapi kadang suka bikin kangen saat aku ada masalah, dia selalu ada dan datang tiba-tiba seperti jailangkung, membuat aku jantungan setiap gombalannya, bukan karena terpesona tapi lebih kepada mau muntah saja.

Seperti yang sudah aku bilang akhir-akhir ini dia selalu ada saat aku membutuhkan, entah dalam keadaan susah, senang, bahkan saat mood aku buruk luar biasa. Dengan sabar dia selalu mengikuti semua mau ku, bahkan sudah seperti babi saja, menemaniku berbelanja saat nada sibuk dengan kekasihnya, membelikan minum saat aku haus dan malas ke kantin, pokoknya masih banyak lagi.

Tidak ada hubungan antara kami tali sialnya dia selalu melarang ku jalan dengan cowok siapapun kecuali dia, posesif yang tidak bisa di ganggu gugat, dia akan berbuat nekat kalau sampai melihatku dengan cowok lain, hal ini lah yang membuat aku semakin sebal kepadanya.

Pernah waktu itu aku sedang berbicara mengenai akirpsi ku dengan dosen muda yang kebetulan dulu juga meneliti hal yang sama, tiba-tiba dengan kemarahannya yang tidak menentu itu dia menghajarnya habis-habisnya, bikin malu luar bisa. Aku sampai dipanggil oleh dekan jurusan akan hal itu. Benar-benar tidak habis fikir aku.

Bukan hanya itu saja, saat aku berdampingan dengan salah satu cowok yang kebetulan satu jurusan dengan ku saja dia bisa marah, menjaga jarak dari makhluk yang namanya laki-laki kudu wajib untuk ku. Entah siapa dia sampai-sampai bisa mengaturku seenak jidatnya.

"Aku melihat mu dengan laki-laki kemaren, siapa dia?" Itu ujar Adit saat bertemu dengan ku.

Selalu saja begitu membuat aku langsung menyarangkan bogeman mentah di perutnya.

"Dasar gila," gerutuku.

"Sakit sayang," gumamnya yang aku berikan pelototan.

"Sayang palalo petang, jangan ngaku-ngaku deh," gumamku sewot.

"Yah gimana dong, aku kan sayang kamu," katanya lagi yang membuat aku serasa mau muntah saja.

"Lagian Lo ngapain sih ngintilin gw mulu," kataku masih sewot meskipun kami sudah saring bertemu.

"Masih aja galak," katanya tidak habis fikir.

"Orang kek Lo harus digalakkan," jawabku dan meninggalkan Adit yang selalu mengikuti.

Kejadian itu terjadi dua hari yang lalu dan sudah dua hari ini pula aku tidak bertemu dengan laki-laki itu. Bukan-bukannya aku kangen atau apa, aku hanya takut dia tiba-tiba muncul dan akan membuat ulah lagi. Pasalnya saat ini aku sedang berdiskusi dengan seniorku di salah satu cave, membahas masalah penelitian ku yang sangat rumit ini.

Aku dan Nara memang satu fakultas tapi beda jurusan, makanya saat ini kami sibuk dengan urusan masing-masing.

"Ok kak, nanti kalau aku butuh sesuatu lagi aku hubungin kakak yah, soalnya aku masih bingung dengan pengolahan datanya, ini aja baru sedikit membahas itu, apalagi pas bab 4 nanti," kataku meminta.

"Ok, kalau perlu nanya-nanya hubungin aja, nanti kakak kasih referensi bukunya juga deh," ujarnya.

"Wah makasih banyak yah kak," kataku senang.

"Sama-sama, kamu ini seperti sama siapa saja," ujarnya yang membuat aku tertawa, pasalnya dulu saat masih kuliah kami cukup dekat, sering nongkrong bareng di kantin pas jam kosong.

"Kakak gak bisa lama-lama, duluan yah," ujarnya yang langsung aku angguki.

"Terimakasih kakak, hati-hati yah," kataku lagi dan setelahnya dia segera berlalu dan aku kembali menikmati makanan ku yang masih tersisa.

Tapi sialnya saat aku ingin pergi dari cave ini tidak sengaja aku melihat Adit dengan seorang cewek dan itu terlihat sangat mesra sekali. Bahkan aku sekilas mendengar kalau si cewek memanggil Adit dengan panggilan sayang. Benar-benar laki-laki berengsek.

"Brengsek," gumamku dan segera meninggalkan cave.

"Awas saja dia, aku akan menghajarnya nanti," gumamku.

"Enak saja, mau mempermainkan Tia Ariska, akan tau dia siapa aku," gumamku lagi.

Dengan perasaan dongkol luar biasa aku kembali berbalik ke cave, mengambil bukti adalah tujuan utamaku, jika nanti dia masih berani mendekatinya maka aku akan memperlihatkan hal ini kepada laki-laki sialan itu agar dia tidak bisa mengelak lagi, yah itu adalah rencanaku.

Setelah mengambil beberapa kali foto dan satu video dengan tersenyum licik aku segera meninggalkan tempat sialan ini, menyelesaikan skripsiku adalah hal yang sangat penting dari pada mengurus laki-laki berengsek tidak tahu diri itu.

Sesampainya di kosan aku menuju ke kamar Nara dan menemukan gadis itu sedang asik dengan laptopnya. Tidak ingin mengganggu aku langsung menuju kamarku. Yah padahal tadi aku mau cerita tapi sepertinya dia sedang sangat sibuk sekali, jadi aku putuskan bercerita di lain waktu saja.

...........

Seperti biasa, pagi-pagi sekali aku sudah siap untuk kemampuan, jadwal bimbingan yang sudah disepakati oleh dosenku yang super sibuk itu.

"Lo berangkat juga?" Kataku kepada Nara.

"Iya, tapi agak siangan," ujarnya yang sibuk menyiapkan sarapan pagi.

"Oohh, ok," kataku dan menyantap sarapan yang dihidangkan.

Yah kami selalu begitu, jika salah satu diantara kami sibuk, maka yang satunya yang akan menyiapkan sarapan pagi atau berbelanja jika kebutuhan makanan habis. Tidak perlu disuruh dan maslah uang akan di transfer nanti.

"Ok gw berangkat dulu dan terimakasih buat sarapan paginya," kataku dan segera berlalu.

Sesampainya di kampus aku langsung bimbingan, yah beginilah nasip kalau sudah semester akhir, datang saat dosen bahkan kadang belum datang dan bimbingan di sela-sela jam kosong, kalau tidak ada maka waktu sebelum kelas pagi di mulai adalah solusinya.

"Terimakasih pak," kataku sesopan mungkin dan segera meninggalkan ruangan beliau karena sebentar lagi beliau akan mengajar.

Melihat jam yang masih terlalu pagi aku memutuskan untuk mampir dulu ke perpus dan gw setelahnya ngemil dulu di kantin, yah pulang juga percuma karena Nara pasti akan sibuk sekali, lagipula nanti gadis itu juga kekampus.

"Kamu disini," sebuah suara yang cukup aku kenal membuat rasa jengkel ku kembali meluap.

"Kenapa semalam panggilanku gak diangkat," uajranya dan mengambil duduk di depan ku.

Mengabaikan makhluk gaib di depan aku sibuk dengan cemilan ku.

"Aya, aku bicara sama kamu," ujar Adit dan memegang tanganku yang dengan sekuat tenaga langsung aku tarik.

"Kamu kenapa?" Kata Adit bingung pasalnya aku menatapnya dengan tajam.

"Jangan ganggu gw," jawabku sinis.

"Kamu kenapa sih," gumamnya lagi.

"Lo fikir aja sendiri," ujarku dan segera meninggalkan tempat dudukku.

"Aya jangan pergi, jelasin dulu aku berbuat salah apa lagi," ujarnya dan terus mengejarku.

"Jangan ikutin gw brengsek," gumamku kasar.

"Kamu marah karena gak aku hubungin selama dua hari ini?" Gumamnya lagi.

"Gw gak perduli Lo gak hubungin gw kek, apa kek, gw sama sekali gak perduli," ujarku lagi semakin keras.

"Terus kenapa kamu begini, perasaan dua hari lalu kita masih baik-baik aja," kata Adit lagi.

"Gw udah bilang kan, gw gak Sudi temenan apalagi dekat sama cowok berengsek seperti Lo," ujarku dan segera meninggalkan Adit yang sepertinya sedang memikirkan perkataan ku itu.

Laki-laki brengsek seperti dia gak akan sadar dengan kesalahannya dan meskipun dia tau dia pasti akan membuat seribu satu macam alasan yang masuk akal agar kita percaya dan gw bukanlah gadis bodoh yang bisa ditipu lagi oleh laki-laki yang berbentuk sama hancurnya seperti itu. Tidak lagi dan tidak akan pernah. Kancil tidak akan mungkin pernah mau masuk kedalam lubang yang sama untuk kedua kalinya.

Dengan emosi yang masih memuncak aku memilih untuk mengademkan diri ke salah satu mall, bermain berbagai macam mainan yang seru akan mwnb7aku melupakan masalah tidak penting itu, yang lebih penting lagi aku harus menghindari Adit yang pasti akan merecoki jika langsung pulang ke kosan. Laki-laki gila itu akan membuat masalah baru lagi nanti.

Jadi pilihanku untuk kesini rasanya sangat cocok sekali, menghindarinya Adit dan juga sekaligus menenangkan otak yang rasanya sudah mau korslet ini.

Halo semua, ketemu lagi di cerita ini.

Terimakasih buat yang sudah mampir dan mohon kritik dan sarannya juga teman-teman biar aku semakin bisa untuk memperbaiki tulisanku. Maaf kalau typo masih banyak bertebaran. Daaahhh semuaaaaa.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status