Hay Hay Hay Hay, maaf baru bisa up sekarang yah teman-teman soalnya benar-benar mentok banget idenya dan semoga untuk bab selanjutnya bisa lebih cepat dari ini aku up. Mohon maaf juga kali typo masih bertebaran di mana-mana, maklum masih nulis pakai hp.
"Lo mau maling yah," kataku dan memegang tangan laki-laki urakan yang sedang memegang dompetku."Maling-maling," teriakku dan sialnya dia segera menutup mulutku dengan tangannya."Jangan asal nuduh," katanya lagi."Lepas berengsek," gerakku dan berusaha melepaskan tangannya yang menutup mulutku."Gw cuma mau ngembaliin dompet Lo yang jatuh," katanya dan melepaskan bekapan mulutku."Alasan aja," geramku dan merampas dompetku yang ada ditangan laki-laki itu."Terserah mbak kalau gak percaya," jawabnya cuek."Anak jalanan dan rusak seperti kalian kalau bukan maling yah pasti preman," gumamku lagi."Sembarangan," katanya lagi."Lihat tato satu badan, rambut gak keurus, meskipun tampang tidak terlalu menyeramkan saya sudah bisa tebak," gumamku sewot."Mbak ditolongin bukanya terimakasih," gumamnya."Ngapain terimakasih, kalau gak ketahuan sama saya sudah hilang ini dompet," jawabku sewot."Susah ngomong sama embak,"
"malas banget sama Nara yang sekarang hobinya pacaran Mulu," gerutuku memilih belanjaan.Bagaimana tidak menggerutu kalau biasanya akan ada Nara menemani aku berbelanja kebutuhan dan kaki ini aku terpaksa jalan sendiri karena gadis satu itu sedang disandera oleh cowok modelan oppa-oppa yang bikin meleleh kalau gak tau gimana kelakuannya yang urakan."Mana belanjanya banyak lagi," kembali aku mendumel."Mbak hati-hati dong," kata ibu-ibu yang trolinya gak sengaja ketabrak sama troliku."Maaf buk," kataku sungkan."Anak gadis zaman sekarang," ujarnya mendumel dan aku hanya bisa meringis saja."Malangsekalih nasipmu mainmunah," gumamku didalam hati."Udah ah, malas gw," kataku dan ngantri ditempat kasir."Ini lama banget deh," gerutuku tidak henti-hentinya."Mbak jangan dorong-dorong dong," kataku melotot kebelakang dan melihat seorang remaja asik bercanda ria dengan kekasihnya."Sirik," gumamnya dan aku kembali melo
Dua hari ini aku disibukkan dengan gadis yang bermulut tajam itu, gadis yang menuduhku sebagai pencopet dan mengata-ngataiki sesuka hatinya.Tidak ada gadis seperti ini sebelumnya. Meskipun tidak setenar Febri tapi jangan salah aku juga digilai banyak cewek. Bahkan dengan mengedipkan mata saja semuanya akan bertekuk lutut di bawahku.Tapi dia berbeda, tidak tertarik dengan cowok sepertiku, yang biasanya menjadi rebutan cewek-cewek dikampus."Woi lu ngapain bengong," kata teman laknatku saat aku masih asik memperhatikan gadis bermulut pedas itu dari kejauhan."Merusak," gumamku dan meninggalkan mereka semua."Sarap tuh anak," ujar mereka yang aku abaikan."Adit," panggil seorang wanita saat aku berniat untuk nyaperin cewek bermulut tajamku yang sepertinya sedang banyak tugas itu."Ada apa?" Tanyaku saat melihat Risa diujung koridor."Mau kemana?" Tanyanya dan mendekat."Ada apa?" Ulangku."Temenin aku nanti malam bisa?" Kata
"Gw gak suka cara seperti ini," kataku saat sampai di ruangan laki-laki menyebalkan yang sukanya ngatur hidup gw."Yang sopan kalau bicara," katanya santai."Gw cabut," kataku malas meladeni dia yang pasti ada maunya."Duduk," katanya dingin.Tetap saja aku tidak terpengaruh dan sialnya saat membuka pintu para begundal itu sudah berdiri dengan siaga."Mau Lo apasih?" Kata gw dan menghempaskan pintu sekuat yang gw bisa"Semakin hari kamu semakin tidak sopan," gerutunya lagi."Gw malas bicara sopan santun sama orang yang bahkan juah lebih tidak sopan," kataku malas."Aku ini tetap palamu," jawabnya marah."Baru ngakuin gw sekarang?" Jawabku sarkatis."Sudahlah, percuma bicara basa basi dengan mu," jawabnya lagi yang membuatku memutuar bolamata dengan malas."Segera selesaikan kuliahmu," katanya memula
"menyebalkan, dasar pengganggu," gerutuku saat Adit terus saja membuntuti."Ngapain sih," sewotku dan menatapnya tajam."Jangan marah-marah, nanti cantiknya ilang," ujar Adit yang tambah membuat aku sebal."Pergi sana," kataku dan menghentakkan kaki kembali berjalan."Gak boleh kasar sama pacar," katanya lagi dan kembali mengikutiku dari belakang."Lo makin lama kok makin nyebelin sih," gerutuku dan kembali menatapnya dengan tajam."Kamu kok makin lama makin lucu sih," balas Adit."Dasar gila," kata ku dan kembali berjalan."Jangan ikutin gw sialan," kataku saat mengetahui laki-laki menyebalkan ini kembali mengikutiku."Aku jagain dari belakang, takutnya nanti nyungsep," jawab Adit yang semakin membuat aku marah."Adiiiiitttt," kataku dan menghentakkan kaki."Aya, malu diliatin orang," kata Adit kepadaku."Aya pala Lo, nama gw Tia," ujarku sewot."Panggilan kesayangan," kayanya cengengesan."Awas kal
Akhir-akhir ini aku semakin sibuk dengan masalah skripsi, bimbingan dengan dosen yang menurutku sangat kiler dan di tambah dengan tingkah resek Adit yang membuat aku selalu naik darah.Entah di sengaja atau tidak, laki-laki urakan itu selau saja nimbrung saat aku baik dalam kesusahan maupun sedang sendirian, seperti penguntit saja, atau dia benar-benar menguntitku.Seperti waktu itu saat aku sedang kesal dengan guru bimbingan ku, tiba-tiba saja dia nongol di dekat kantin tempat biasa aku nongkrong jika Nara sedang sibuk."Ngapain Lo kesini," gerutu sewot saat dia datang menenteng dua mangkok dengan senyuman manisnya."Makan lah," jawab Adit santai dan duduk di sampingku."Jauh-jauh sana," gerutuku semakin kesal."Jangan jutek-jutek, makan dulu," ujarnya dan mengansurkan bakso kesukaan ku, tidak pake bihun dan tentu saja dengan sambal yang pedas."Tumben banget baik, biasanya nyebelin banget," ujarku tapi tak ayal tetap menyantap makan
Sudah hampir satu bulan aku mengenal Adit, laki-laki urakan yang penuh dengan tato, salah pergaulan dan tentu saja tidak masuk kedalam kriteria ku tapi buktinya kami sudah dekat akhir-akhir ini.Meskipun dia menyebalkan tapi kadang suka bikin kangen saat aku ada masalah, dia selalu ada dan datang tiba-tiba seperti jailangkung, membuat aku jantungan setiap gombalannya, bukan karena terpesona tapi lebih kepada mau muntah saja.Seperti yang sudah aku bilang akhir-akhir ini dia selalu ada saat aku membutuhkan, entah dalam keadaan susah, senang, bahkan saat mood aku buruk luar biasa. Dengan sabar dia selalu mengikuti semua mau ku, bahkan sudah seperti babi saja, menemaniku berbelanja saat nada sibuk dengan kekasihnya, membelikan minum saat aku haus dan malas ke kantin, pokoknya masih banyak lagi.Tidak ada hubungan antara kami tali sialnya dia selalu melarang ku jalan dengan cowok siapapun kecuali dia, posesif yang tidak bisa di ganggu gugat, dia akan berbuat nekat k
Dari kemarin aku sama sekali tidak bisa menghubungi Tia, gadis bar-bar yang akhir-akhir ini benar-benar sudah mencuri perhatian ku. Melihat sikapnya yang jutek dan dingin tapi juga diselingi oleh sikap manjanya malah membuat aku semakin suka melihat apapun mimik wajah yang ditampilkan, seperti menonton sebuah film kartu lucu yang selalu bisa mengocok perut.Makanya malam ini aku menjadi uring-uringan, telfon tidak diangkat dan bahkan pesan juga tidak dibalasnya. Meskipun memang biasanya aku juga sering diabaikan tapi untuk beberapa waktu ini dia sudah banyak berubah, menjawab telfon dariku meskipun dengan ogah-ogahan, membalas chat ku sesingkat yang dibisanya.Kali ini aku merasa lain, merasa Tia sedang marah, meskipun aku yakin sama sekali tidak membuat masalah kepadanya untuk beberapa hari ini, bahkan aku lebih cenderung mengikuti semua maunya."Ada apa lagi dengan gadis ini," gumamku karena entah untuk keberapa kali aku menghubunginya tapi masih tidak kunjung