Anaya dan Andra sudah berada di salah satu tempat makan yang sering mereka kunjungi sewaktu pacaran dulu.
"Lo masih inget tempat ini," ucap Anaya tak percaya."Gak mungkin gue lupain gitu ajah kenangan kita, hal kecil sekalipun gue pasti ingat terus sampai kapan pun." jawab Andra terkekeh.Mereka pun berjalan kedalam, mereka memilih tempat di dekat taman karena tempat itulah yang sering mereka tempati sewaktu dulu.Seorang pelayan langsung berjalan menghampiri meja yang mereka tempati, "Mau pesan apa mas, mba?" tanya pelayan itu."Nasi goreng seafood, orange jus, telur omlate, dan air putih. Masing masing dua porsi." jawab Andra.Anaya melotot tak percaya. Ternyata Andra masih ingat semua menu yang sering mereka pesan."Lo juga inget itu?" ucap Anaya."Gue selalu inget, apapun itu. Makanya gue balik kesini, gue mau mulai lagi dari awal," jawab Andra. Dia menggenggam kedua tangan Anaya."So-sorry Dra, guBeberapa menit kemudian makanan mereka pun sudah habis, mereka tidak langsung pulang melainkan berbincang bincang terlebih dahulu."Kapan lo putusin Gaga?" tanya Andra tiba tiba."Kapan kapan," jawab Anaya santai."Secepatnya yaa, soalnya gue udah gak tahan liat lo jadi milik orang lain," jelas Andra terkekeh.Anaya pun ikut terkekeh, "Sorry Ga," batin Anaya."Lo sama Gaga udah berapa bulan, Nay?" tanya Andra lagi. Sepertinya dia sangat sangat kepo dengan hubungan Anaya."Gak tau," jawab Anaya singkat.Drettt...Drettt....Ponsel Anaya bergetar menandakan ada sebuah panggilan masuk di ponselnya.Baby Gegem🍆🔥 is colling..."Bentar yaa, gue angkat telpon dulu," pamit Anaya. Dia sedikit menjauh dari meja."Hallo," "Lo dimana? Gue udah di rumah tapi lo belum pulang! Lo lagi kelayapan. Iya! Atau lo lagi selingkuh sama Dito!" teriak Gempa menggebu gebu. Dan bisa Anaya pa
Setelah melihat motor Andra yang sudah hilang di tikungan depan gedung Apartemen nya, Anaya pun berjalan menuju lift untuk naik ke lantai 3.Saat Anaya ingin membuka pintu apartemen nya ternyata berbarengan dengan Gempa yang juga ingin membuka pintu."Astagfirullahaladzim," kaget mereka bersamaan."Mau kemana?" tanya Anaya lembut."Nyusul lo," jawab Gempa sangat ketus."Ayo masuk, kan gue udah pulang," ucap Anaya lalu menggandeng Gempa masuk kedalam."Abis nangis yaa?" tanya Anaya saat melihat mata Gempa yang merah.Gempa diam tidak menjawab, dia malah memeluk tubuh Anaya dengan sangat erat, "Katanya mau jadi ayah, kok cengeng," goda Anaya sambil terkekeh."Papi bukan ayah," koreksi Gempa."Kenapa nangis?" tanya Anaya lagi."Lo belum pulang," jawab Gempa seperti anak kecil."Emang mau apa sih?" tanya Anaya sedikit menggoda."Mau ini," jawab Gempa sambil meraba sebelah payudara
"Lo cepirit gue cerai in lo GEMPA!" teriak Anaya dari dalam kamar mandi."Tapi ini udah di ujung Anaya! Gue udah gak tahan!" jawab Gempa yang masih berusaha menahan kotorannya agar tidak keluar di celana."Nanay buruan!" teriak Gempa yang sudah mulai tidak tahan.Cklek"Nyebelin banget sih lo! Di kamar mandi lain kan bisa," kesal Anaya. Dia segera keluar dari kamar mandi, begitupun dengan Gempa yang langsung masuk dengan terburu buru.Beberapa menit kemudian Gempa keluar dengan mengelus perutnya lega. Dia berjalan menghampiri Anaya yang sedang duduk menyender di atas tempat tidur."Geser," ucap Gempa ketus."Sensi amat bro," jawab Anaya. Dia pun sedikit bergeser agar Gempa bisa tertidur di sampingnya."Kenapa lo?" tanya Anaya heran karena Gempa hanya diam saja."Marah," jawabnya ketus."Marah kok ngomong, aneh!" sindir Anaya."Bacot!" sinis Gempa. Dia mengambil ponselnya dan memainkann
Jam sudah menunjukan pukul 08.15 namun guru belum juga datang ke kelas. Alhasil mereka semua memanfaatkan waktu untuk berghibah ria."Gabut gak sih," ucap Andin menenggelamkan kepalanya pada tumpukan tangan."Mayan," jawab Mawar santai."Kita bolos yuu, lagian bu Isti juga kayanya gak bakal masuk, gimana kalo kita bolos ke kelas sebrang?" ucap Andin. Kelas sebrang ialah kelas kumpulan inti WARRIOR."Kuyyy gasss ngeng..." teriak Vanta sangat bersemangat."Masa cewek nyamperin cowok," ucap Nada."Bener jugaaa" jawab mereka bertiga. Mereka berempat pun melirik pada Anaya. Sudah bisa di pastikan mereka meminta Anaya untuk menyuruh suaminya datang ke kelas mereka."Apaa?" sinis Anaya."Yaa ya ya... Mau yaaa," ucap Andin memohon."Ayoo lah Nay, diantara kita kan yang udah sah cuma lo doang," rengek Mawar memohon."Dihhh nggak yaa, gue malu anjir," jawab Anaya malas."Chat ajah kali Nay," uca
brakPintu kelas terbuka dengan kasar. Siapa lagi pelakunya jika bukan Gempa and the gang.Anaya memutar bola matanya malas, "Rusuh," gumamnya.Gempa segera berjalan menuju tempat duduk Anaya, "Hii bro," sapa Gempa bergurau."Sok akrab," jawab Anaya malas."Pergi lo Nad, huss huss huss," usir Gempa pada Nada yang duduk di sebelah Anaya.Dengan wajah malasnya Nada pun beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri Jeno dan Gaga yang sedang duduk di pojokan kelas.Setelah kepergian Nada dari tempat duduknya Gempa pun segera duduk dan terus memperhatikan wajah cantik Anaya yang berada di sebelahnya."Gempa!" kesal Anaya. Dia memukul pelan tangan Gempa yang menopang dagunya untuk memandangi Anaya."Cantik," ucap Gempa sambil tersenyum manis kearah Anaya.Salting. Itulah yang dirasakan Anaya sekarang. "Apaan sih lo," Anaya segera mengalihkan pikirannya dengan membuka buku pelajaran.
Andra dan Anaya sudah berada di markas Andraros. "Ngapain lo ajak gue kesini?" tanya Anaya heran."Gue mau kenalin lo sama temen temen gue," jawab Andra tersenyum. Dia menggandeng Anaya masuk kedalam markas."Wahhh cewek nih," ucap salah seorang anggota Andraros yang sedang duduk di sofa."Cewek lu bos?" tanya seseorang yang baru saja datang dengan minuman di tangannya."Mantan, dan tugas kalian jagain dia jangan sampe dia terluka," ucap Andra pada teman temannya."Beres kalo itu mah," jawab mereka bersamaan."Silahkan duduk ratunya Andraros," ucap Andra mempersilahkan Anaya untuk duduk di sofa."Apaan sih Dra," kekeh Anaya lalu duduk di sofa dengan Andra di sebelahnya."Mau minum apa Nay?" tanya Andra."Apa ajah, tapi kalo ada sih gue mau jus mangga," jawab Anaya terkekeh."Pasti ada lah. Apa sih yang nggak buat ratunya Andraros," Andra segera beranjak dari duduknya untuk menuju dapur dan meng
"Tapi gue harus pulang Dra, gu-gue-" ahhh Anaya tidak bisa jujur sekarang."INI HUJAN ANAYA!" ucap Andra lembut namun tegas. Dia menarik Anaya kembali ke ruang tv."Gempa," gumam Anaya. Dia terus saja memikirkan nasib suami bayinya yang sedang sakit itu.Sudah bisa Anaya pastikan pasti sekarang dia sedang uring uringan dan terisak di dalam kamar sambil memukul mukul bantal lovenya."Mending lo makan dulu deh, Nay. Lo dari tadi belum makan," ucap Andra pada Anaya yang masih setia melamun di sebelahnya."Nay," panggil Andra karena Anaya tidak menjawab ucapannya."Em hah kenapa?" tanya Anaya terkejut."Lo kenapa sih?!" ucap Andra heran sendiri. "Lo lagi ada masalah?" tanya Andra memastikan."Gue cuma mau pulang Dra," jawab Anaya lirih."Udah mending lo makan dulu sana," ucap Andra. Dia mengelus rambut Anaya dengan lembut."Gue gak laper," balas Anaya. Dia masih memikirkan nasib Gempa bagaimana. Pa
Keesokan harinya!Anaya dan Gempa sedang berada di pusat perbelanjaan. Berhubung ini hari sabtu dan sekolah libur, jadi mereka memutuskan untuk berjalan jalan untuk merefrest otaknya masing masing."Nay, sini deh," Gempa menarik tangan Anaya menuju tempat perlengkapan bayi."Heh ngapain lo ajak gue kesini?!" ucap Anaya terkejut."Bagus," Gempa mengambil salah satu baju bayi yang menarik perhatiannya sedari tadi."Lucu kan, warna pink," ucapnya."Gempa kita gak butuh ini, lagian gue juga gak lagi hamil. Ngapain beli kaya ginian segala," jawab Anaya. Dia menyimpan kembali baju itu pada tempat semula."Soal bayi mah gampang. Pulang dari sini kita bikin," ucapnya sangat enteng. Gempa mengambil kembali baju bayi itu, dia juga mengambil baju yang lain karena dia berniat untuk memiliki anak kembar jadi bajunya juga harus ada dua."Ini juga bagus, yang ini buat cewek yang ini buat cowok," ucap Gempa sambil men