Satu kata Tuan Muda Lin ketiga, langsung membuat Roky yakin, wanita ini pasti dari Kota Sahaja.
Dan juga, mungkin sekali orang dari keluarga besar.
Bagaimanapun, seluruh Kota Gopo juga hanya beberapa orang yang tahu identitas aslinya.
Oleh karena itu, Roky mengangguk dengan curiga, melihat wanita di hadapannya sedikit familiar dan bertanya: "Kamu kenal denganku?"
"Dulu sekali, pernah bertemu beberapa kali, aku adalah teman Melani, Yulia."
Roky melihatnya dengan seksama beberapa kali, baru tersenyum dan berkata: "Rupanya kamu, sudah lama sekali tidak berjumpa, kamu juga sudah besar, bertambah cantik juga, bagaimana Melani akhir-akhir ini?"
Keesokan harinya, Roky tiba di bandara setengah jam lebih awal.Begitu tiba di luar bandara, dia melihat ada dua mobil Mercedes-Benz diparkir di depan.Dari mobil terdepan, orang yang duduk di dalam mobil adalah Mike dan tunangan Mia, Fresco.Selain mereka berdua, masih ada seorang pemuda yang berpakaian elegan.Mike menjulurkan kepalanya keluar dari mobil dan menatap Roky dengan dingin : "Roky, kenapa kamu yang tidak berguna ini tidak mengendarai mobil?"Roky mengerutkan kening: "Apakah naik taxi tidak boleh?"Fresco memelototi Roky dengan ekspresi tidak senang.Pada pesta pertuna
Karena Talita memilih untuk pergi ke jamuan Mike, jadi Roky tidak banyak bicara lagi.Sebenarnya, awalnya dia memang tidak mau datang.Tetapi Dewi yang sebagai manajer Ryeol Grup, dia juga bertanggung jawab atas urusan menyambut tamu, jadi dia menyiapkan jamuan makan dan berencana untuk menyambutnya, dia tidak ingin mempermalukan istrinya.Tidak disangka, Mike yang bukan manajer, malah menyiapkan jamuan makan tanpa izin, dia tidak mengatakan sebelumnya, mungkin karena dia tidak memandang Dewi.Karena Talita tidak datang ke jamuan yang sudah ia atur, jadi Roky juga merasa tidak perlu membuang waktu lagi.Lalu dia berkata sambil tersenyum: "Talita, kalau begitu jika ada waktu kita baru
Mike sudah benar-benar marah.Seorang penjaga keamanan berani memberinya perintah, dan itu di depan Talita, itu membuatnya benar-benar merasa malu.Mike sangat marah, dia melangkah maju dengan marah dan hendak bertindak, dia berkata dengan marah: "Sialan! Coba katakan sekali lagi! Lihat apakah aku akan memukulmu hingga mati atau tidak!"Tetapi penjaga keamanan Restoran Gobest bukanlah orang biasa, sekilas, ia sudah melihat Mike hendak memukulnya, dia langsung mengeluarkan tongkat listrik dan berteriak dengan marah: "Jika kamu pintar maka cepat pergi, jika kamu menganggu tamu terhormat, kamu akan tamat nanti!"Melihat kedua belah pihak sudah mau berkelahi, Fresco dan pemuda di sebelahnya segera melangkah maju untuk menasihati mereka.
Mereka duduk di meja makan dan saling memuji.Mike sengaja berlagak di depan Talita, dia bahkan berbicara dengan membanggakan diri, setelah semua hidangan disajikan, mereka bersulang lagi beberapa kali dan saling memuji, suasananya sangat meriah.Namun, mereka tampaknya memliki semacam kesamaan, mereka semua sama-sama 'melupakan' Roky yang berada di samping.Roky tidak mempermasalahkan itu, dia memang tidak ingin bergabung dengan sekelompok orang seperti mereka, dia datang ke sini tujuannya adalah untuk mendampingi Talita.Namun, yang membuatnya terkejut adalah, Talita tampak anggun, namun tidak disangka kemampuannya minum anggur cukup baik, setelah meminum dua gelas anggur Moutai, namun dia tidak terlihat mabuk.
Roky tersenyum dan mendorong gelas anggur ke depan Mike: "Karena kamu takut malu, maka tiga gelas anggur ini otomatis harus diminum olehmu, kecuali kamu bukan laki-laki dan tidak punya nyali untuk meminumnya!"Melihat Roky memberikan anggurnya kepada Mike, Fresco yang di samping buru-buru membantunya."Roky, Alvaro memberikan anggur ini kepadamu, kamu tidak ingin meminumnya ya sudahlah, mengapa kamu memberikannya kepada Mike?"Alvaro juga merasa malu, dia mencibir dan berkata: "Tidak tahu diri! Hari ini, jika bukan Mike mengundangmu makan di sini, hanya dengan sikapmu ini, aku akan membuatmu masuk dengan normal, dan keluar dengan digotong, kamu masih berlagak di depanku!"Saat dia berbicara, tubuhnya memancarkan aura kebencian.
Begitu mendengar kata harus mematahkan satu tangan, ruangan itu menjadi sangat hening seketika, dan Talita juga tidak bisa menahan perasaan terkejut.Alvaro memaksakan diri berkata: "Tuan Clive, aku Alvaro dari keluarga Yang, ayahku dan keluarga Jin sebelumnya juga pernah memiliki hubungan, bisakah Anda melepaskan kami? Kami akan segera pergi dan tidak akan menunda Anda menyambut tamu terhormat."Tuan Clive melirik nya dengan sudut matanya, dan berkata dengan dingin: "Aku tidak mengenal ayahmu, bahkan jika kakekmu Gunawan, si bajingan tua itu datang menemuiku, dia juga harus memanggilku dengan panggilan Tuan! Sialan, siapa kamu ini, berani-beraninya kamu memohon kepadaku? Percaya atau tidak, aku akan memotong telurmu sekarang dan membiarkan keluarga Yang tidak bisa memiliki keturunan lagi?"
Tepat saat si pria kekar hendak meraih Talita, tiba-tiba sebuah sumpit meluncur dari belakangnya dan mengenai pergelangan tangan pria kekar itu.“Ah!”Pria kekar itu kesakitan hingga bergidik, dan bergegas menarik tangannya.Tuan Clive mengerutkan kening dan berteriak dengan galak: “Masih ada siapa lagi?”Terdengar suara dingin datang dari belakang kerumunan.“Clive, siapa yang memberimu nyali untuk berbicara begitu keras di depanku?”Ketika mendengar suara ini, ekspresi wajah Tuan Clive sedikit berubah, demi keamanan, dia bertanya dengan hati-hati: “Anda adalah..”
Roky menghentikan langkahnya dan berbalik ketika sampai di pintu karena dia terlihat seperti teringat sesuatu dan berkata kepada Tuan Clive: "Kamu tidak akan melakukan sesuatu terhadap kedua penjaga keamanan yang membiarkan kami masuk tadi bukan?"Tuan Clive tertegun dan segera tertawa: "Kedua orang itu tidak punya mata karena bahkan tidak mengenalmu, aku akan memukul mereka dan mengikat mereka lalu mengantarnya ke kediamanmu supaya kamu bisa menghukum mereka sesukamu!"Roky mengerutkan keningnya sambil berkata dengan marah: "Aku yang menyuruh mereka untuk diam tadi dan aku tidak akan melepaskanmu jika kamu berani mempersulit mereka!"Kata-kata datar Roky membuat Tuan Clive langsung sadar dan segera mengangguk: "Baik.. baik.. karena Tuan Roky yang mengatakannya sendiri maka aku tentu s