Share

Bab 4 Firasat Mama Yanti

Seminggu kemudian Chandra dan Cherryl menuju bandara Husen Sastranegara dengan tujuan penerbangan Singapura untuk melaksanakan foto prewedding. Berbagai tempat seperti Universal Studio, Sentosa Island, Marina Bay dan tidak luput Marlion pun menjadi spot untuk pemotretan.

Setelah selesai pemotretan yang memakan waktu hampir 3 hari, kali ini saatnya mereka berbelanja untuk kebutuhan seserahan. Orchad Road menjadi destinasi mereka untuk berbelanja. Deretan mall dengan gedung-gedung tinggi menjadi daya tarik kawasan ini. Chandra dan Cherryl tampak sibuk memasuki outlet dengan brand kenamaan seperti LV, Herm*s, Chan*l, dll.

Setelah hampir 4 jam berbelanja, dengan menenteng beberapa tas belanja di tangannya. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke hotel karena penerbangan kembali ke tanah air pada pukul 7 malam.

*******************

Di rumah Cherryl semua tampak sibuk menyambut kedatangan keluarga Chandra. Cherryl masih berada di depan cermin, tampak merias wajahnya dengan make up tipis. Berbalut kebaya biru muda Cherryl tampak sangat cantik. Perasaan deg-degan menghampiri Cherryl, karena hari ini adalah kala pertama kedua keluarga mereka bertemu.

Sang ibunda masih sibuk mengawasi pihak katering yang sedang menata makanan. Wanita paruh baya tersebut tak kalah cantik dengan Cherryl, masih terpancar kecantikannya.

"Assalamualaikum," salam seseorang di pintu. Tampak rombongan keluarga Chandra sudah sampai.

"Waalaikumsalam," jawab mama Cherryl.

Mama Yanti mempersilahkan seluruh keluarga masuk. Di ruang tengah yang sedikit luas sudah berkumpul dua belah keluarga, Mama Yanti yang seorang janda hanya di temani oleh abang Cherryl, Dion.

"Maksud kedatangan kami, ingin melamar ananda Cherryl untuk anak kami Chandra," ucap Papa Tio selaku ayah Chandra.

"Saya senang sekali dengan maksud baik kedatangan keluarga Tanukusuma untuk melamar putri saya. Tetapi alangkah lebih baik kalau kita tanyakan sendiri kepada yang bersangkutan, apakah mau menerima lamaran ini.," sahut mama Yanti.

"Iya saya bersedia," ucap Cherryl.

"Alhamdulilah," jawab mereka serempak.

Sebagai tanda pengikat Chandra melingkarkan sebuah kalung emas putih dengan liontin kecil di leher Cherryl. Setelah itu semua keluarga menikmati hidangan yang telah tersedia.

Cherryl tampak bahagia melihat seserahan yang begitu banyak dan mewah. Cherry begitu tidak sabar, karena bulan depan ia akan menjadi nyonya Chandra Tanukusuma.

Pertemuan yang mendadak, pernikahan yang serba mendadak membuat mama Yanti sedikit khawatir seandainya Chandra bukan pria yang baik untuk putri bungsunya. Walaupun sekuat tenaga menepis perasaan itu, tapi entah kenapa firasat seorang ibu berkata lain. Ingin rasanya mencegah Cherryl menikah tetapi dirinya yang

menginginkan Cherryl untuk cepat menikah. Karena dirinya merasa semakin tua takut tidak ada yang bisa menjaga Cherryl seandainya terjadi sesuatu pada dirinya.

"Dion ... kok mama ngerasa ada yang janggal yah sama rencana pernikahan Cherry dengan Chandra," tutur mama Yanti.

"Emang kenapa ma?" jawab Dion.

"Gak tau, cuman kok feeling mama gimana gitu yah ... agak kurang sreg aja. Apalagi yang mengurus persiapan pernikahan dari keluarga pihak laki laki," jelas mama.

"Gak usah diambil pusing ma, mungkin karena mama kerja dan keluarga Chandra pengusaha jadi lebih banyak waktu luang," ucap Dion.

"Tapi dulu saja saat kamu menikah mama masih bisa persiapkan pernikahan kalian," jawab mama.

"Mungkin Cherryl dan Chandra punya alasan lain ma ..., sudah gak usah di ambil hati yah. Yang penting kita doain pernikahan Cherryl lancar sampai hari H dan mereka jadi keluarga samawa," ucap Dion.

"Amin," ucap mama. "Doa mama yang terbaik untuk kamu Cher ..., walaupun firasat mama tidak baik akan pernikahan kalian. Semoga firasat mama ini salah, karena mama tetap ingin melihat kamu bahagia," monolog mama dalam dirinya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status