Share

Bab 4 Firasat Mama Yanti

Author: Twinny_star
last update Last Updated: 2022-11-10 11:52:22

Seminggu kemudian Chandra dan Cherryl menuju bandara Husen Sastranegara dengan tujuan penerbangan Singapura untuk melaksanakan foto prewedding. Berbagai tempat seperti Universal Studio, Sentosa Island, Marina Bay dan tidak luput Marlion pun menjadi spot untuk pemotretan.

Setelah selesai pemotretan yang memakan waktu hampir 3 hari, kali ini saatnya mereka berbelanja untuk kebutuhan seserahan. Orchad Road menjadi destinasi mereka untuk berbelanja. Deretan mall dengan gedung-gedung tinggi menjadi daya tarik kawasan ini. Chandra dan Cherryl tampak sibuk memasuki outlet dengan brand kenamaan seperti LV, Herm*s, Chan*l, dll.

Setelah hampir 4 jam berbelanja, dengan menenteng beberapa tas belanja di tangannya. Akhirnya mereka memutuskan untuk kembali ke hotel karena penerbangan kembali ke tanah air pada pukul 7 malam.

*******************

Di rumah Cherryl semua tampak sibuk menyambut kedatangan keluarga Chandra. Cherryl masih berada di depan cermin, tampak merias wajahnya dengan make up tipis. Berbalut kebaya biru muda Cherryl tampak sangat cantik. Perasaan deg-degan menghampiri Cherryl, karena hari ini adalah kala pertama kedua keluarga mereka bertemu.

Sang ibunda masih sibuk mengawasi pihak katering yang sedang menata makanan. Wanita paruh baya tersebut tak kalah cantik dengan Cherryl, masih terpancar kecantikannya.

"Assalamualaikum," salam seseorang di pintu. Tampak rombongan keluarga Chandra sudah sampai.

"Waalaikumsalam," jawab mama Cherryl.

Mama Yanti mempersilahkan seluruh keluarga masuk. Di ruang tengah yang sedikit luas sudah berkumpul dua belah keluarga, Mama Yanti yang seorang janda hanya di temani oleh abang Cherryl, Dion.

"Maksud kedatangan kami, ingin melamar ananda Cherryl untuk anak kami Chandra," ucap Papa Tio selaku ayah Chandra.

"Saya senang sekali dengan maksud baik kedatangan keluarga Tanukusuma untuk melamar putri saya. Tetapi alangkah lebih baik kalau kita tanyakan sendiri kepada yang bersangkutan, apakah mau menerima lamaran ini.," sahut mama Yanti.

"Iya saya bersedia," ucap Cherryl.

"Alhamdulilah," jawab mereka serempak.

Sebagai tanda pengikat Chandra melingkarkan sebuah kalung emas putih dengan liontin kecil di leher Cherryl. Setelah itu semua keluarga menikmati hidangan yang telah tersedia.

Cherryl tampak bahagia melihat seserahan yang begitu banyak dan mewah. Cherry begitu tidak sabar, karena bulan depan ia akan menjadi nyonya Chandra Tanukusuma.

Pertemuan yang mendadak, pernikahan yang serba mendadak membuat mama Yanti sedikit khawatir seandainya Chandra bukan pria yang baik untuk putri bungsunya. Walaupun sekuat tenaga menepis perasaan itu, tapi entah kenapa firasat seorang ibu berkata lain. Ingin rasanya mencegah Cherryl menikah tetapi dirinya yang

menginginkan Cherryl untuk cepat menikah. Karena dirinya merasa semakin tua takut tidak ada yang bisa menjaga Cherryl seandainya terjadi sesuatu pada dirinya.

"Dion ... kok mama ngerasa ada yang janggal yah sama rencana pernikahan Cherry dengan Chandra," tutur mama Yanti.

"Emang kenapa ma?" jawab Dion.

"Gak tau, cuman kok feeling mama gimana gitu yah ... agak kurang sreg aja. Apalagi yang mengurus persiapan pernikahan dari keluarga pihak laki laki," jelas mama.

"Gak usah diambil pusing ma, mungkin karena mama kerja dan keluarga Chandra pengusaha jadi lebih banyak waktu luang," ucap Dion.

"Tapi dulu saja saat kamu menikah mama masih bisa persiapkan pernikahan kalian," jawab mama.

"Mungkin Cherryl dan Chandra punya alasan lain ma ..., sudah gak usah di ambil hati yah. Yang penting kita doain pernikahan Cherryl lancar sampai hari H dan mereka jadi keluarga samawa," ucap Dion.

"Amin," ucap mama. "Doa mama yang terbaik untuk kamu Cher ..., walaupun firasat mama tidak baik akan pernikahan kalian. Semoga firasat mama ini salah, karena mama tetap ingin melihat kamu bahagia," monolog mama dalam dirinya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 32 Mama Yanti Nagih Hutang

    Kring ... kring ... kring ..."Assalamualaikum ma," ucapku."Waalaikumsalam," balas mama."Mama apa kabar? Sehat? Tumben mama telepon, ada sesuatu yang penting?" ujarku."Alhamdulilah mama baik dan sehat. Iya sebenarnya ada yang mama ingin tanyakan sama kamu," jawab mama."Ada apa emangnya ma? Sepertinya penting," tanyaku sedikit khawatir."Ehm .. ini perihal uang yang pernah kalian pinjam tahun lalu, apa kiranya bisa kalian kembalikan? Soalnya mama kebetulan ada perlu, Om Danu sedang butuh bantuan, jadi rencananya uang itu mau mama pakai untuk bantu Om Danu," jelas mama.Deg ...Sejenak aku hanya terdiam, entah apa yang harus aku katakan kepada mama. Karena sampai saat ini mama tidak tahu kondisi keuangan dan rumah tanggaku. Aku tidak ingin menambah beban pikiran mama. Tapi seandainya aku tidak jujur aku tidak tahu harus mencari alasan apa kepada mama "Cher ..., kamu masih disitukan?" tanya mama."I-iya ma, e-ehm gini ma, nanti aku tanya Chandra dulu gimana, nanti aku kabarin mama l

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 31 Durian Runtuh

    Cherryl kemudian membisikkan sesuatu di telingaku. Seketika mataku membelalak "Apaaaaaa ...., hampir seharga mobil Alya baru??? Kamu gak salah Cher, beli cincin ini mahal banget? Bagusan kamu beli mobil daripada beli cincin," ucapku keheranan."Kan sudah punya kalau mobil," jawab Cherryl."Iya juga sih, cuman tetep aja ngapain kamu beli cincin mahal-mahal. Kalau hilang gimana? Kalau dicuuri gimana?" gerutuku."Yah aku emang suka berlian dan aku juga suka banget sama Blue Safir. Kebetulan di toko perhiasan langganan aku ada cincin itu. Yah sudah aku beli, lagian kebetulan memang ada lebih uang saat itu. Tadi nya aku gak akan pernah mau jual cincin itu karena. kenang-kenang hasil dari kerja aku. Eh ..., malah ketahuan kamu dulu," ujar Cherryl dengan cemberut."Jadi gak iklas nih kasih pinjem cincinya ke aku?" tanyaku."Sebenernya sih gak iklas, cuman yah sudahlah. Tapi beneran kamu ganti yah, ini harta aku satu-satunya, sudah gak ada lagi. Aku gak mau ini juga sampai gak berbekas," ger

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 30 Aku Pinjam dulu Cincin Kamu Yah

    "Yank ... kamu lihat kemeja aku gak yang warna biru?" teriakku."Ada ditumpukan baju kamu di lemari," ujar Cherryl.Aku berencana hari ini akan bertemu dengan salah satu temanku untuk membantuku mencari cangkang sawit. Aku bertekad untuk menjalankan usaha ini walaupun tampaknya Cherryl kurang setuju. Tapi demi kehidupan aku yang lebih baik, aku harus berusaha. Aku sendiri lelah dengan keadaan seperti ini, tidak dapat hang out dengan teman-temanku lagi karena keadaan keuangan lagi kurang baik. Walaupun terkadang mereka suka mentraktirku, tapi kali ini aku sedikit engga daripada harus ribut dengan Cherryl.Aku sedari tadi mencari kemeja kesayanganku berwarna biru. Kala sedang mencari di lemari, aku tak sengaja menjatuhkan sebuah kotak. Entah kotak apa itu, tapi sepertinya kotak cincin. Rasa penasaranku semakin besar, tanganku mengambil kotak tersebut kemudian membukanya. Aku sedikit takjub kala membuka kotak tersebut, sebuah cincin dengan hiasan batu blue safir dengan untaian berlian di

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 29 Aku Dapet Proyek

    "Yanggggg ..., alhamdulilah aku dapetttt proyekkk join sama temen," teriak Chandra kala memasuki rumah.Chandra setengah berlari mencari istrinya, kemudian memeluknya karena kegirangan. Chandra mendapatkan kesempatan menjalankan sebuah proyek dengan temannya semasa kuliahnya."Yang, aku senang banget. Hendrik temanku waktu kuliah dulu kasih aku proyek" ujar Chandra."Proyek apa?" tanya Cherryl."Ekspor sawit," jelas Chandra."Ekspor sawit??" ujar Cherryl tampak kebingungan."Iya ... Hendrik kan asli orang malaysia. Om nya Hendrik usaha di bidang ekspor cangkang sawit. Selama ini omnya ngejalanin bisnis seputaran Malaysia, karena permintaannya meningkat dia mau cari cangkang sawit dari Indonesia. Jadi Hendrik minta tolong aku untuk bantu cari. Kalau aku terima komisi dari penjualan itu. Kebayangkan uang yang bakal aku dapatin?!" tutur Chandra."Tapi kamu kan gak nguasain bidang itu. Hati-hati loh resikonya. Terus duit darimana buat ongkos perjalanan kamu?" ujar Cherryl mengingatkan."S

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 28 Menyesal, Seandainya

    Tring ... Tring ... Tring ..."Iya halo ma," jawab Cherryl."Kamu apa kabar? Sudah lama kamu gak pernah ke rumah, kamu baik-baik saja kan?" tanya mama Yanti."Baik ma, iya maaf soalnya sekarang banyak di rumah, capek habis beres-beres rumah karena tidak ada pembantu di sini." jawab Cherryl menutupi keadaan rumah tangganya."Kamu lagi ada masalah sayang?" tanya mama."E-engga kok ma," jawb Cherryl gugup."Syukur kalau kamu baik-baik saja," ujar mama."Kenapa ma telepon ada sesuatu?" tanya Cherryl."Selain mama kangen sama kamu, ada yang mau mama tanyain sama kamu. Perihal uang yang kalian pinjam waktu menikah dulu, apa sudah bisa kalian kembalikan? Karena mama ada kepentingan," tanya mama."Huff .... coba aku tanya sama Chandra dulu yah ma, nanti aku kabarin lagi ke mama," ujar Cherryl."Yah sudah kalau begitu, jaga diri baik-baik yah nak. Perasaan mama sudah tidak enak akhir-akhir ini, semoga kamu baik-baik yah. Tapi mama lega sudah dengan suara kamu. Ya sudah kalau begitu mama tutup

  • Aku Istrimu, bukan Penghasil Uangmu   Bab 27 Kenapa Bau Parfum Perempuan?

    Pagi hari menunjukkan pukul 7 pagi, Cherryl terbangun dengan kaget karena semalam ia tertidur di sofa karena kelelahan menunggu sang suami pulang. Cherryl bergegas menuju kamar tidurnya di lantai 2, melihat apakah Chandra sudah pulang ke rumah. Ternyata tenpat tidur mereka masih tampak rapih oertanda Chandra masih belum pulang ke rumah. Cherryl merasa keheranan mengapa Chandra tak kunjung pulang. Cherryl meraih ponselnya mencoba menghubungi Chandra, tapi ternyata ponselnya tidak aktif. Rasa hati ingin menghubungi mama mertuanya menanyakan keberadaan Chandra. Akan tetapi dia urungkan niatnya, karena pasti yang ada sindiran terhadap dirinya sehingga suami pergi dari rumah dan tidak pulang semalam.Cherryl memutuskan untuk mandi, menyegarkan diri dan menenangkan hati dan pikirannya yang sedang panas. "Kamu dimana sih?" gerutu Cherryl dalam hati.Setelah selesai mandi, Cherryl mulai mengerjakan aktivitas hariannya untuk membersihkan rumah, mencuci, menyapu, mengepel hingga memasak. Tapi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status