Share

Aku (bukan) Jalangmu
Aku (bukan) Jalangmu
Author: Risky Rafiyani

Bab 1

last update Last Updated: 2025-08-02 00:33:34

Leanor Erica tiba di depan club malam Diamond, tempat hiburan paling elit dan terkenal di New York, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Hari ini adalah jadwal mendadak yang diatur oleh Madame Jane untuknya. Meski Erica sudah meminta cuti sehari sebelumnya, pemilik rumah bordil berkedok bar elit itu masih terus memaksanya, atau yang lebih tepat membujuknya.

"Klien yang akan kau temani malam ini, bukan pria biasa, Rosse. Ia pewaris sebuah perusahaan besar yang sekarang berkembang paling pesat di negara ini. Pria itu bahkan tak segan mengeluarkan setengah juta dolar sebagai uang muka dan satu juta lagi setelah kau selesai memuaskannya."

"Kenapa ragu, Rosse'i? Kau bisa mengantongi setengahnya, dan tentu operasi Elea bisa segera dilakukan."

Tentu, saat mendengar nama Elea disebut, hati Erica langsung menciut, hingga akhirnya ia menyetujui permintaan Madame Jane. Toh, ia sudah terbiasa menghabiskan satu malam dengan para pria hidung belang lainnya selama ini, jadi kenapa harus menolak tawaran satu malam dengan bayaran yang sangat tinggi?

Jadi, disinilah Erica, turun dari mobil dengan gerakan anggun saat pengawal Madame Jane membukakan pintu kepadanya. Erica menarik napas sebelum akhirnya menjajaki tangga marmer yang akan membawanya ke tempat yang membuatnya paling muak.

“Ayolah, Erica. Satu malam lagi dan semua akan berakhir'' gumamnya dalam hati

Suara dentuman musik EDM terdengar memekakkan telinga saat Erica pertama kali memasuki ruangan utama. Lampu-lampu berkilauan tampak berkedap-kedip di atas langit-langit memberi semangat pada para manusia yang sedang berjoget mengikuti irama. Di sanalah semua orang berbaur tanpa mempedulikan gender, jabatan, bahkan status sosial.

Kehidupan malam di club Diamond seperti dunia kedua yang memberikan kebebasan pada para manusia yang merindukan kebebasan. Di sana tidak ada pegawai kantor yang mengalami depresi karena harus melewati jam kerja yang menyiksa atau gadis remaja yang dipaksa untuk belajar sepanjang malam hanya untuk mempersiapkan ujian masuk perguruan esok harinya.

Di club Diamond hanya ada seteguk alkohol yang akan membawa semua orang pada kebebasan duniawi.

Wine, ekstasi, dan gadis.

Leanor Erica adalah ikon rumah bordil itu. Tubuhnya yang ramping dibalut gaun merah dengan potongan rendah di bagian dada membuat gadis itu tampak lebih menggoda. Usianya memang belum terlalu matang, tapi sialnya tubuhnya terbentuk dengan sangat sempurna, menonjol pada tempat yang tepat, wajah secantik bidadari dengan dada padat dan bokong yang sintal, tidak ada yang menandingi kesempurnaan gadis bermata kehijauan itu. Bahkan semakin orang melihat ke arahnya , maka wajah mungil itu bisa menyihir siapa saja.

Itulah mengapa Erica sering disebut sebagai jalang elit, karena hanya orang-orang elit yang memiliki uang berlimpah yang bisa menikmati tubuh indahnya.

Saat Erica memasuki area bar, semua mata langsung menghunus tatapan ke tubuhnya dengan tatapan tak pantas. Tentu, karena mereka semua sama sekali tak mampu membayar malam Erica dengan harga tinggi yang sudah ditentukan Madame Jane.

Maka saat Erica datang, mereka hanya bisa menelan ludah sambil membayangkan indahnya tubuh di balik balutan gaun tipis itu. Mungkin yang lebih parah adalah satu pria yang lari terbirit ke toilet bar hanya untuk menyelesaikan sesi pelepasan di dalam closet.

"Rosse'i, sayang, akhirnya kau datang," Madame Jane yang sejak tadi duduk tenang sambil menyesap anggur berdiri perlahan saat melihat kehadiran gadis kesayangannya itu.

Madame Jane langsung membawa Erica kedalam pelukannya.

''Mengapa wajahmu terlihat murung, sayang'' jemari lentik Madame jane mengusap pipi Erica lembut.

Erica mencoba tersenyum, meski gerakan ringan itu terasa sangat sulit dilakukan karena ia sudah kehilangan senyum aslinya sejak pertama kali menginjak tempat ini.

''Aku sedikit tidak enak badan, madame. Tapi kurasa itu tak akan mengganggu.'' jawab Erica akhirnya

''Setelah pekerjaan ini selesai, kau harus pergi ke rumah sakit bersama Jonas dan aku tak ingin kau menolaknya lagi, Rosse.''

Setelah mengobrol beberapa saat dengan Madame Jane, Erica akhirnya dibawa ke lantai dua untuk menemui klien penting yang sudah menunggu di ruangan VVIP.

Meski langkah Erica terlihat tegas saat berjalan dan tampak sengaja meliuk-liukkan tubuhnya ke arah setiap mata yang sedang menatapnya, tapi raut lelah itu tidak bisa disembunyikan dari sorot matanya. Ini adalah pekerjaan yang membuatnya muak setengah mati, bahkan setiap pulang dari bar ini, Erica tak pernah melewatkan sesi muntahnya.

Jika operasi Elea kali ini berjalan dengan baik, Erica ingin segera meninggalkan pekerjaan kotor ini.

Pintu ruangan itu dibuka perlahan dan Erica mulai melangkah masuk ke dalam. Aroma parfum sandal wood langsung menyeruak memenuhi ruangan. Mata Erica menatap ke arah pria yang tengah duduk di sofa sambil menyesap rokok.

Wajahnya tidak terlihat begitu jelas, karena pencahayaan ruang yang sedikit minim, tapi dari postur tubuh pria itu yang terlihat tegap dan kekar, Erica bisa menebak usia pria itu cukup muda, dan detik itu juga Erica sedikit bersyukur karena tamu yang akan ia layani malam ini adalah pria muda. Meski nanti saat melayaninya, kemungkinan besar Erica pasti kewalahan, mengingat jiwa muda terkadang sangat bergairah.

Tapi bukankah lebih baik menghabiskan malam terakhirnya melayani pria muda beraroma kayu cendana itu daripada dengan tua bangka lainnya.

Erica menghela napas panjang, setelah mengubah raut wajah muaknya menjadi topeng gadis manja dan manis, ia akhirnya melangkah perlahan.

"Tuan Adam..." suara Erica tertahan di kerongkongan saat ia menatap ke arah pria yang tengah duduk itu. Mata mereka bertemu, dan sepersekian detik, Erica merasa tubuhnya membeku. Wajah manis yang semula ia tunjukkan perlahan memudar dan digantikan dengan raut terkejut.

Erica hampir tak percaya dengan apa yang ia lihat. Pria yang selama ini coba ia kubur dalam hatinya sekarang menampakkan diri di depannya. Seharusnya pria itu tidak ada di sini, bukankah kabar terakhir yang Erica dengar pria itu sedang melanjutkan studinya ke Inggris dan menjalankan sebuah perusahaan di sana? Ini tidak benar, ini semacam ilusi gila yang mengguncangnya.

Adam yang melihat reaksi terkejut wanita di depannya mengangkat sebelah sudut bibirnya, membentuk seringai sinis yang mengerikan.

Dengan suara rendah yang menekan, Adam akhirnya buka suara. "Lama tidak bertemu, Erica. Kenapa kau sangat terkejut?”

Erica masih berdiri membeku di tempat, napasnya tercekat, dan jantungnya berdetak sangat kencang. Bukankah seharusnya ia berlari dari pria mengerikan itu sekarang juga? Tapi tubuhnya sama sekali tak bergerak, seolah stiletto-nya menyatu dengan lantai ruangan itu.

Adam kembali menyeringai dengan cara yang sangat tidak pantas. "Bagaimana kabarmu, Nyonya Leanor?"

“Aku harap desahanmu masih sama seperti dulu."

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 6

    Adam baru saja keluar dari kantornya dan kini berada di dalam mobil, dengan Sebastian yang setia duduk di kursi kemudi. Gila kerja adalah julukan yang sudah mendarah daging dalam diri Adam Kingsley. Sejak kepergian Erica, hidupnya hanya dihabiskan untuk bekerja—seperti mesin tanpa jiwa. Tapi jika harus bekerja hingga tengah malam? Itu sudah masuk dalam kategori kegilaan yang tak tertoleransi. Bahkan sekarang waktu sudah menunjukan dini hari. Adam menoleh ke arah Sebastian dengan nada datar. “Bagaimana kabar terbaru dari Leanor?” Dari helaan napas Sebastian yang berat, Adam langsung tahu bahwa berita yang akan ia dengar bukan kabar baik. “Nyonya Leanor pergi ke bar langganannya dan mabuk-mabukan bersama seorang gadis berambut pirang.” Adam mengusap wajahnya dengan frustasi sebelum mendesis, “Kenapa Leanor masih berteman dengan gadis aneh itu?” Adam menatap lurus ke depan, matanya tajam dan suaranya penuh sarkasme. “Kau tahu, Sebastian, namanya Lusy Smith. Campuran Rusia, da

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 5

    Enam tahun yang lalu Erica menatap Adam yang tengah memakai kembali pakaiannya. Seperti malam sebelumnya, pria itu juga menginap di kamar asrama Erica. Malam itu mungkin menjadi malam terakhir mereka, karena keesokan harinya Adam akan pergi ke Swiss untuk menemani ayahnya dalam perjalanan bisnis. Meski ini adalah tahun terakhir Adam di perguruan tinggi, tapi ayah Adam sangat berambisi untuk memberi teori-teori kepemimpinan kepada putranya—meski Erica tidak terlalu yakin dengan itu. Kepergian Adam seolah hanya siasat agar pria itu menjauh darinya—menjauh dari gadis beasiswa yang digosipkan sering menghabiskan malam dengan Adam. Sadar diperhatikan, Adam akhirnya membalikkan badan. Ia tersenyum saat melihat Erica menatapnya sambil berbaring dengan selimut menutupi tubuh telanjangnya. Itu adalah pemandangan paling seksi menurutnya. "Sayang, jangan menatapku seperti itu. Kau tidak akan mengambil risiko jika aku membatalkan keberangkatanku, kan?" ucap Adam dengan suara lembut.

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 4

    Pagi itu Adam bangun karena cahaya matahari menerobos melalui tirai dan mengganggu pandangannya. Setelah menggerak-gerakkan tubuh dan mengerjab beberapa kali, akhirnya Adam bisa membuka matanya dengan sempurna. Satu hal yang langsung terbesit dalam benaknya adalah Leanor Erica. Rahang Adam perlahan mengeras saat melihat ruangan itu sudah sepi, tidak ada tanda-tanda gadis bergaun ketat yang mendesah di atas tubuhnya tadi malam. Dan Adam benci setiap kali teman satu ranjangnya pergi sebelum ia bangun. Dimatanya itu seperti sebuah peghinaan. Adam meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang. Pada dering kedua, seorang wanita menyahut dari sana. “Nyonya Jane, tidak ku sangka pelayanan yang kau berikan sangat buruk. Aku membayar satu setengah juta dolar bukan untuk melihat ranjang di sebelahku kosong. Rosse kecilmu kabur sebelum aku membuka mata pagi ini.” Suara gugup Madame Jane terdengar dari sana. “Maaf, Tuan Adam. Jika itu mengecewakanmu, aku akan mengirim gadis terbaik ka

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 3

    Malam itu Erica melayani Adam, tapi ada yang berbeda dengan kliennya kali ini.Adam bermain dengan sangat kasar, ia bahkan memasuki Erica tanpa pemanasan atau pelumas, membuat Erica mengerang kesakitan sepanjang malam.Setelah berjam-jam dalam permainan panas, akhirnya Adam tumbang juga. Tubuhnya terkapar di sisi ranjang dengan selimut menutupi sebatas pinggang.Kesempatan itu digunakan Erica untuk melihat wajah pria itu lebih jelas, karena sejak pertama kali bertemu tadi ia bahkan belum bisa menatap Adam dengan benar.Wajahnya masih tampan dengan sudut rahang yang tegas, hanya ada beberapa perubahan seperti bulu-bulu halus di sekitar rahangnya dan jakun yang mulai terbentuk semakin seksi, menandakan bahwa pria itu sudah berubah lebih dewasa. Tapi di mata Erica, saat Adam memejamkan mata, ia masih mirip dengan pria yang selalu menemani kamar asramanya bertahun-tahun silam.Erica menghela napas panjang, berusaha menepis perasaan aneh itu. Bagaimanapun ia melihatnya, pria yang sedang be

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 2

    Suasana Ruangan VVIP yang semula tenang berubah menjadi tegang saat Adam mulai bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah Erica. Cahaya lampu kristal yang mewah memantul di lantai marmer, menciptakan kilauan yang kontras dengan ketegangan yang terasa di udara.“Sudah berapa tahun kita tidak bertemu Leonor?” tanyanya menggelegak tenggorokan. “Ah, enam tahun sekiranya sejak kau menghilang?”Setiap langkah Adam terasa ringan dan seakan bisa mencuri detak jantung Erica. Ia ingin kabur, melarikan diri dari tatapan intens Adam yang seakan menusuk jiwanya. Namun, tubuhnya terasa membeku, seolah terpaku di tempat.Aroma parfum mahal dan aroma anggur mahal memenuhi ruangan, tetapi Erica hanya mampu merasakan keringat dingin yang membasahi kulitnya. Ia merasa tercekik, sesak napas. Ketakutan yang amat sangat menguasai dirinya. Adam terus mendekat dan mempersempit jarak di antara mereka. Ia berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkannya dari situasi yang mencekam ini."Maukah kau men

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 1

    Leanor Erica tiba di depan club malam Diamond, tempat hiburan paling elit dan terkenal di New York, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Hari ini adalah jadwal mendadak yang diatur oleh Madame Jane untuknya. Meski Erica sudah meminta cuti sehari sebelumnya, pemilik rumah bordil berkedok bar elit itu masih terus memaksanya, atau yang lebih tepat membujuknya. "Klien yang akan kau temani malam ini, bukan pria biasa, Rosse. Ia pewaris sebuah perusahaan besar yang sekarang berkembang paling pesat di negara ini. Pria itu bahkan tak segan mengeluarkan setengah juta dolar sebagai uang muka dan satu juta lagi setelah kau selesai memuaskannya." "Kenapa ragu, Rosse'i? Kau bisa mengantongi setengahnya, dan tentu operasi Elea bisa segera dilakukan." Tentu, saat mendengar nama Elea disebut, hati Erica langsung menciut, hingga akhirnya ia menyetujui permintaan Madame Jane. Toh, ia sudah terbiasa menghabiskan satu malam dengan para pria hidung belang lainnya selama ini, jadi kenapa harus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status