Leonor Erica tidak pernah menyangka bahwa kehidupan dewasanya akan berakhir di sebuah rumah bordil paling mewah di New York. Ia harus menerima kenyataan bahwa pekerjaannya kini adalah sebatas memuaskan para petinggi yang datang ke tempat elit tersebut, ia bahkan rela mengubah namanya menjadi Rosse demi menekuni pekerjaan itu. Namun, pada suatu malam yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya, ia bertemu dengan tamu VVIP yang sangat dinantikan oleh Madam Jane, pemilik bar tempat Erica bekerja. Tamu yang harus ia temani malam itu adalah mantan kekasihnya, pria yang ia putuskan secara sepihak sehari sebelum kelulusan mereka dari bangku kuliah. Adam Kingsley, pria yang kini digadang-gadang sebagai pebisnis paling kaya di New York. Namun, pria itu langsung mengenalinya. “Kau masih sama..masih ahli dalam mendesah, Leanor.”
Lihat lebih banyakAdam baru saja keluar dari kantornya dan kini berada di dalam mobil, dengan Sebastian yang setia duduk di kursi kemudi. Gila kerja adalah julukan yang sudah mendarah daging dalam diri Adam Kingsley. Sejak kepergian Erica, hidupnya hanya dihabiskan untuk bekerja—seperti mesin tanpa jiwa. Tapi jika harus bekerja hingga tengah malam? Itu sudah masuk dalam kategori kegilaan yang tak tertoleransi. Bahkan sekarang waktu sudah menunjukan dini hari. Adam menoleh ke arah Sebastian dengan nada datar. “Bagaimana kabar terbaru dari Leanor?” Dari helaan napas Sebastian yang berat, Adam langsung tahu bahwa berita yang akan ia dengar bukan kabar baik. “Nyonya Leanor pergi ke bar langganannya dan mabuk-mabukan bersama seorang gadis berambut pirang.” Adam mengusap wajahnya dengan frustasi sebelum mendesis, “Kenapa Leanor masih berteman dengan gadis aneh itu?” Adam menatap lurus ke depan, matanya tajam dan suaranya penuh sarkasme. “Kau tahu, Sebastian, namanya Lusy Smith. Campuran Rusia, da
Enam tahun yang lalu Erica menatap Adam yang tengah memakai kembali pakaiannya. Seperti malam sebelumnya, pria itu juga menginap di kamar asrama Erica. Malam itu mungkin menjadi malam terakhir mereka, karena keesokan harinya Adam akan pergi ke Swiss untuk menemani ayahnya dalam perjalanan bisnis. Meski ini adalah tahun terakhir Adam di perguruan tinggi, tapi ayah Adam sangat berambisi untuk memberi teori-teori kepemimpinan kepada putranya—meski Erica tidak terlalu yakin dengan itu. Kepergian Adam seolah hanya siasat agar pria itu menjauh darinya—menjauh dari gadis beasiswa yang digosipkan sering menghabiskan malam dengan Adam. Sadar diperhatikan, Adam akhirnya membalikkan badan. Ia tersenyum saat melihat Erica menatapnya sambil berbaring dengan selimut menutupi tubuh telanjangnya. Itu adalah pemandangan paling seksi menurutnya. "Sayang, jangan menatapku seperti itu. Kau tidak akan mengambil risiko jika aku membatalkan keberangkatanku, kan?" ucap Adam dengan suara lembut.
Pagi itu Adam bangun karena cahaya matahari menerobos melalui tirai dan mengganggu pandangannya. Setelah menggerak-gerakkan tubuh dan mengerjab beberapa kali, akhirnya Adam bisa membuka matanya dengan sempurna. Satu hal yang langsung terbesit dalam benaknya adalah Leanor Erica. Rahang Adam perlahan mengeras saat melihat ruangan itu sudah sepi, tidak ada tanda-tanda gadis bergaun ketat yang mendesah di atas tubuhnya tadi malam. Dan Adam benci setiap kali teman satu ranjangnya pergi sebelum ia bangun. Dimatanya itu seperti sebuah peghinaan. Adam meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang. Pada dering kedua, seorang wanita menyahut dari sana. “Nyonya Jane, tidak ku sangka pelayanan yang kau berikan sangat buruk. Aku membayar satu setengah juta dolar bukan untuk melihat ranjang di sebelahku kosong. Rosse kecilmu kabur sebelum aku membuka mata pagi ini.” Suara gugup Madame Jane terdengar dari sana. “Maaf, Tuan Adam. Jika itu mengecewakanmu, aku akan mengirim gadis terbaik ka
Malam itu Erica melayani Adam, tapi ada yang berbeda dengan kliennya kali ini.Adam bermain dengan sangat kasar, ia bahkan memasuki Erica tanpa pemanasan atau pelumas, membuat Erica mengerang kesakitan sepanjang malam.Setelah berjam-jam dalam permainan panas, akhirnya Adam tumbang juga. Tubuhnya terkapar di sisi ranjang dengan selimut menutupi sebatas pinggang.Kesempatan itu digunakan Erica untuk melihat wajah pria itu lebih jelas, karena sejak pertama kali bertemu tadi ia bahkan belum bisa menatap Adam dengan benar.Wajahnya masih tampan dengan sudut rahang yang tegas, hanya ada beberapa perubahan seperti bulu-bulu halus di sekitar rahangnya dan jakun yang mulai terbentuk semakin seksi, menandakan bahwa pria itu sudah berubah lebih dewasa. Tapi di mata Erica, saat Adam memejamkan mata, ia masih mirip dengan pria yang selalu menemani kamar asramanya bertahun-tahun silam.Erica menghela napas panjang, berusaha menepis perasaan aneh itu. Bagaimanapun ia melihatnya, pria yang sedang be
Suasana Ruangan VVIP yang semula tenang berubah menjadi tegang saat Adam mulai bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah Erica. Cahaya lampu kristal yang mewah memantul di lantai marmer, menciptakan kilauan yang kontras dengan ketegangan yang terasa di udara.“Sudah berapa tahun kita tidak bertemu Leonor?” tanyanya menggelegak tenggorokan. “Ah, enam tahun sekiranya sejak kau menghilang?”Setiap langkah Adam terasa ringan dan seakan bisa mencuri detak jantung Erica. Ia ingin kabur, melarikan diri dari tatapan intens Adam yang seakan menusuk jiwanya. Namun, tubuhnya terasa membeku, seolah terpaku di tempat.Aroma parfum mahal dan aroma anggur mahal memenuhi ruangan, tetapi Erica hanya mampu merasakan keringat dingin yang membasahi kulitnya. Ia merasa tercekik, sesak napas. Ketakutan yang amat sangat menguasai dirinya. Adam terus mendekat dan mempersempit jarak di antara mereka. Ia berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkannya dari situasi yang mencekam ini."Maukah kau men
Leanor Erica tiba di depan club malam Diamond, tempat hiburan paling elit dan terkenal di New York, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Hari ini adalah jadwal mendadak yang diatur oleh Madame Jane untuknya. Meski Erica sudah meminta cuti sehari sebelumnya, pemilik rumah bordil berkedok bar elit itu masih terus memaksanya, atau yang lebih tepat membujuknya. "Klien yang akan kau temani malam ini, bukan pria biasa, Rosse. Ia pewaris sebuah perusahaan besar yang sekarang berkembang paling pesat di negara ini. Pria itu bahkan tak segan mengeluarkan setengah juta dolar sebagai uang muka dan satu juta lagi setelah kau selesai memuaskannya." "Kenapa ragu, Rosse'i? Kau bisa mengantongi setengahnya, dan tentu operasi Elea bisa segera dilakukan." Tentu, saat mendengar nama Elea disebut, hati Erica langsung menciut, hingga akhirnya ia menyetujui permintaan Madame Jane. Toh, ia sudah terbiasa menghabiskan satu malam dengan para pria hidung belang lainnya selama ini, jadi kenapa harus
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen