Share

Bab 4

last update Last Updated: 2025-08-03 22:52:31

Pagi itu Adam bangun karena cahaya matahari menerobos melalui tirai dan mengganggu pandangannya. Setelah menggerak-gerakkan tubuh dan mengerjab beberapa kali, akhirnya Adam bisa membuka matanya dengan sempurna. Satu hal yang langsung terbesit dalam benaknya adalah Leanor Erica.

Rahang Adam perlahan mengeras saat melihat ruangan itu sudah sepi, tidak ada tanda-tanda gadis bergaun ketat yang mendesah di atas tubuhnya tadi malam.

Dan Adam benci setiap kali teman satu ranjangnya pergi sebelum ia bangun. Dimatanya itu seperti sebuah peghinaan.

Adam meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang. Pada dering kedua, seorang wanita menyahut dari sana.

“Nyonya Jane, tidak ku sangka pelayanan yang kau berikan sangat buruk. Aku membayar satu setengah juta dolar bukan untuk melihat ranjang di sebelahku kosong. Rosse kecilmu kabur sebelum aku membuka mata pagi ini.”

Suara gugup Madame Jane terdengar dari sana. “Maaf, Tuan Adam. Jika itu mengecewakanmu, aku akan mengirim gadis terbaik kami untuk memuaskanmu malam ini, Anda tidak perlu membayar kali ini ”

“Tidak perlu,” sergah Adam cepat. “Aku ingin Rosse datang ke tempatku siang ini. Gadis itu harus meminta maaf secara langsung.”

Adam mendengar suara hela napas berat pemilik bar itu, diikuti umpatannya dalam bahasa Rusia.

“Tapi sepertinya itu tidak akan terjadi, Tuan. Rosse kabur setelah mengosongkan apartemennya dan anak buahku tak bisa melacaknya”

Wajah Adam mengeras menahan gejolak amarah.

“Buggh!”

Ponsel bernilai puluhan juta itu Adam lempar begitu saja dan berakhir menghantam dinding kaca.

Namun tak lama, sudut bibir Adam terangkat, membentuk seringai iblis yang mengerikan " Leanor, kau tidak akan bisa lolos kali ini, rubah kecil.”

.

.

Erica baru saja mengunjungi Elea di bangsal rumah sakit. Gadis kecil itu sedang tidur setelah perawat memberikan obatnya tadi siang.

Tentu Elea kelelahan setelah mengoceh panjang lebar didepan Erica, banyak yang gadis kecil itu ceritakan, tentang ia tak sabar bermain ditaman bersama teman-temannya setelah keluar dari rumah sakit atau celoteh ringan tentang ia mulai merindukan bibi Lusy-nya yang cerewet yang akhir-akhir ini tak pernah datang mengunjunginya lagi.

Dan itu melegakan saat melihat kondisi Elea cukup baik.

Taman rumah sakit adalah pilihan Erica untuk menghabiskan sisa harinya. Sebenarnya banyak pekerjaan yang menunggu di flat barunya. Setelah buru-buru pindah dari apartemennya pagi itu, gadis itu bahkan belum sempat merapikan barang-barangnya. Tapi sepertinya ia tidak akan melakukan apa pun hari ini. Tubuhnya lelah dan pikirannya kacau.

Padahal ada berita baik hari ini. Dokter yang menangani Elea mengatakan mereka baru saja menemukan pendonor yang tepat, dan setelah menyelesaikan semua prosedur, Elea mungkin bisa dioperasi minggu depan.

''Bagus,nyonya Erica. Kami baru saja menemukan donor yang tepat untuk Elea. Minggu depan mungkin kita sudah bisa menjadwalkan operasinya'.' ucap dokter Elea saat ia menemuinya diruangannya

Tapi entah mengapa hatinya sangat muram hari ini. Apa karena pertemuannya dengan pecundang Kingsley itu?

Lama larut dalam pikirannya, Erica bahkan tidak menyadari sejak tadi ponselnya terus berdering. Kebanyakan pesan dan telepon datang dari Madame Jane. Tentu pemilik bar itu marah besar karena Erica pergi begitu saja. Sepertinya Erica harus mengganti kartunya sebelum wanita paruh baya itu bisa melacak lokasi nya.

Sepulang dari rumah sakit, Erica berencana pergi ke toko bunga dekat taman. Sudah lama ia ingin membeli bunga mawar putih dan lilin aroma lavender untuk Elea. Ia tahu, Elea akan senang jika ruangan kecilnya di rumah sakit terasa lebih hangat dan nyaman. Lagipula, itu satu-satunya hal yang bisa Erica lakukan sekarang, selain berdoa agar operasi itu berjalan lancar.

Tak lama bibir Erica melengkung membentuk senyuman kecil, tatkala melihat pesan yang dikirim Lusy, sahabatnya

"Untuk merayakan kebebasanmu, maukah kau mentraktir aku makan malam, manis?"

Erica membalas cepat, “Oke, sayang.”

.

.

Adam sedang berada di kursi kerjanya siang itu, wajahnya masam setelah beberapa saat yang lalu memarahi sekretarisnya yang tak becus.

Sepertinya bukan wanita malang itu saja yang menjadi korban amukan Adam. Setiap manusia yang berurusan dengannya hari ini akan menemukan nerakanya dalam bentuk Adam.

Map di dilempar ke lantai, laporan diperintahkan disusun ulang dan semua catatan kegiatannya yanh disusun asistennya berantakan. Sepertinya suasana hati Adam benar-benar kacau hari ini. Andai saja kegilaan ini tidak juga berhenti, kemungkinan besar pria itu juga akan membakar gedung Kingsley Corp

Untunglah Sebastian muncul tepat waktu. Ia datang membawa berkas berisi laporan tentang Leanor Erica, pelaku utama dari kekacauan Adam saat ini

“Tuan, Nyonya Leanor pindah ke sebuah flat sempit di pinggir kota. Setelah itu ia pergi ke rumah sakit untuk mengunjungi seorang gadis kecil.”

Alis tebal Adam terangkat sebelah. “Gadis kecil?”

Sebastian mengangguk. “Setelah mencari tahu lebih jauh, kami mengetahui gadis kecil itu adalah putri Nyonya Leanor.”

Wajah Adam mengeras, menahan gejolak emosi. Setelah diam beberapa saat Adam kembali berbicara.

“Berapa usianya?”

Pertanyaan itu meluncur pelan, nyaris seperti bisikan yang nyaring di ruangan hening itu. Napasnya tertahan. Pikirannya mendadak liar, mencoba menghitung mundur. Ia tak siap mendengar jawaban Sebastian, tapi jauh didalam hati dinginnya Adam masih berharap satu hal.

Karena Erica meninggalkannya enam tahun yang lalu. Jika gadis kecil itu berusia lima sampai enam tahun, kemungkinan besar gadis kecil itu adalah miliknya.

Seperti bisa membaca pikiran Adam, Sebastian kembali berbicara "sepertinya gadis kecil itu bukan anak tuan bersama nyonya Leanor, kami sudah memeriksa data rumah sakit dan akta kelahirannya, putri nyonya Leanor baru berusia empat tahun bulan depan."

Tangan Adam mengepal di atas pangkuannya. Adam jadi mengerti apa alasan Leanor pergi meninggalkannya, tentu seperti gosip yang beredar saat itu, Erica mengkhiantinya.

"Jelaskan kondisi gadis kecil itu," ucap Adam dengan suara rendah.

"Namanya Elea, ia sudah dirawat selama tiga bulan di rumah sakit, gadis kecil itu didiagnosis kelainan jantung bawaan lahir, tapi dokter baru saja menemukan donor yang tepat, kemungkinan besar operasi akan dijadwalkan minggu depan."

Jari Adam mengetuk sisi meja, ia mengerti mengapa seorang Leanor Erica, gadis genius dengan prinsip hidup yang luar biasa itu berakhir di rumah bordil. Sebuah Seringai kecil muncul di sudut bibir Adam saat menatap lurus kearah Sebastian. "Batalkan operasi itu, buat keluarga pendonor menarik kesepakatan mereka, jika perlu, suap mereka dengan uang yang banyak."

''Aku mau melihat Leanor Erica berlutut dibawah kakiku.''

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 6

    Adam baru saja keluar dari kantornya dan kini berada di dalam mobil, dengan Sebastian yang setia duduk di kursi kemudi. Gila kerja adalah julukan yang sudah mendarah daging dalam diri Adam Kingsley. Sejak kepergian Erica, hidupnya hanya dihabiskan untuk bekerja—seperti mesin tanpa jiwa. Tapi jika harus bekerja hingga tengah malam? Itu sudah masuk dalam kategori kegilaan yang tak tertoleransi. Bahkan sekarang waktu sudah menunjukan dini hari. Adam menoleh ke arah Sebastian dengan nada datar. “Bagaimana kabar terbaru dari Leanor?” Dari helaan napas Sebastian yang berat, Adam langsung tahu bahwa berita yang akan ia dengar bukan kabar baik. “Nyonya Leanor pergi ke bar langganannya dan mabuk-mabukan bersama seorang gadis berambut pirang.” Adam mengusap wajahnya dengan frustasi sebelum mendesis, “Kenapa Leanor masih berteman dengan gadis aneh itu?” Adam menatap lurus ke depan, matanya tajam dan suaranya penuh sarkasme. “Kau tahu, Sebastian, namanya Lusy Smith. Campuran Rusia, da

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 5

    Enam tahun yang lalu Erica menatap Adam yang tengah memakai kembali pakaiannya. Seperti malam sebelumnya, pria itu juga menginap di kamar asrama Erica. Malam itu mungkin menjadi malam terakhir mereka, karena keesokan harinya Adam akan pergi ke Swiss untuk menemani ayahnya dalam perjalanan bisnis. Meski ini adalah tahun terakhir Adam di perguruan tinggi, tapi ayah Adam sangat berambisi untuk memberi teori-teori kepemimpinan kepada putranya—meski Erica tidak terlalu yakin dengan itu. Kepergian Adam seolah hanya siasat agar pria itu menjauh darinya—menjauh dari gadis beasiswa yang digosipkan sering menghabiskan malam dengan Adam. Sadar diperhatikan, Adam akhirnya membalikkan badan. Ia tersenyum saat melihat Erica menatapnya sambil berbaring dengan selimut menutupi tubuh telanjangnya. Itu adalah pemandangan paling seksi menurutnya. "Sayang, jangan menatapku seperti itu. Kau tidak akan mengambil risiko jika aku membatalkan keberangkatanku, kan?" ucap Adam dengan suara lembut.

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 4

    Pagi itu Adam bangun karena cahaya matahari menerobos melalui tirai dan mengganggu pandangannya. Setelah menggerak-gerakkan tubuh dan mengerjab beberapa kali, akhirnya Adam bisa membuka matanya dengan sempurna. Satu hal yang langsung terbesit dalam benaknya adalah Leanor Erica. Rahang Adam perlahan mengeras saat melihat ruangan itu sudah sepi, tidak ada tanda-tanda gadis bergaun ketat yang mendesah di atas tubuhnya tadi malam. Dan Adam benci setiap kali teman satu ranjangnya pergi sebelum ia bangun. Dimatanya itu seperti sebuah peghinaan. Adam meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang. Pada dering kedua, seorang wanita menyahut dari sana. “Nyonya Jane, tidak ku sangka pelayanan yang kau berikan sangat buruk. Aku membayar satu setengah juta dolar bukan untuk melihat ranjang di sebelahku kosong. Rosse kecilmu kabur sebelum aku membuka mata pagi ini.” Suara gugup Madame Jane terdengar dari sana. “Maaf, Tuan Adam. Jika itu mengecewakanmu, aku akan mengirim gadis terbaik ka

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 3

    Malam itu Erica melayani Adam, tapi ada yang berbeda dengan kliennya kali ini.Adam bermain dengan sangat kasar, ia bahkan memasuki Erica tanpa pemanasan atau pelumas, membuat Erica mengerang kesakitan sepanjang malam.Setelah berjam-jam dalam permainan panas, akhirnya Adam tumbang juga. Tubuhnya terkapar di sisi ranjang dengan selimut menutupi sebatas pinggang.Kesempatan itu digunakan Erica untuk melihat wajah pria itu lebih jelas, karena sejak pertama kali bertemu tadi ia bahkan belum bisa menatap Adam dengan benar.Wajahnya masih tampan dengan sudut rahang yang tegas, hanya ada beberapa perubahan seperti bulu-bulu halus di sekitar rahangnya dan jakun yang mulai terbentuk semakin seksi, menandakan bahwa pria itu sudah berubah lebih dewasa. Tapi di mata Erica, saat Adam memejamkan mata, ia masih mirip dengan pria yang selalu menemani kamar asramanya bertahun-tahun silam.Erica menghela napas panjang, berusaha menepis perasaan aneh itu. Bagaimanapun ia melihatnya, pria yang sedang be

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 2

    Suasana Ruangan VVIP yang semula tenang berubah menjadi tegang saat Adam mulai bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah Erica. Cahaya lampu kristal yang mewah memantul di lantai marmer, menciptakan kilauan yang kontras dengan ketegangan yang terasa di udara.“Sudah berapa tahun kita tidak bertemu Leonor?” tanyanya menggelegak tenggorokan. “Ah, enam tahun sekiranya sejak kau menghilang?”Setiap langkah Adam terasa ringan dan seakan bisa mencuri detak jantung Erica. Ia ingin kabur, melarikan diri dari tatapan intens Adam yang seakan menusuk jiwanya. Namun, tubuhnya terasa membeku, seolah terpaku di tempat.Aroma parfum mahal dan aroma anggur mahal memenuhi ruangan, tetapi Erica hanya mampu merasakan keringat dingin yang membasahi kulitnya. Ia merasa tercekik, sesak napas. Ketakutan yang amat sangat menguasai dirinya. Adam terus mendekat dan mempersempit jarak di antara mereka. Ia berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkannya dari situasi yang mencekam ini."Maukah kau men

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 1

    Leanor Erica tiba di depan club malam Diamond, tempat hiburan paling elit dan terkenal di New York, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Hari ini adalah jadwal mendadak yang diatur oleh Madame Jane untuknya. Meski Erica sudah meminta cuti sehari sebelumnya, pemilik rumah bordil berkedok bar elit itu masih terus memaksanya, atau yang lebih tepat membujuknya. "Klien yang akan kau temani malam ini, bukan pria biasa, Rosse. Ia pewaris sebuah perusahaan besar yang sekarang berkembang paling pesat di negara ini. Pria itu bahkan tak segan mengeluarkan setengah juta dolar sebagai uang muka dan satu juta lagi setelah kau selesai memuaskannya." "Kenapa ragu, Rosse'i? Kau bisa mengantongi setengahnya, dan tentu operasi Elea bisa segera dilakukan." Tentu, saat mendengar nama Elea disebut, hati Erica langsung menciut, hingga akhirnya ia menyetujui permintaan Madame Jane. Toh, ia sudah terbiasa menghabiskan satu malam dengan para pria hidung belang lainnya selama ini, jadi kenapa harus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status