Share

Bab 5

last update Last Updated: 2025-08-04 00:47:04

Enam tahun yang lalu

Erica menatap Adam yang tengah memakai kembali pakaiannya. Seperti malam sebelumnya, pria itu juga menginap di kamar asrama Erica.

Malam itu mungkin menjadi malam terakhir mereka, karena keesokan harinya Adam akan pergi ke Swiss untuk menemani ayahnya dalam perjalanan bisnis.

Meski ini adalah tahun terakhir Adam di perguruan tinggi, tapi ayah Adam sangat berambisi untuk memberi teori-teori kepemimpinan kepada putranya—meski Erica tidak terlalu yakin dengan itu.

Kepergian Adam seolah hanya siasat agar pria itu menjauh darinya—menjauh dari gadis beasiswa yang digosipkan sering menghabiskan malam dengan Adam.

Sadar diperhatikan, Adam akhirnya membalikkan badan. Ia tersenyum saat melihat Erica menatapnya sambil berbaring dengan selimut menutupi tubuh telanjangnya. Itu adalah pemandangan paling seksi menurutnya.

"Sayang, jangan menatapku seperti itu. Kau tidak akan mengambil risiko jika aku membatalkan keberangkatanku, kan?" ucap Adam dengan suara lembut.

Erica tersenyum kecil, membuat matanya menyipit dan tulang pipinya menonjol. Gadis itu benar-benar manis saat begitu.

"Kalau begitu, mari kita batalkan saja, Tuan Adam yang terhormat," jawab Erica, lengkap dengan kerlingan nakalnya.

Adam melompat kembali ke atas ranjang bahkan sebelum kemejanya terpasang sempurna.

"Umphh..."

Erica kembali tidur terlentang saat Adam menciumnya dengan liar.

Gadis itu ingin mendorong tubuh Adam, tapi perbedaan ukuran tubuh membuat Erica harus menerima 'hukumannya' secara sukarela.

Setelah puas dan hampir membuat Erica kehabisan napas, Adam akhirnya melepaskan ciumannya.

"Jangan menggodaku lagi, rubah kecil," ucap Adam sambil mengecup pipi, telinga dan leher Erica.

Hal itu hanya dibalas Erica dengan kekehan kecil.

Adam bangkit dan kembali merapikan pakaiannya.

"Sayang, aku hanya pergi selama satu minggu. Pastikan kau menjawab teleponku pada dering pertama. Dan saat aku kembali, aku akan memastikan kau tidak bisa turun dari ranjang." goda adam dengan senyuman khasnya

Erica mengedikkan bahu.

"Aku menantikannya, Adam."

"Deal. Aku pergi, Leanor."

Setelah pintu asrama Erica tertutup,kini tinggal ia bersama keheningan yang menyesakkan.

Tak lama, ponsel di atas meja berdering. Erica meraihnya, dan saat melihat pesan yang baru masuk, hatinya terasa teriris.

"Kuharap kau tidak berubah pikiran,Erica."

Erica membenamkan wajahnya ke dalam bantal dan menangis sejadi-jadinya.

.

.

"Erica... Erica!"

Lusy Smith mengguncang tubuh Erica beberapa kali hingga akhirnya kesadaran gadis itu kembali.

Erica menoleh dan tersenyum saat melihat kehadiran Lusy. Gadis berambut pirang itu memang mengabarinya bahwa ia akan datang terlambat, tapi Erica tak menyangka waktu tunggunya justru dihabiskan untuk melamun. Ya, pikirannya kembali melayang pada kenangan sialan bersama pria bernama Adam Kingsley.

Lusy duduk di kursi sebelah Erica. Mereka memang sering nongkrong di tempat itu—bar kecil dengan harga yang terjangkau, jauh dari kesan mewah, tapi cukup nyaman untuk mengobrol panjang.

"Apa yang kau pikirkan, Erica?" tanya Lusy sambil melepaskan mantelnya.

Erica mengedikkan bahu. "Banyak," jawabnya singkat.

Lusy menghela napas panjang. "Berhenti berpikir terlalu berat, Erica. Kau sudah berhenti dari pekerjaanmu yang memuakkan itu. Kau juga dapat uang untuk operasi Elea. Jadi... tidak ada yang perlu kau cemaskan lagi."

Setelah berteman hampir sepuluh tahun, Lusy adalah satu-satunya orang yang tetap setia di sisi Erica. Ia tahu semua luka, rahasia, dan beban hidup sahabatnya. Bahkan, Lusy adalah satu-satunya orang yang benar-benar memahami keadaan Erica tanpa pernah menghakiminya.

Erica hanya terdiam beberapa saat sebelum akhirnya menoleh ke arah Lusy lagi, sorot matanya suram.

"Mau tahu siapa pria terakhir yang kulayani semalam?" tanyanya pelan.

Lusy tampak bingung. Selama ini, topik tentang pekerjaan "gelap" Erica adalah satu-satunya hal yang mereka hindari untuk dibahas. Tapi melihat kegundahan di wajah sahabatnya malam itu, Lusy hanya mengangguk pelan.

"Adam Kingsley," desah Erica. Suaranya berat, seolah nama itu adalah beban dua ton yang menyesakkan lidahnya.

Lusy tampak syok. Matanya membelalak dan jika itu dibiarkan lebih lama bisa-bisa bola matanya benar-benar melompat dari tempatnya.

Jika saja Erica mengatakan pria yang ia layani semalam adalah pria tua bangka dengan perut buncit dan bau alkohol, mungkin Lusy masih bisa menerima kenyataan itu. Meski ia tahu klien Erica adalah pria-pria berkelas, tetap saja... Adam Kingsley tidak pernah masuk dalam daftar kemungkinan, bahkan di skenario paling gila sekalipun.

Selama enam tahun, Erica selalu menghindari bajingan itu. Lusy tahu betapa keras sahabatnya berusaha menyingkirkan nama Adam dari hidupnya. Namun sekarang?

Sekarang mereka bertemu kembali dalam ranjang yang sama.

Ini gila. Benar-benar gila.

Kali ini, Lusy seolah tertular kegilaan Leanor Erica. Bahkan, ia terlihat jauh lebih tertekan dari biasanya.

Meraih satu botol bir murahan di atas meja, Lusy menenggaknya hingga isinya tandas. Tanpa jeda, ia meraih botol kedua dan mengangkatnya tinggi-tinggi ke udara.

"Mari bersulang untuk kebebasan Erica! Dan semoga saja Adam mendekam di neraka paling buruk!" serunya lantang dan penuh emosi.

Erica tertawa geli, tapi tetap mengangkat botolnya, ikut larut dalam kegilaan malam itu.

"Ya! Semoga dia terbakar bersama harta sialannya itu!" timpalnya dengan semangat yang tak kalah panas.

Keduanya pun terkikik bersama, seperti dua gadis yang tengah mencoba menertawakan nasib buruk mereka, cara murahan yang entah mengapa selalu berhasil.

Lusy menatap lagi ke arah Erica "tapi aku punya firasat buruk tentang kemunculan Adam, apa tidak sebaiknya kau menceritakan kejadian sebenarnya, kalau enam tahun yang lalu—"

Erica memotong cepat "Tidak, Lusy. Semua yang berhubungan dengannya selalu membahayakanku. Kau tahu satu-satunya jalan adalah menghindarinya, bukan?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 6

    Adam baru saja keluar dari kantornya dan kini berada di dalam mobil, dengan Sebastian yang setia duduk di kursi kemudi. Gila kerja adalah julukan yang sudah mendarah daging dalam diri Adam Kingsley. Sejak kepergian Erica, hidupnya hanya dihabiskan untuk bekerja—seperti mesin tanpa jiwa. Tapi jika harus bekerja hingga tengah malam? Itu sudah masuk dalam kategori kegilaan yang tak tertoleransi. Bahkan sekarang waktu sudah menunjukan dini hari. Adam menoleh ke arah Sebastian dengan nada datar. “Bagaimana kabar terbaru dari Leanor?” Dari helaan napas Sebastian yang berat, Adam langsung tahu bahwa berita yang akan ia dengar bukan kabar baik. “Nyonya Leanor pergi ke bar langganannya dan mabuk-mabukan bersama seorang gadis berambut pirang.” Adam mengusap wajahnya dengan frustasi sebelum mendesis, “Kenapa Leanor masih berteman dengan gadis aneh itu?” Adam menatap lurus ke depan, matanya tajam dan suaranya penuh sarkasme. “Kau tahu, Sebastian, namanya Lusy Smith. Campuran Rusia, da

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 5

    Enam tahun yang lalu Erica menatap Adam yang tengah memakai kembali pakaiannya. Seperti malam sebelumnya, pria itu juga menginap di kamar asrama Erica. Malam itu mungkin menjadi malam terakhir mereka, karena keesokan harinya Adam akan pergi ke Swiss untuk menemani ayahnya dalam perjalanan bisnis. Meski ini adalah tahun terakhir Adam di perguruan tinggi, tapi ayah Adam sangat berambisi untuk memberi teori-teori kepemimpinan kepada putranya—meski Erica tidak terlalu yakin dengan itu. Kepergian Adam seolah hanya siasat agar pria itu menjauh darinya—menjauh dari gadis beasiswa yang digosipkan sering menghabiskan malam dengan Adam. Sadar diperhatikan, Adam akhirnya membalikkan badan. Ia tersenyum saat melihat Erica menatapnya sambil berbaring dengan selimut menutupi tubuh telanjangnya. Itu adalah pemandangan paling seksi menurutnya. "Sayang, jangan menatapku seperti itu. Kau tidak akan mengambil risiko jika aku membatalkan keberangkatanku, kan?" ucap Adam dengan suara lembut.

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 4

    Pagi itu Adam bangun karena cahaya matahari menerobos melalui tirai dan mengganggu pandangannya. Setelah menggerak-gerakkan tubuh dan mengerjab beberapa kali, akhirnya Adam bisa membuka matanya dengan sempurna. Satu hal yang langsung terbesit dalam benaknya adalah Leanor Erica. Rahang Adam perlahan mengeras saat melihat ruangan itu sudah sepi, tidak ada tanda-tanda gadis bergaun ketat yang mendesah di atas tubuhnya tadi malam. Dan Adam benci setiap kali teman satu ranjangnya pergi sebelum ia bangun. Dimatanya itu seperti sebuah peghinaan. Adam meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang. Pada dering kedua, seorang wanita menyahut dari sana. “Nyonya Jane, tidak ku sangka pelayanan yang kau berikan sangat buruk. Aku membayar satu setengah juta dolar bukan untuk melihat ranjang di sebelahku kosong. Rosse kecilmu kabur sebelum aku membuka mata pagi ini.” Suara gugup Madame Jane terdengar dari sana. “Maaf, Tuan Adam. Jika itu mengecewakanmu, aku akan mengirim gadis terbaik ka

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 3

    Malam itu Erica melayani Adam, tapi ada yang berbeda dengan kliennya kali ini.Adam bermain dengan sangat kasar, ia bahkan memasuki Erica tanpa pemanasan atau pelumas, membuat Erica mengerang kesakitan sepanjang malam.Setelah berjam-jam dalam permainan panas, akhirnya Adam tumbang juga. Tubuhnya terkapar di sisi ranjang dengan selimut menutupi sebatas pinggang.Kesempatan itu digunakan Erica untuk melihat wajah pria itu lebih jelas, karena sejak pertama kali bertemu tadi ia bahkan belum bisa menatap Adam dengan benar.Wajahnya masih tampan dengan sudut rahang yang tegas, hanya ada beberapa perubahan seperti bulu-bulu halus di sekitar rahangnya dan jakun yang mulai terbentuk semakin seksi, menandakan bahwa pria itu sudah berubah lebih dewasa. Tapi di mata Erica, saat Adam memejamkan mata, ia masih mirip dengan pria yang selalu menemani kamar asramanya bertahun-tahun silam.Erica menghela napas panjang, berusaha menepis perasaan aneh itu. Bagaimanapun ia melihatnya, pria yang sedang be

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 2

    Suasana Ruangan VVIP yang semula tenang berubah menjadi tegang saat Adam mulai bangkit dari duduknya dan berjalan perlahan ke arah Erica. Cahaya lampu kristal yang mewah memantul di lantai marmer, menciptakan kilauan yang kontras dengan ketegangan yang terasa di udara.“Sudah berapa tahun kita tidak bertemu Leonor?” tanyanya menggelegak tenggorokan. “Ah, enam tahun sekiranya sejak kau menghilang?”Setiap langkah Adam terasa ringan dan seakan bisa mencuri detak jantung Erica. Ia ingin kabur, melarikan diri dari tatapan intens Adam yang seakan menusuk jiwanya. Namun, tubuhnya terasa membeku, seolah terpaku di tempat.Aroma parfum mahal dan aroma anggur mahal memenuhi ruangan, tetapi Erica hanya mampu merasakan keringat dingin yang membasahi kulitnya. Ia merasa tercekik, sesak napas. Ketakutan yang amat sangat menguasai dirinya. Adam terus mendekat dan mempersempit jarak di antara mereka. Ia berharap ada keajaiban yang bisa menyelamatkannya dari situasi yang mencekam ini."Maukah kau men

  • Aku (bukan) Jalangmu   Bab 1

    Leanor Erica tiba di depan club malam Diamond, tempat hiburan paling elit dan terkenal di New York, waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Hari ini adalah jadwal mendadak yang diatur oleh Madame Jane untuknya. Meski Erica sudah meminta cuti sehari sebelumnya, pemilik rumah bordil berkedok bar elit itu masih terus memaksanya, atau yang lebih tepat membujuknya. "Klien yang akan kau temani malam ini, bukan pria biasa, Rosse. Ia pewaris sebuah perusahaan besar yang sekarang berkembang paling pesat di negara ini. Pria itu bahkan tak segan mengeluarkan setengah juta dolar sebagai uang muka dan satu juta lagi setelah kau selesai memuaskannya." "Kenapa ragu, Rosse'i? Kau bisa mengantongi setengahnya, dan tentu operasi Elea bisa segera dilakukan." Tentu, saat mendengar nama Elea disebut, hati Erica langsung menciut, hingga akhirnya ia menyetujui permintaan Madame Jane. Toh, ia sudah terbiasa menghabiskan satu malam dengan para pria hidung belang lainnya selama ini, jadi kenapa harus

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status